Dzikrulloh (14)
Di saat Ibrohim berada di atas tumpukan kayu yang sudah siap
dibakar, ia membaca hasbunallohu mani’mal wakil (cukup bagi kami, Alloh. Dialah
sebaik-baik pelindung). Hati Ibrohim nampak tenang. Tidak tampak raut takut
pada dirinya, padahal api akhirnya dinyalakan.
Ummu Salamah ridlo akan kematian suaminya. Tidak ada tangisan
histeris pada dirinya karena saat musibah itu terjadi, ia segera mengucapkan
kalimat yang pernah diajarkan oleh nabi shollalohu alaihi wasallam :
اللَّهُمَّ
أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
Ya Alloh, berikan pahala padaku atas musibah yang menimpaku
dan berikan ganti yang lebih baik darinya [HR Muslim, Ahmad, Malik dan Ibnu
Majah]
Ini sedikit contoh betapa dzikrulloh menjadi penenang hati
ketika musibah datang. Benarlah firman Alloh :
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan dzikrulloh (mengingat Allah). Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram [arro’du : 28]