Tidur (6)
Hukumnya sunnah, bila ditinggalkan makruh karena
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
قِيْلُوْا فَإنَّ الشَّيْطَانَ لاَ
يَقِيْلُ
Tidurlah siang karena setan tidak biasa tidur siang
[HR Thobroni]
إسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ
عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَبِالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ الَّيْلِ
Bantulah shoum di siang hari dengan makan sahur dan
sholat malam denga tidur siang [HR Ibnu Majah, dloif]
Imam Shon’ani memberi definisi qoilulah dengan :
وَالْقَيْلُولَةُ الِاسْتِرَاحَةُ
نِصْفَ النَّهَارِ ،
Alqoilulah adalah istirahat di pertengahan siang
Dilakukan sebelum sholat dzuhur, akan tetapi tidak
masalah bila dilakukan sesudahnya :
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَمَا كُنَّا نَقِيلُ وَلَا نَتَغَدَّى إِلَّا بَعْدَ
اَلْجُمُعَةِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ وَفِي رِوَايَةٍ:
فِي عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
Dari
Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu berkata : Kami tidak pernah tidur siang
dan makan siang kecuali setelah sholat Jum'at. Muttafaq Alaihi dengan lafadz
menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan : Pada jaman Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
عَنْ حُمَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا
يَقُولُ كُنَّا نُبَكِّرُ إِلَى الْجُمُعَةِ ثُمَّ نَقِيلُ
Dari
Humaid : Aku mendengar Anas berkata : Kami bersegera menunaikan sholat jumat
lalu tidur siang [HR Bukhori]
عَنْ سَهْلٍ قَالَ كُنَّا نُصَلِّى
مَعَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم الْجُمُعَةَ ثُمَّ تَكُونُ الْقَائِلَةُ
Dari
Sahl berkata : Kami biasa menunaikan sholat jumat bersama nabi shollallohu
alaihi wasallam lalu tidur siang [HR Bukhori]