Masjid (10)
Hukumnya
boleh bahkan nabi shollallohu alaihi wasallam menyaksikan apa yang dilakukan
oleh kaum habasyi :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
يَسْتُرُنِي وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى اَلْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِي
اَلْمَسْجِدِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam menghalangiku ketika aku sedang melihat orang-orang habasyah tengah
bermain di dalam masjid. [Muttafaq Alaihi]
Almulhib
berkata :
المسجد موضوع لأمر جماعة المسلمين، فما
كان من الأعمال مما يجمع منفعة الدين وأهله، فهو جائز فى المسجد، واللعب بالحراب
من تدريب الجوارح على معانى الحروب، وهو من الاشتداد للعدوِّ، والقوة على الحرب
فهو جائز فى المسجد
Masjid
adalah tempat bagi urusan jamaah kaum muslimin. Selama aktifitas mendatangkan
manfaat bagi islam dan pemeluknya maka itu diperbolehkan dilakukan di masjid.
Bermain dengan alat perang bagian dari melatih tubuh berkaitan dengan perang.
Ia bagian dari mempersiapkan kekuatan dalam menghadapi musuh. Dan mengadakan
latihan kekuatan di masjid hukumnya boleh
Maroji’
:
Fathul
Bari, Ibnu Rojab Hambali 3/126