Abu Hurorioh Dan Junub (9)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُ
لَقِيَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فِى طَرِيقٍ مِنْ طُرُقِ الْمَدِينَةِ
وَهُوَ جُنُبٌ فَانْسَلَّ فَذَهَبَ فَاغْتَسَلَ فَتَفَقَّدَهُ النَّبِىُّ صلى الله
عليه وسلم فَلَمَّا جَاءَهُ قَالَ أَيْنَ
كُنْتَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيتَنِى وَأَنَا جُنُبٌ
فَكَرِهْتُ أَنْ أُجَالِسَكَ حَتَّى أَغْتَسِلَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ
الْمُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ
Dari Abu Huroiroh : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
menemuinya di satu jalan dari jalan-jalan yang ada di kota Madinah. Saat itu ia
sedang junub. Diam-diam ia menyingkir lalu pergi dan mandi. Nabi shollallohu
alaihi wasallam mencarinya. Ketika ia datang, beliau bersabda : Kemana engkau
pergi wahai Abu Huroiroh ? Ia berkata : Ya rosululloh, engkau menemuiku
sementara aku dalam keadaan junub. Aku tidak ingin bermajlis dengan dirimu
hingga aku mandi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
Subhaanalloh, sesungguhnya mukmin itu tidak najis [Bukhori, HR Muslim, Ahmad,
Nasa’i dan Ibnu Majah]
Riwayat di atas menunjukkan perbuatan Abu Huroiroh yang
diam-diam menjauh dari nabi shollallohu alaihi wasallam. Ketika beliau
menanyakan kepadanya, Abu Huroiroh memberi jawaban tentang statusnya yang masih
junub.
Ibnu Hajar Al Atsqolani menerangkan rahasia di balik apa yang
dilakukan oleh Abu Huroiroh dengan mengatakan :
وَكَانَ سَبَبُ ذَهَابِ أَبِي
هُرَيْرَة أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا لَقِيَ أَحَدًا
مِنْ أَصْحَابِهِ مَاسَحَهُ وَدَعَا لَهُ فَلَمَّا ظَنَّ أَبُو هُرَيْرَة أَنَّ
الْجُنُبَ يَنْجُسُ بِالْحَدَثِ خَشِيَ أَنْ يُمَاسِحَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَعَادَتِهِ فَبَادَرَ إِلَى الِاغْتِسَالِ
Sebab dari perginya Abu Huroiroh adalah bahwa nabi
shollallohu alaihi wasallam bila bertemu dengan seorang dari sahabatnya, biasa
menyentuh dan mendoakannya. Abu Huroiroh mengira bahwa status orang yang junub
adalah najis oleh karena itu ia khawatir bila nabi shollallohu alaihi wasallam
menyentuh tubuhnya sebagaimana kebiasaan beliau. Oleh karena itu ia segera
pergi untuk mandi
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 1/446