Api Dalam Timbangan Aqidah (21)
Di waktu malam hari, masjid pada masa rosululloh shollallohu
alaihi wasallam dalam keadaan gelap. Bukti dari ini adalah ketidakhadiran orang
munafiq untuk sholat isya dan shubuh. Hal itu dikarenakan absennya mereka di
dua sholat ini tidak akan diketahui oleh nabi shollallohu alaihi wasallam. Bukankah
prinsip sholat mereka adalah yu roo unannnas (yang penting dilihat manusia).
Karena itulah mereka berani melakukannya. Bukti lain adalah dua hadits di bawah
ini :
عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَنْفَتِلُ مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ
حِينَ يَعْرِفُ الرَّجُلُ جَلِيسَهُ ، وَيَقْرَأُ بِالسِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ
Dari Abu Barzah Al Aslamiy : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam selesai dari sholat shubuh ketika seorang sudah mengetahui orang yang
duduk di sampingnya. Beliau membaca enam puluh hingga seratus ayat [HR Bukhori]
عَنْ أَبِى بَرْزَةَ قَالَ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى الصُّبْحَ وَمَا يَعْرِفُ أَحَدُنَا
جَلِيسَهُ الَّذِى كَانَ يَعْرِفُهُ وَكَانَ يَقْرَأُ فِيهَا مِنَ السِّتِّينَ
إِلَى الْمِائَةِ
Dari Abu Barzah Al Aslamiy : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam menunaikan sholat shubuh dimana seorang diantara kami tidak mengetahui
orang yang dikenal yang ada di sampingnya. Beliau membaca di dalamnya enam
puluh hingga seratus ayat [HR Abu Daud]
Para sahabat tidak mengenal orang yang ada di sampingnya saat
sholat shubuh adalah bukti bahwa suasana masjid adalah gelap. Bila demikian,
bolehkah kita memberi penerangan bagi masjid sebagaimana yang kita saksikan
saat ini ?
Jawabannya boleh. Hal ini berdasar sabda nabi shollallohu
alaihi wasallam :
عَنْ
مَيْمُونَةَ مَوْلاَةِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهَا
قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفْتِنَا فِى بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ ائْتُوهُ
فَصَلُّوا فِيهِ وَكَانَتِ الْبِلاَدُ إِذْ ذَاكَ حَرْبًا فَإِنْ لَمْ تَأْتُوهُ
وَتُصَلُّوا فِيهِ فَابْعَثُوا بِزَيْتٍ يُسْرَجُ فِى قَنَادِيلِهِ
Dari Maimunah (mantan budak) nabi shollallohu alaihi
wasallam, bahwa dia berkata : Wahai rosululloh, berikan kepada kami fatwa
tentang Baitul Maqdis. Beliau bersabda : Datangilah ia lalu sholatlah di
dalamnya (saat itu negeri Palestina adalah negeri kafir yang harus diperangi).
Bila kalian tidak tidak bisa mengunjunginya dan sholat di dalamnya maka kirimkan
minyak yang dinyalakan di pelitanya [HR Tirmidzi]
Hadits ini diberi judul oleh Imam Tirmidzi dengan :
باب
فِى السُّرُجِ فِى الْمَسَاجِدِ
Bab hukum memberi penerangan di
masjid
Penulis tuhfatul ahwadzi berkata :
فِيهِ جَوَاز شَدّ الرَّحَّال إِلَى بَيْت الْمَقْدِس
، وَأَدَاء الصَّلَاة فِيهِ ، وَاِتِّخَاذ السُّرُج فِي الْمَسَاجِد
Di dalam hadits ini terkandung bolehnya bersikap
sungguh-sungguh untuk mengadakan perjalanan ke Baitul Maqdis dan menunaikan
sholat di dalamnya dan diperbolehkannya memberi penerangan bagi masjid
Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi 1/490