Bayi (5)
Yang keluar dari mulut bayi adalah tangisan. Ia belum bisa
bicara. Akan tetapi Alloh memberi kekhususan kepada tiga bayi sehingga bisa
bicara
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِي
الْمَهْدِ إِلَّا ثَلَاثَةٌ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَصَاحِبُ
جُرَيْجٍ وَكَانَ جُرَيْجٌ رَجُلًا عَابِدًا فَاتَّخَذَ صَوْمَعَةً فَكَانَ
فِيهَا فَأَتَتْهُ أُمُّهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا
رَبِّ أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ
مِنْ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا رَبِّ
أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنْ
الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ أَيْ رَبِّ
أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَقَالَتْ اللَّهُمَّ لَا تُمِتْهُ
حَتَّى يَنْظُرَ إِلَى وُجُوهِ الْمُومِسَاتِ فَتَذَاكَرَ بَنُو إِسْرَائِيلَ
جُرَيْجًا وَعِبَادَتَهُ وَكَانَتْ امْرَأَةٌ بَغِيٌّ يُتَمَثَّلُ بِحُسْنِهَا
فَقَالَتْ إِنْ شِئْتُمْ لَأَفْتِنَنَّهُ لَكُمْ قَالَ فَتَعَرَّضَتْ لَهُ فَلَمْ
يَلْتَفِتْ إِلَيْهَا فَأَتَتْ رَاعِيًا كَانَ يَأْوِي إِلَى صَوْمَعَتِهِ
فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَحَمَلَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ
قَالَتْ هُوَ مِنْ جُرَيْجٍ فَأَتَوْهُ فَاسْتَنْزَلُوهُ وَهَدَمُوا صَوْمَعَتَهُ
وَجَعَلُوا يَضْرِبُونَهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا زَنَيْتَ بِهَذِهِ
الْبَغِيِّ فَوَلَدَتْ مِنْكَ فَقَالَ أَيْنَ الصَّبِيُّ فَجَاءُوا بِهِ فَقَالَ
دَعُونِي حَتَّى أُصَلِّيَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَى الصَّبِيَّ فَطَعَنَ
فِي بَطْنِهِ وَقَالَ يَا غُلَامُ مَنْ أَبُوكَ قَالَ فُلَانٌ الرَّاعِي قَالَ
فَأَقْبَلُوا عَلَى جُرَيْجٍ يُقَبِّلُونَهُ وَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ وَقَالُوا
نَبْنِي لَكَ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ قَالَ لَا أَعِيدُوهَا مِنْ طِينٍ كَمَا
كَانَتْ فَفَعَلُوا وَبَيْنَا صَبِيٌّ يَرْضَعُ مِنْ أُمِّهِ فَمَرَّ رَجُلٌ
رَاكِبٌ عَلَى دَابَّةٍ فَارِهَةٍ وَشَارَةٍ حَسَنَةٍ فَقَالَتْ أُمُّهُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَ هَذَا فَتَرَكَ الثَّدْيَ وَأَقْبَلَ إِلَيْهِ
فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ ثُمَّ أَقْبَلَ
عَلَى ثَدْيِهِ فَجَعَلَ يَرْتَضِعُ قَالَ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَحْكِي ارْتِضَاعَهُ
بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ فِي فَمِهِ فَجَعَلَ يَمُصُّهَا قَالَ وَمَرُّوا
بِجَارِيَةٍ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ وَهِيَ تَقُولُ
حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَقَالَتْ أُمُّهُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ
ابْنِي مِثْلَهَا فَتَرَكَ الرَّضَاعَ وَنَظَرَ إِلَيْهَا فَقَالَ اللَّهُمَّ
اجْعَلْنِي مِثْلَهَا فَهُنَاكَ تَرَاجَعَا الْحَدِيثَ فَقَالَتْ حَلْقَى مَرَّ
رَجُلٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهُ فَقُلْتَ
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ وَمَرُّوا بِهَذِهِ الْأَمَةِ وَهُمْ
يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ
ابْنِي مِثْلَهَا فَقُلْتَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا قَالَ إِنَّ ذَاكَ
الرَّجُلَ كَانَ جَبَّارًا فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ وَإِنَّ
هَذِهِ يَقُولُونَ لَهَا زَنَيْتِ وَلَمْ تَزْنِ وَسَرَقْتِ وَلَمْ تَسْرِقْ
فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا
Telah
menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Yazid
bin Harun; Telah mengabarkan kepada kami Jarir bin Hazim; Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau telah bersabda: "Tidak ada bayi yang dapat berbicara
ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi: bayi Isa bin Maryam, dan
bayi dalam perkara Juraij." Juraij adalah seorang laki-laki yang rajin
beribadah. Ia membangun tempat peribadatan dan senantiasa beribadah di tempat
itu. Ketika sedang melaksanakan shalat sunnah, tiba-tiba ibunya datang dan
memanggilnya; 'Hai Juraij! ' Juraij bertanya dalam hati; 'Ya Allah, manakah
yang lebih aku utamakan, melanjutkan shalatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?
' Akhirnya ia pun meneruskan shalatnya itu hingga ibunya merasa kecewa dan
beranjak darinya. Keesokan harinya, ibunya datang lagi kepadanya sedangkan
Juraij sedang melakukan shalat sunnah. Kemudian ibunya memanggilnya; 'Hai
Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan,
memenuhi seruan ibuku ataukah shalatku? ' Lalu Juraij tetap meneruskan
shalatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. Hari berikutnya,
ibunya datang lagi ketika Juraij sedang melaksanakan shalat sunnah. Seperti
biasa ibunya memanggil; 'Hai Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah,
manakah yang harus aku utamakan, meneruskan shalatku ataukah memenuhi seruan
ibuku? ' Namun Juraij tetap meneruskan shalatnya dan mengabaikan seruan ibunya.
Tentunya hal ini membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya
pun berdoa kepada Allah; 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia
mendapat fitnah dari perempuan pelacur! ' Kaum Bani Israil selalu
memperbincangkan tentang Juraij dan ibadahnya, hingga ada seorang wanita
pelacur yang cantik berkata; 'Jika kalian menginginkan popularitas Juraij
hancur di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi kalian.' Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun meneruskan sabdanya: 'Maka mulailah pelacur
itu menggoda dan membujuk Juraij, tetapi Juraij tidak mudah terpedaya dengan
godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur itu pergi mendatangi seorang
penggembala ternak yang kebetulan sering berteduh di tempat peribadatan Juraij.
Ternyata wanita tersebut berhasil memperdayainya hingga laki-laki penggembala
itu melakukan perzinaan dengannya sampai akhirnya hamil. Setelah melahirkan,
wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat sekitarnya bahwa; 'Bayi ini adalah
hasil perbuatan aku dengan Juraij.' Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat
pun menjadi marah dan benci kepada Juraij. Kemudian mendatangi rumah
peribadatan Juraij dan bahkan menghancurkannya. Selain itu, mereka pun
bersama-sama menghakimi Juraij tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. Lalu
Juraij bertanya kepada mereka; 'Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku? '
Mereka menjawab; 'Kami lakukan hal ini kepadamu karena kamu telah berbuat zina
dengan pelacur ini hingga ia melahirkan bayi dari hasil perbuatanmu.' Juraij
berseru; 'Dimanakah bayi itu? ' Kemudian mereka menghadirkan bayi hasil
perbuatan zina itu dan menyentuh perutnya dengan jari tangannya seraya
bertanya; 'Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya ayahmu itu? ' Ajaibnya, sang
bayi langsung menjawab; 'Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.' Sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Akhirnya mereka menaruh hormat kepada
Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkah darinya. Setelah itu mereka pun
berkata; 'Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu ini dengan bahan yang
terbuat dari emas.' Namun Juraij menolak dan berkata : Tidak usah, tetapi
kembalikan saja rumah ibadah seperti semula yang terbuat dari tanah liat.
Akhirnya mereka pun mulai melaksanakan pembangunan rumah ibadah itu seperti
semula. Dan bayi ketiga, Ada seorang bayi sedang menyusu kepada ibunya, tiba-tiba
ada seorang laki-laki yang gagah dan berpakaian yang bagus pula. Lalu ibu bayi
tersebut berkata : Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah anakku ini seperti laki-laki
yang sedang mengendarai hewan tunggangan itu ! Ajaibnya, bayi itu berhenti dari
susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil
berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki
itu ! Setelah itu, bayi tersebut
langsung menyusu kembali kepada ibunya. Abu Hurairah berkata : Sepertinya saya
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan susuan bayi itu
dengan memperagakan jari telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan sabdanya : Pada suatu
ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli seorang wanita seraya
berkata : Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan mencuri. Tetapi
wanita itu tetap tegar dan berkata : Hanya Allah lah penolongku. Sesungguhnya
Dialah sebaik-baik penolongku.' Kemudian ibu bayi itu berkata; 'Ya Allah,
janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu ! Tiba-tiba bayi tersebut
berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata : Ya
Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya ! Demikian pernyataan ibu dan
bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu tersebut berkata kepada bayinya : Celaka
kamu hai anakku! Tadi, ada seorang laki-laki yang gagah dan menawan lewat di
depan kita, lalu kamu berdoa kepada Allah : Ya Allah, jadikanlah anakku seperti
laki-laki itu ! Namun kamu malah mengatakan : Ya Allah, janganlah Engkau
jadikan aku seperti laki-laki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang
menyeret dan memukuli seorang wanita sambil berkata : Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan anakku seperti wanita itu ! Tetapi kamu malah berkata : Ya
Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu ! Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun
menjawab : Sesungguhnya laki-laki yang gagah itu seorang diktator hingga aku
mengucapkan : Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu ! Sementara
wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi sebenarnya adalah seorang
wanita yang shalihah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh karena itu,
aku pun berdoa : Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!