Syukur, Sabar Dan Istighfar


Khutbah Iedul Adha 1439

إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Kaum muslimin wal muslimat

Beruntunglah ketika mendapat nikmat, kita bisa bersyukur, di saat ditimpa musibah, kita mampu bersabar dan manakala tergelincir melakukan dosa, dengan cepat tersadar dan selanjutnya segera beristighfar. Itulah syukur, sabar dan istighfar yang merupakan tema khutbah kita pada hari ini.

Betapa banyak manusia dianugerahi berbagai karunia namun tidak mampu bersyukur sebagaimana yang terdapat pada diri Qorun. Hidupnya bergelimang harta hingga kekayaannya disebut oleh Alloh :

وَآَتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ

Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.  [alqoshosh : 76]

Ketika ia diingatkan bahwa apa yang ia miliki hakekatnya berasal dari Alloh yang harus disyukuri, dengan pongah ia berkata :

إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي

Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena kepandaian yang ada diriku  [al qoshosh : 78]

Bedakan dengan nabi Sulaiman. Nabi dan raja mana di dunia yang bisa melampaui kekayaan Sulaiman. Kerajaan yang besar, mampu mengetahui bahasa binatang, menaklukkan bangsa jin hingga dalam sekejap Istana Bilqis terangkat dan sudah berada di samping singgasananya. Ketika itu semua sudah digapainya, Sulaiman berkata :

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

Ini termasuk karunia Robku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau aku kufur (akan nikmat-Nya) [annaml : 40]

Oleh karena itu berbahagialah, bagi siapa saja yang menghendaki kekayaan namun hingga sekarang masih berstatus faqir. Boleh jadi berdasar ilmu Alloh, kita tidak akan mampu memikul karunia Alloh sehingga akan menjelma Qorun-Qorun baru yang kufur terhadap nikmat yang ujung-ujungnya dibinasakan.

Kalau alasan ingin bisa bersyukur dengan kekayaan, bukankah bersyukur bisa kita lakukan tanpa harus menunggu menjadi kaya terlebih dahulu ? Bukankah rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika ditanya :

يَا رَسُولَ اَللَّهِ أَيُّ اَلصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ?

Wahai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedekah apakah yang paling mulia ?

Beliau menjawab :

جُهْدُ اَلْمُقِلِّ

Sedekah orang yang tidak punya [HR Ahmad dan Abu Dawud]

Tidakkah kita tahu, ketika sahabat miskin membawa segenggam korma yang dimilikinya dan diserahkan di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam menjelang perang tabuk, lalu pada satu kesempatan beliau bersabda :

فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Hindarilah neraka meski bersedekah dengan setengah butir kurma [muttafaq alaih]

Kaum muslimin wal muslimat

Bersyukurlah dengan wajah yang tidak tampan. Bukankah Yusuf menghadapi masalah ketika memiliki paras yang indah ? Zulaikha rela berkhianat kepada suaminya karena tergila-gila kepada Yusuf. Ia merayunya dan saat Yusuf menolak lalu lari menuju pintu dikejarnya Yusuf sambil menarik baju gamisnya hingga koyak.

Rupanya wanita-wanita Mesir ketika melihat Yusuf, tanpa mereka sadari, mereka mengiris-iris tangan mereka. Melihat keadaan ini, Yusuf tidak menginginkan hal ini berlarut-larut lalu berdoa :

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Yusuf berkata : Wahai Robku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh [yusuf : 33]

Akhirnya Alloh memperkenankan doanya. Yusufpun masuk penjara. Sungguh aneh, masuk penjara bukan karena terlibat tindak kejahatan melainkan karena parasnya yang indah.

Pada masa Umar Bin Khothob menjabat Kholifah, ada seorang pemuda ganteng di kota Madinah yang membuat gadis-gadis tergila-gila padanya. Untuk mengatasinya Umarpun meminta sang pemuda untuk mencukur gundul rambutnya. Apa yang terjadi selanjutnya ? Ternyata parasnya semakin indah yang membuat wanita-wanita bertambah terpesona kepadanya. Akhirnya Umar meminta pemuda ini keluar dari Madinah untuk mencari tempat tinggal di kota lain.

Sungguh tidak masuk akal, terusir dari tanah kelahirannya bukan karena melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik kampung halaman melainkan memiliki wajah yang ganteng.

Wanita yang tidak memiliki kecantikan wajah tidak perlu berkecil hati. Bukankah karena kecantikan membuat banyak wanita terjerumus ke lembah pelacuran dengan menjadi hostes atau kupu-kupu malam. Karena kecantikan pula produsen memanfaatkannya sebagai bintang iklan. Kalau kita perhatikan, iklan apa yang tidak menampilkan kemolekan wanita. Sekali tayang meski berdurasi satu menit, tubuhnya sudah dinikmati sekian juta pemirsa. Tidak bisa dibayangkan berapa dosa yang dia tanggung nanti di hadapan Alloh.

Maka bersyukurlah dengan karunia tubuh yang sudah ditentukan oleh Alloh. Karena manusia tidak akan jatuh nilainya karena faktor fisik. Bukankah Abdulloh Bin Mas’ud kedua kakinya kecil, Abdulloh Bin Ummi Maktum tidak melihat dan ada juga wanita berkulit hitam memiliki penyakit ayan, kesemuanya tidak membuat mereka merasa berkecil hati dengan kondisi fisiknya. Oleh karena itu salah besar bila kita mengungkit-ngungkit keadilan Alloh hanya karena perkara wajah yang tidak indah dan tubuh yang tak sempurna yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Kaum muslimin wal muslimat

Berbicara tentang sabar, kita akan mendapat perbedaan mencolok antara Qozman dan Tholhah Bin Ubaidillah. Ketika kondisi kaum muslimin terdesak pada perang uhud dan kaum quraisy berusaha membidikkan panah-panah mereka kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam maka berdirilah para sahabat mengelingi tubuh beliau sebagai tameng hidup. Diantara orang yang banyak tertancap panah di tubuhnya adalah Tholhah Bin Ubaidillah. Ia berdiri kokoh meski belasan panah menancap di tubuh. Selesai perang satu persatu panah itu dicabutnya. Ia tetap hidup setelah itu sehingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى شَهِيدٍ يَمْشِى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ  

Siapa yang ingin melihat orang yang syahid yang berjalan di atas bumi maka lihatlah Tholhah Bin Ubaidillah [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Sebaliknya, di perang Hunain Qozman yang memiliki keberanian luar biasa di hadapan musuh, justru nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda ketika para sahabat menemukan jasadnya :

هَذَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ

Orang ini termasuk penghuni neraka [HR Muslim]

Pernyataan yang membuat heran para sahabat heran karena melihat kehebatan semangat bertempurnya. Hingga seorang sahabat memberi kesaksian bahwa tatkala Qozman terluka, ia tidak tabah dengan luka-lukanya sampai akhirnya ia mengambil jalan pintas, ia tusuk perutnya dengan tombak yang membuatnya mati sia-sia padahal bila ia sedikit bersabar bisa saja gelar syahid ia sandang.

Kaum muslimin wal muslimat

Berbicara tentang istighfar, tentu kita tahu bahwa sebaik-baik orang yang bersalah adalah segera bertaubat

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ ، فَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ.

Dari Anas berkata : Rosululloh shollallohu laihi wasallam bersabda : Setiap anak Adam adalah bersalah maka sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat [[HR Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi]

Jangan tiru iblis, ketika Alloh tunjukkan bahwa ia adalah sesat, bukan sadar justru ia berkata :

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

Iblis berkata: Wahai Robku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya [alhijr : 39]

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ  ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) [al a’rof : 16-17]

Juga perkataan kaum quraisy :

وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata : Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih [al anfal : 32]

Tentang istighfar, jadikan rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagai teladan :

عن الأَغَرِّ بنِ يسار المزنِيِّ  رضي الله عنه  قَالَ قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلى اللهِ واسْتَغْفِرُوهُ ، فإنِّي أتُوبُ في اليَومِ مئةَ مَرَّةٍ  

Dari Aghor Bin Yasar Almuzanni berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Wahai manusia, bertaubatlah kepada Alloh dan beristighfarlah kepadaNya karena sungguh aku biasa bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali [HR Muslim]

Kaum muslimin wal muslimat

Alloh Maha Mengetahui hamba mana yang dipilih sebagai orang yang pandai bersyukur, mampu bersabar dan senantiasa melazimi istighfar. Berbahagialah bila kita berada di dalamnya.

Kepada yang berkorban, maka bergembiralah semoga ini bagian dari tanda bahwa anda adalah hamba yang pandai bersyukur. Atau berkorbannya kita, karena kesabaran kita menyisihkan sedikit demi sedikit uang di tiap harinya sambil rela menyingkirkan sebagian keinginan kita demi terkumpulnya uang untuk membeli seekor kambing. Akan tetapi beristighfarlah manakala kita ikut berkorban karena terpaksa, atau atas dasar riya’ sehingga berharap mendapat pujian orang banyak atau menuntut pambagian daging di atas yang semestinya yang kita terima.

Kepada yang tidak berkorban, semoga nasehat nabi shollallohu alaihi wasallam menjadi bahan renungan di tahun depan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا  

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa mempunyai keleluasaan harta untuk berkurban, namun ia belum berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat sholat kami  [HR Ahmad dan Ibnu Majah]  

Halaman masjid Trias Estate 10 dzulhijjah 1439 H