(Kekuatan Fisik Nabi Musa)



Secara fisik, Musa memiliki kelebihan. Saat masih muda, dengan sekali pukul seorang pemuda Mesir mati di tangannya. Alloh mengisahkannya dalam alquran :

وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِينٌ  

Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi. Yang seorang dari golongannya (Bani Israel) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata : Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya) [alqoshosh : 15]

Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menyebut bahwa pukulan Musa yang membuat mati sang pemuda, menunjukkan akan keras dan kuatnya Musa.

Kekuatan Musa, juga diakui oleh puteri nabi Syuaib. Hal itu diutarakan ketika menyampaikan usulan kepada bapaknya agar Musa diangkat sebagai orang yang bekerja untuk keluarganya karena dua keistimewaan yang dimiliki Musa : Kuat secara fisik dan baik secara akhlaq. Alloh berfirman :

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ  

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : Wahai bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya [alqoshosh : 26]

Ibnu Katsir meriwayatkan pertanyaan Syuaib tentang 2 keistimewaan ini kepada puterinya :

وما علمك بذلك؟

Apa yang engkau ketahui tentang hal itu ?

Puteri Syuaib berkata :

إنه رفع الصخرة التي لا يطيق حملها إلا عشرة رجال، وإنه لما جئت معه تقدمتُ أمامهُ، فقال لي: كوني من ورائي، فإذا اجتنبت  الطريق فاحذفي لي  بحصاة أعلم بها كيف الطريق لأتهدّى إليه.

Sesungguhnya ia mampu mengangkat batu yang tidak bisa dipikul kecuali sepuluh orang laki-laki. Ketika aku datang bersamanya, aku maju di depannya. Lalu ia berkata kepadaku : Beradalah di belakangku. Bila jalan belok, maka lemparkan batu untukku supaya aku tahu jalan yang aku lalui

Bukti ketiga dari kekuatan fisik Musa adalah pukulannya ke batu saat ia sudah diangkat menjadi sebagai rosul :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ يَغْتَسِلُونَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى سَوْأَةِ بَعْضٍ وَكَانَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُ مُوسَى أَنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إِلاَّ أَنَّهُ آدَرُ قَالَ فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ قَالَ فَجَمَحَ مُوسَى بِإِثْرِهِ يَقُولُ ثَوْبِى حَجَرُ ثَوْبِى حَجَرُ. حَتَّى نَظَرَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ إِلَى سَوْأَةِ مُوسَى قَالُوا وَاللَّهِ مَا بِمُوسَى مِنْ بَأْسٍ . فَقَامَ الْحَجَرُ حَتَّى نُظِرَ إِلَيْهِ قَالَ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنَّهُ بِالْحَجَرِ نَدَبٌ سِتَّةٌ أَوْ سَبْعَةٌ ضَرْبُ مُوسَى بِالْحَجَرِ.

Dari Abu Huroiroh, Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bani Isroil biasa mandi telanjang bersama sehingga satu sama lain saling melihat aurotnya. Adapun Musa alaihissalam biasa mandi sendiri. Mereka berkata : Demi Alloh, tidak ada yang menghalangi Musa untuk mandi bersama kita kecuali ia memiliki adar (kemaluan besar). Pada suatu kesempatan, Musa mandi lalu meletakkan pakaiannya di atas batu. Tiba-tiba batu lari bersama bajunya. Musa segera berlari mengejar jejaknya. Ia berkata : Bajuku, wahai batu ! Bajuku, wahai batu ! Hingga Bani Isroil melihat aurot Musa. Mereka berkata : Demi Alloh, tidak ada pada diri Musa sesuatu (yang dituduhkan). Batupun berhenti hingga bisa dilihat. Musa mengambil bajunya lalu segera memukul batu dengan sekali pukulan. Abu Huroiroh berkata : Demi Alloh, sesungguhnya pada batu ada bekas pukulan sebanyak enam atau tujuh. Itu adalah pukulan Musa ke batu [HR Bukhori Muslim]

Maroji’ :

Taisir Karim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan (maktabah syamilah) hal 387

Tafsir Alquran Al’adzim (maktabah syamilah) hal 388