Kanan Dan Kiri Dalam Timbangan Aqidah (6)
يَوْمَئِذٍ
تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا
كِتَابِيَهْ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي
مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ
رَاضِيَةٍ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا
أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ
أُوتَ كِتَابِيَهْ وَلَمْ أَدْرِ مَا
حِسَابِيَهْ يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ مَا أَغْنَى عَنِّي
مَالِيَهْ هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ثُمَّ الْجَحِيمَ
صَلُّوهُ ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا
سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ إِنَّهُ
كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Pada hari itu kalian dihadapkan
(kepada Alloh) tidak ada sesuatupun dari kalian yang tersembunyi. Adapun yang
diberi kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata : Ambillah, bacalah
kitab ini. Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab
terhadap diriku. Maka dia berada dalam kehidupan yang diridloi. Di surga yang
tinggi. Buah-buahannya dekat. Kepada mereka dikatakan : Makan dan minumlah
dengan sedap disebabkan amal yang dikerjakan pada hari-hari yang lalu. Dan
adapun yang diberi kitab dengan tangan kirinya, maka dia berkata : Alangkah
baiknya kiranya aku tidak diberi kitab. Aku juga tidak tahu hisab yang menimpa
diriku. Wahai sekiranya kematian yang bisa menyelesaikan segala sesuatu.
Hartaku sekali-kali tidak bermanfaat bagi diriku. Telah hilang kekuasaan dari
diriku. Alloh berfirman : Pegang dia ! Lalu belenggu tangannya ke lehernya.
Lalu lemparkan ke neraka yang menyala-nyala. Setelah itu ikat dia dengan rantai
yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia tidak beriman kepada Alloh
Yang Maha Agung. Tidak mendorong oang untuk memberi makan bagi orang miskin
[alhaqqoh : 18-34]
Di surat lain Alloh berfirman :
فَأَمَّا مَنْ
أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ
يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا وَيَنْقَلِبُ
إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا وَيَصْلَى سَعِيرًا إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا إِنَّهُ ظَنَّ أَنْ لَنْ يَحُورَ بَلَى إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا
Adapun orang yang diberi kitab dari
sebelah kanan. Maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah. Dia akan kembali
kepada keluarnya (orang beriman) dalam keadaan bahagia. Adapun orang yang
diberi kitab dari belakang. Maka dia akan berteriak “ Celaka ! “. Dia akan
masuk neraka yang menyala-nyala.Dulu di dunia dia bergembira bersama
keluarganya (orang kafir). Dia mengira bahwa sekali-kalitidak akan kembali
kepadaNya. Bukan demikian, sebenarnya RobNya senantiasa melihatnya [al insyiqoq
: 7-15]
Pada ayat di atas Alloh membagi
manusia dalam pengambilan catatan amal menjadi dua, yaitu : mengambil dengan
tangan kanan dan mengambil dari arah belakang. Apa makna dari arah belakang ?
Penulis tafsir Alkhozin berkata :
فتغلُّ يده اليمنى إلى
عنقه وتجعل يده الشمال وراء ظهره، فيؤتى كتابه بشماله من وراء ظهره. وقال مجاهد:
تخلع يده اليسرى من وراء ظهره
Tangan kanannya dibelenggu di leher
dan tangan kirinya ada di belakang punggungnya lalu ia diberi kitabnya dengan
tangan kirinya dari belakang punggungnya. Mujahid berkata : Tangan kirinya
dilepas dari arah belakang
Maroji’ :
Alkhozin (maktabah syamilah) hal 589