Menghormati Nabi Dan Orang Mulia



Abu Hurorioh Dan Junub (8)



Saat bertemu dengan orang terhormat, kita akan tampil berbeda dari biasanya. Dari sisi pakaian, tubuh dan penampilan akan tampak bahwa kita sedang memberi penghormatan kepada orang yang ada di hadapan kita.

Ketika pergi ke masjid, seorang muslim akan tahu bahwa dirinya akan bermunajat dengan Alloh, bertemu malaikat yang hadir di dalamnya dan berkumpul dengan kaum muslimin. Wajar bila kita datang dengan sebaik-baik keadaan. Dari sisi aroma mulut dan tubuh, nabi shollallohu alaihi wasallam mengajarkan kita :

عن ابن عمر رضي الله عنهما : أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ أكَلَ مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ: الثُّومَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا  متفق عَلَيْهِ .

Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang makan dari pohon ini (bawang) maka jangan sekali-kali mendekati masjid kami [muttafaq alaih]

عن أنس رضي الله عنه قَالَ : قَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم مَنْ أَكَلَ مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ فَلاَ يَقْرَبَنَّا ، وَلاَ يُصَلِّيَنَّ مَعَنَا  متفق عَلَيْهِ .

Dari Anas rodliyallohu anhu berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang makan dari pohon ini maka jangan sekali-kali mendekati kami dan jangan pula sholat bersama kami [muttafaq alaih]

عن جابر رضي الله عنه  قَالَ : قَالَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم  مَنْ أكَلَ البَصَلَ ، والثُّومَ ، والكُرَّاثَ ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا ، فَإنَّ المَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

Dari Jabir rodliyallohu anhu berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang makan bawang merah, bawang putih dan bawang bakung maka jangan sekali-kali mendekati masjid kami karena para malaikat terganggu dengan aromanya sebagaimana anak Adam juga terganggu [HR Muslim]

Selain aroma tubuh, pakaian juga perlu diperhatikan sehingga islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk memiliki pakaian khusus untuk beribadah :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلاَمٍ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ مَا عَلَى أَحَدِكُمْ لَوِ اشْتَرَى ثَوْبَيْنِ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ سِوَى ثَوْبِ مِهْنَتِهِ

Dari Abdulloh Bin Salam : Bahwa dia mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda di atas mimbar pada hari jumat : Kenapa seorang diantara kalian tidak membeli dua pakaian untuk hari jumat selain pakaian yang dikenakan untuk bekerja ? [HR Malik, Abu Daud dan Ibnu Majah]

Selain kedua hal di atas, Abu Huroiroh memberi kita pelajaran untuk tidak berdekatan dengan nabi shollallohu alaihi wasallam dalam keadaan junub. Sebuah riwayat menyebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُ لَقِيَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فِى طَرِيقٍ مِنْ طُرُقِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ جُنُبٌ فَانْسَلَّ فَذَهَبَ فَاغْتَسَلَ فَتَفَقَّدَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا جَاءَهُ قَالَ أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيتَنِى وَأَنَا جُنُبٌ فَكَرِهْتُ أَنْ أُجَالِسَكَ حَتَّى أَغْتَسِلَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ

Dari Abu Huroiroh : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam menemuinya di satu jalan dari jalan-jalan yang ada di kota Madinah. Saat itu ia sedang junub. Diam-diam ia menyingkir lalu pergi dan mandi. Nabi shollallohu alaihi wasallam mencarinya. Ketika ia datang, beliau bersabda : Kemana engkau pergi wahai Abu Huroiroh ? Ia berkata : Ya rosululloh, engkau menemuiku sementara aku dalam keadaan junub. Aku tidak ingin bermajlis dengan dirimu hingga aku mandi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Subhaanalloh, sesungguhnya mukmin itu tidak najis [Bukhori, HR Muslim, Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majah]

Apa yang dilakukan oleh Abu Huroiroh dikomentari Imam Nawawi :

وَفِي هَذَا الْحَدِيث اِسْتِحْبَاب اِحْتِرَام أَهْل الْفَضْل وَأَنْ يُوَقِّرهُمْ جَلِيسهمْ وَمُصَاحِبهمْ ، فَيَكُون عَلَى أَكْمَل الْهَيْئَات وَأَحْسَن الصِّفَات

Hadits di atas menganjurkan memuliakan orang yang memiliki keutamaan, menghormati mereka saat duduk bersama mereka. Oleh karena itu kita datang dalam sebaik-baik penampilan dan sebagus-bagus keadaan

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawai 2/87