Kedudukan Tangan Dalam Sholat (7)
Hukumnya sunnah. Dikerjakan mendapatkan pahala, bila
ditinggalkan tidak akan merusak syahnya sholat. Hal ini berdasarkan riwayat dari
Sahl Bin Sa’ad Assa’idi dimana dia berkata :
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ كَانَ النَّاسُ
يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ الْيَدَ الْيُمْنَى عَلَى ذِرَاعِهِ الْيُسْرَى
فِى الصَّلاَةِ
Manusia diperintahkan untuk meletakkan tangan kanan di atas
pergelangan tangan kiri saat sholat [HR Bukhori, Malik dan Ahmad]
Wail Bin Hujr juga meriwayatkan hadits lain :
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ قَائِمًا فِي الصَّلَاةِ قَبَضَ
بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ
Aku melihat rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila dalam
keadaan berdiri saat sholat, beliau menggenggamkan tangan kanannya atas tangan
kirinya [HR Nasa’i]
Dua riwayat di atas sudah cukup sebagai bukti akan
disyariatkannya bersedekap saat itidal. Kendati demikian, Imam Ahmad berkata :
إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ : إنْ شَاءَ
أَرْسَلَ يَدَيْهِ ، وَإِنْ شَاءَ وَضَعَ يَمِينَهُ عَلَى شِمَالِهِ
Jika seseorang bangkit dari ruku’, maka jika ia mau, ia bisa melepaskan
tanggannya (tidak sedekap). Jika mau, ia pun bisa meletakkan tangan kanan di
atas tangan kirinya (sedekap).”
Maroji’ :
Fatawa Syabkah Islamiyyah 7/362