Batu (26)
Secara umum di Indonesia, saat khotib menyampaikan khutbah,
kotak amal beredar dari awal shof hingga akhir. Tentu ini adalah perbuatan
terlarang. Ketika imam berkhutbah, tidak ada kegiatan bagi jamaah selain menyimak
apa yang disampaikan. Menegur orang yang sedang mengobrol, sibuk dengan
mengirim sms lewat hp dan mengedar kotak infaq akan membuat pahala jumat
hilang. Hal ini berdasar pada sebuah hadits :
وعن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ
رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ تَوَضَّأ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ ثُمَّ أتَى
الجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وأنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ
وَزِيادَةُ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الحَصَى فَقَدْ لَغَا
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Rosululloh shollalllohu
alaihi wasallam bersabda : Siapa yang berwudlu lalu memperbagus wudlunya,
selanjutnya pergi untuk menunaikan jumat, (saat khutbah) ia mendengar dan diam
maka diampuni dosa baginya antara hari itu dan jumat yang akan datang ditambah
dengan tiga hari. Barangsiapa memegang batu kecil (saat khutbah) maka sungguh
ia telah lagho (lalai, sia-sia) [HR Muslim]
Imam Nawawi berkata :
فِيهِ النَّهْي عَنْ مَسِّ الْحَصَى
وَغَيْره مِنْ أَنْوَاع الْعَبَث فِي حَالَة الْخُطْبَة ، وَفِيهِ إِشَارَة إِلَى
إِقْبَال الْقَلْب وَالْجَوَارِح عَلَى الْخُطْبَة ، وَالْمُرَاد بِاللَّغْوِ
هُنَا الْبَاطِل الْمَذْمُوم الْمَرْدُود ، وَقَدْ سَبَقَ بَيَانه قَرِيبًا .
Hadits ini berisi larangan memegang batu dan selainnya yang
merupakan perbuatan tidak berguna saat khutbah. Hadits ini juga mengisyaratkan
kita untuk hadir hati dan anggota tubuh saat khutbah. Adapun yang dimaksud dari
kata allaghwu (sia-sia) di sini adalah batil, tercela dan tertolak
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 3/229