Kedudukan Tangan Dalam Sholat (4)
Imam Ibnu Hajar Al Atsqolani berkata :
الْحِكْمَةُ فِي هَذِهِ الْهَيْئَةِ أَنَّهُ صِفَة
السَّائِل اَلذَّلِيل ، وَهُوَ أَمْنَعُ مِنْ الْعَبَثِ وَأَقْرَبُ إِلَى
الْخُشُوعِ ، وَكَأَنَّ الْبُخَارِيَّ لَحَظَ ذَلِكَ فَعَقَّبَهُ بِبَاب الْخُشُوع
. وَمِنْ اللَّطَائِفِ قَوْل بَعْضِهِمْ : الْقَلْبُ مَوْضِع النِّيَّة ،
وَالْعَادَةُ أَنَّ مَنْ اِحْتَرَزَ عَلَى حِفْظِ شَيْءٍ جَعَلَ يَدَيْهِ عَلَيْهِ
Hikmah dari sifat ini adalah menunjukkan sifat pemohon yang
hina. Hal ini akan menghalangi kita dari sikap bermain-main dan lebih
mendekatkan diri kepada kekhusyuan. Seolah Imam Bukhori mengingatkan masalah
ini dan memasukkannya ke pembahasan selanjutnya di bab khusyu. Dan diantara
rahasia hikmah cara ini adalah perkataan sebagian ulama : Hati adalah tempat
niat dan sudah menjadi kebiasaan bahwa orang yang menjaga sesuatu yang perlu
dijaga adalah meletakkan kedua tangannya pada barang itu
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 3/100