Akhlaq Muslim (27)
Syariat memperbolehkan pemberian zakat kepada
muallaf meski yang bersangkutan kaya harta. Kepada mereka cukup diberikan
perintah-perintah wajib tanpa menyebutkan ibadah sunnah. Menggambarkan islam
itu mudah kepada mereka adalah hal yang harus diketahui oleh setiap da’i. Bikin
mereka nyaman dengan islam yang baru dipeluknya. Seperti wasiat nabi
shollallohu alaihi wasallam kepada Muadz Bin Jabal yang akan berangkat ke Yaman
untuk mendakwahkan islam kepada ahlul kitab. Beliau bersabda :
إِنَّكَ تَأْتِى
قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ. فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ
فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى كُلِّ
يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ
افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِى
فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ
أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ
اللَّهِ حِجَابٌ
Sungguh engkau
akan mendatangi kaum ahli kitab, maka hendaklah pertama kali yang harus kamu
sampaikan kepada mereka adalah syahadat La ilaha illalloh dan aku adalah
rosululloh, jika mereka mematuhi apa yang kamu dakwahkan, maka sampaikan
kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu
dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan,
maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka
zakat, yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan diberikan pada
orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah mematuhi apa yang kamu sampaikan,
maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan mereka, dan takutlah kamu dari doanya
orang-orang yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada tabir
penghalang antara doanya dan Allah [Bukhori dan Muslim]
Demikian juga
hadits lain perihal pertanyaan seorang muallaf kepada rosululloh shollallohu
alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي
عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا :
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :
أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ
الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ
الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ
Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary
radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat
yang wajib, shoum Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan saya
tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuka ljannah ?. Beliau bersabda : Ya [HR Muslim]
Betapa mudahnya islam yang diajarkan oleh
rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Bagi para pemula, cukup disampaikan
sholat lima waktu. Tidak perlu diterangkan kepada mereka selain sholat wajib.
Jangan bombardir mereka dengan perintah sholat 12 rokaat rowatib yang muakkad,
apalagi 11 rokaat yang ditunaikan di tengah malam. Ibadah hartapun, cukup
dibatasi pelajaran zakat. Tidak wajar bila mereka dibebankan shodaqoh, infaq,
wakaf dan lainnya.
Walhasil, jangan membuat mereka lari dari
agama ini. Buatlah mereka nyaman menjadi muslim. Suatu saat seiring berlalunya
waktu mereka akan menunaikan islam sebagaimana yang sudah diamalkan para
seniornya.