Kedudukan Tangan Dalam Sholat (12)
Secara umum, tata cara sujud yang benar adalah meletakkan
tujuh anggota badan di tanah sesuai sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى
سَبْعَةِ أَعْظُمٍ : عَلَى اَلْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى أَنْفِهِ
وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ اَلْقَدَمَيْنِ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang pada dahi.
Beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya, kedua tangan, kedua lutut dan
ujung-ujung jari kedua kaki [Muttafaq Alaihi]
Adapun
tangan, secara khusus syariat memberi ketentuan :
Pertama
: Telapak tangan diletakkan di tanah dengan merapatkan jari-jari
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ بَيْنَ
أَصَابِعِهِ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ
Dari
Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bila ruku' merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan
jari-jarinya [HR Hakim]
Tentang
rapatnya jari-jari, Imam Shon’ani berkata :
قَالَ الْعُلَمَاءُ الْحِكْمَةُ فِي
ضَمِّهِ أَصَابِعَهُ عِنْدَ سُجُودِهِ ، لِتَكُونَ مُتَوَجِّهَةً إلَى سَمْتِ
الْقِبْلَةِ
Para
ulama berkata : Hikmah merapatkan jari-jari saat sujud agar jari-jari menghadap
ke arah kiblat
Kedua
: Merenggangkan dan mengangkat tangan sehingga menjauhi lambung :
عَنْ اِبْنِ بُحَيْنَةَ رضي الله عنه أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا صَلَّى فَرَّجَ بَيْنَ يَدَيْهِ
حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ إِبِطَيْهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari
Ibnu Buhainah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila sholat (saat
sujud) merenggangkan kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiaknya
[Muttafaq Alaihi]
عَنْ اَلْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
Dari
al-Barra Ibnu 'Azib Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda : Apabila engkau sujud letakkanlah kedua telapak tanganmu
dan angkatlah kedua siku-sikumu [HR
Muslim]
Bukti
dari benarnya sujud sesuai dengan ketentuan nabi shollallohu alaihi wasallam,
maka bisa dibuktikan dengan kemampuan binatang lewat di sela-sela tubuh. Inilah
yang dinyatakan oleh Maimunah :
عَنْ مَيْمُونَةَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَجَدَ جَافَى يَدَيْهِ
حَتَّى لَوْ أَنَّ بَهْمَةً أَرَادَتْ أَنْ تَمُرَّ تَحْتَ يَدَيْهِ مَرَّتْ
Dari
Maimunah : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam apabila sujud, beliau menjauhkan
kedua tangannya sehingga bila ada binatang hendak lewat di bawah tangannya,
maka pasti bisa melewatinya [HR Nasai]
Cara
ini bisa dirubah dengan merapatkan tangan bila dalam kondisi lelah, lamanya
sujud atau kondisi jamaah padat sebagaimana Qois Bin Sakan berkata :
فان أطال السجود ولحقته مشقة بالتفريج ، فله أن
يعتمد بمرفقيه على ركبتيه
Bila
panjang sujudnya dan mendapati kesulitan saat merenggangkan tangan maka
diperbolehkan baginya untuk menyandarkan sikunya ke lututnya
Abu
Huroiroh meriwayatkan :
إشتكى أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم مشقة السجود عليهم إذا
تفرجوا فقال استعينوا بالركب
Para
sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengadu tentang beratnya sujud
bila merenggangkan tangan, maka beliau : Bantulah dengan merapatkan siku ke
lutut
Maroji’
:
Fathul
Bari, Ibnu Rojab 6/45
Subulussalam,
Imam Shon’ani 2/137