Akhlaq Muslim (2)
Suatu hari, Muadz Bin Jabal memimpin
sholat dengan surat yang panjang. Tak sedikit jamaah yang akhirnya pulang untuk
menunaikannya di rumah. Mengetahui apa yang mereka lakukan, Muadz marah. Mereka
didatangi satu persatu untuk dimurkai. Merasa diperlakukan seperti itu,
merekapun mengadukan hal itu kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Reaksi beliau luar biasa. Abu Mas’ud berkata :
فَمَا رَأيْتُ
النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم غَضِبَ في مَوْعِظَةٍ قَطُّ أشَدَّ مِمَّا غَضِبَ
يَوْمَئذٍ
Aku tidak pernah melihat nabi
shollallohu alaihi wasallam murka dalam memberi mau’idzoh semurka hari itu. Di
situ beliau bersabda :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ ، إنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ ، فَأيُّكُمْ أمَّ النَّاسَ فَلْيُوجِزْ ؛
فَإنَّ مِنْ وَرَائِهِ الكَبِيرَ وَالصَّغِيرَ وَذَا الحَاجَةِ
Wahai manusia, sesungguhnya ada di
antara kalian yang membuat orang lari. Siapa diantara kalian mengimami manusia
maka persingkat karena di belakangnya ada orang yang sudah tua, anak kecil dan
orang yang mempunyai kepentingan [muttafaq alaih]
Dalam riwayat lain disebutkan :
عَنْ جَابِرٍ قَالَ صَلَّى
مُعَاذٌ بِأَصْحَابِهِ اَلْعِشَاءَ, فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ, فَقَالَ اَلنَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ يَا مُعَاذُ فَتَّانًا ? إِذَا أَمَمْتَ اَلنَّاسَ فَاقْرَأْ:
بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا, وَ: سَبِّحْ اِسْمَ رَبِّكَ اَلْأَعْلَى, وَ: اِقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ, وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Muadz pernah sholat Isya' bersama para shahabatnya dan ia memperlama
sholat tersebut. Maka bersabdalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam : Apakah
engkau mau wahai Muadz menjadi seorang pemfitnah (menyusahkan orang) ? Jika
engkau mengimami orang-orang maka bacalah (washamsyi wadluhaaha), (sabbihisma
rabbikal a'laa), (Iqra' bismi rabbika), dan (wallaili idzaa yaghsyaa) [Muttafaq
Alaihi]
Demikianlah, sholat berjamaah yang sangat
ditekankan islam berpadu dengan sikap kasih sayang kepada jamaah. Membikin
orang nyaman melaksanakan ketaatan, tentu ini tidak boleh dilupakan oleh para
imam