Onta (31)
Di suatu malam menjelang perang uhud, Abdulloh memanggil
anaknya, Jabir. Ia berkata :
مَا أُرَاني إِلاَّ مَقْتُولاً في أوْلِ مَنْ
يُقْتَلُ من أصْحَابِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم ، وإنِّي لا أَتْرُكُ بَعْدِي
أَعَزَّ عَلَيَّ مِنْكَ غَيْرَ نَفْسِ رسول الله صلى الله عليه وسلم وإنَّ عَلَيَّ
دَيْناً فَاقْضِ ، وَاسْتَوْصِ بِأَخَوَاتِكَ خَيْراً
Aku merasa akan menjadi orang pertama yang terbunuh dari
kalangan sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam. Aku tidak meninggalkan
sesudahku yang lebih berharga bagiku dari dirimu selain diri rosululloh
shollallohu alaihi wasallam. Sesungguhnya aku memiliki kewajiban membayar
hutang maka tunaikanlah. Aku juga berpesan jaga dengan baik saudara-saudaramu
[HR Bukhori]
Keesokan harinya, Jabir segera menyelesaikan utang piutang
ayahnya hingga tuntas. Ia tidak ingin kesyahidan bapaknya terhalangi karena
persoalan hutang. Untuk pesan kedua, ia juga bisa menunaikannya dengan baik.
Saat itu ia sudah ingin menikah. Naluri menginginkan gadis untuk menjadi
pendamping hidup, dia kesampingkan. Hal itu karena ia ingat adik-adiknya yang
masih kecil, maka ia mantap untuk mencari janda sebagai istri.
Rupanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengetahuinya sehingga
beliau bertanya kepadanya :
فَهَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ
Kenapa tidak engkau pilih gadis yang engkau bisa bercanda
dengannya dan dia bercanda dengan dirimu ? (maksudnya lebih menyenangkan)
Jabir menjawab :
إِنَّ أَبِى تُوُفِّىَ وَتَرَكَ بَنَاتٍ ،
فَأَرَدْتُ أَنْ أَنْكِحَ امْرَأَةً قَدْ جَرَّبَتْ خَلاَ مِنْهَا
Sesungguhnya bapakku telah wafat dan meninggalkan adik adik
perempuan. Aku ingin menikahi wanita yang telah berpengalaman mengurusi
adik-adikku
Dalam riwayat lain, Jabir berkata :
إِنَّ لِى أَخَوَاتٍ ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ
أَتَزَوَّجَ امْرَأَةً تَجْمَعُهُنَّ ، وَتَمْشُطُهُنَّ ، وَتَقُومُ عَلَيْهِنَّ
Sesungguhnya aku memiliki saudari-saudari perempuan. Aku ingin menikahi perempuan yang
bisa mengasuhnya, menyisir rambutnya dan memeliharanya
Mendengar penuturannya, rosululloh shollallohu alaihi wasallam
kagum akan pengorbanan yang telah diberikan buat adik-adiknya. Beliaupun ingin
memberi hadiah kepadanya. Terlihat onta milik Jabir berjalan lemah. Beliapun
segera menepuk onta itu dan mendoakannya yang membuatnya berjalan normal
kembali. Dengan bersandiwara, beliau bersabda :
بِعْنِيهِ بِوُقِيَّةٍ
Juallah ia padaku dengan satu uqiyyah
Penawaran
ini ditolak oleh Jabir yang membuat beliau mengulangi penawarannya. Jabirpun
mengabulkan keinginan beliau sambil berkata :
وَاشْتَرَطْتُ حُمْلَانَهُ إِلَى
أَهْلِي
Aku memberi syarat agar diperbolehkan untuk
membawanya dahulu pada keluargaku
Beliau
mengabulkan persyaratan itu. Ketika urusan selesai, Jabir Bin Abdulloh membawa
onta itu menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau segera membayar
satu uqiyah kepadanya. Saat Jabir beranjak pergi, beliau memanggilnya dan
bersabda :
أَتُرَانِي مَاكَسْتُكَ لِآخُذَ جَمَلَكَ? خُذْ جَمَلَكَ
وَدَرَاهِمَكَ. فَهُوَ لَك
Apakah
engkau mengira aku menawarmu untuk mengambil untamu? Ambillah untamu dan
uangmu, ia hadiah untukmu [muttafaq alaih]
Demikianlah
cara rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi hadiah kepada Jabir Bin
Abdulloh atas sikap menunaikan amanat ayahnya, yaitu menyelesaikan
hutang-hutangnya dan menjaga dengan baik adik-adiknya yang masih kecil