Tidur (3)
Begadang sesudah sholat isya adalah sesuatu yang tidak
disukai oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ
قَالَ كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ مِنْ
اَلْعِشَاءِ وَكَانَ يَكْرَهُ اَلنَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ
بَعْدَهَا
Abu
Barzah al-Aslamy Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam suka mengakhirkan shalat Isya' dimana tidak suka tidur sebelumnya dan
bercakap-cakap setelahnya. [Muttafaq Alaihi]
Ibnu
Hajar Al Atsqolani berkata :
وَالسَّمَر بَعْدَهَا قَدْ يُؤَدِّي
إِلَى النَّوْم عَنْ الصُّبْح أَوْ عَنْ وَقْتهَا الْمُخْتَار أَوْ عَنْ قِيَام
اللَّيْل
Begadang
sesudah sholat isya terkadang membuat orang terlelap tidur sehingga terlambat
menunaikan sholat shubuh atau menunaikannya pada waktu yang terbaik atau luput
dari sholat malam (Fathul Bari 2/390)
Penulis
aunul ma’bud berkata :
وَرَخَّصَ بَعْضهمْ التَّحَدُّث فِي
الْعِلْم وَفِيمَا لَا بُدّ مِنْهُ مِنْ الْحَوَائِج وَمَعَ الْأَهْل وَالضَّيْف
Sebagian
ulama membolehkan begadang sesudah isya bila berkaitan dengan ilmu atau sesuatu
yang penting dan berkaitan dengan keluarga dan tamu (aunul ma’bud 1/433)
Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa Khudzaifah kedatangan seseorang yang mengetuk
pintu rumahnya. Ketika keluar, ia bertanya kepada orang itu “ Apa maumu “ Orang
itu menjawab “ Ingin ngobrol denganmu “ Sambil menutup pintu Khudzaifah berkata
: Umar Bin Khothob tidak menginginkan kita ngobrol sesudah sholat isya (Kaifa
tatahammasu liqiyamillail, Muhammad Bin Sholih Ash Shoi’ari)