Tidur (8)
Jawabannya ada tiga :
[1] Tidur ba’da isya
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ
قَالَ كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ مِنْ
اَلْعِشَاءِ وَكَانَ يَكْرَهُ اَلنَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ
بَعْدَهَا
Abu
Barzah al-Aslamy Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam suka mengakhirkan shalat Isya' dimana tidak suka tidur sebelumnya dan
bercakap-cakap setelahnya. [Muttafaq Alaihi]
[2] Tidur sesudah sholat tahajud hingga waktu shubuh
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضى الله عنه
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ
يَمْنَعَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ مِنْ سَحُورِهِ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ
بِلَيْلٍ لِيَرْجِعَ قَائِمَكُمْ وَيُوقِظَ نَائِمَكُمْ
Dari Ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu berkata :
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah sekali-kali seorang
diantara kalian terhalangi dari sahurnya karena adzan Bilal karena dia
mengumandangkan adzan di malam hari agar memberi kesempatan bagi yang sudah
menunaikan sholat tahajud untuk kembali ( ke tempat tidur) dan membangunkan
orang-orang yang tidur [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Hibban]
Imam Nawawi menafsirkan kalimat liyarji’a qoimakum
dengan mengembalikan orang yang sudah menunaikan tahajud ke tempat istirahat
agar tidur sejenak agar bisa menunaikan sholat shubuh dengan semangat
[3] Tidur siang
قِيْلُوْا فَإنَّ الشَّيْطَانَ لاَ
يَقِيْلُ
Tidurlah siang karena setan tidak biasa tidur siang
[HR Thobroni]
إسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ
عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَبِالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ الَّيْلِ
Bantulah shoum di siang hari dengan makan sahur dan
sholat malam denga tidur siang [HR Ibnu Majah, dloif]
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 4/70