Kedudukan Tangan Dalam Sholat (6)
Tasybik adalah mempertemukan jari-jari tangan kanan dengan
jari-jari tangan kiri. Syariat melarang perbuatan ini saat menunaikan sholat.
Tidak itu saja. Ketika seorang duduk di masjid untuk menunggu pelaksanaan
sholat berjamaah, Alloh menilainya sebagai orang yang tengah menunaikan sholat
terus-menerus hingga ia keluar dari masjid sebagaimana yang disabdakan nabi shollallohu
alaihi wasallam :
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أنَّ
رَسُول اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لا يَزَالُ أحَدُكُمْ في صَلاَةٍ مَا
دَامَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ ، لا يَمنَعُهُ أنْ يَنقَلِبَ إلى أهلِهِ إلاَّ
الصَّلاةُ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Bahwa rosululloh
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Seorang diantara kamu senantiasa dinilai
berada dalam sholat selama sholat menahannya untuk tetap berada di masjid.
Tidak ada yang menghalanginya untuk kembali kepada keluarga kecuali sholat [HR
Bukhori, Muslim dan Ahmad]
Oleh karena itu tasybik juga dilarang dilakukan ketika
seorang muslim sudah berada di masjid karena rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda :
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : إذا توضأ أحدكم في بيته ثم أتى المسجد كان في صلاة حتى يرجع ، فلا يقل هكذا
، وشبك بين أصابعه
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam : Apabila seorang diantara kalian berwudlu di rumahnya lalu pergi ke
masjid maka ia dinilai berada dalam sholat hingga ia pulang. Maka jangan
melakukan seperti ini, beliau mentasybik jari-jemarinya [HR Ibnu Khuzaimah]
Kenapa tasybik dilarang ? Ibnu Umar menjelaskan :
عَنْ نَافِعٍ عَنِ الرَّجُلِ يُصَلِّى
وَهُوَ مُشَبِّكٌ يَدَيْهِ قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ تِلْكَ صَلاَةُ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ.
Dari Nafi’ dari seorang yang menunaikan sholat dengan
mentasybikkan kedua tangannya. Ia berkata : Ibnu Umar berkata : Itu adalah
sholat kaum yang dimurkai [HR Abu Daud]