Saat Turun Dari I’tidal Menuju Sujud



Kedudukan Tangan Dalam Sholat (11)

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah meletakkan tangan dan lutut, mana yang lebih didahulukan. Pendapat pertama mengatakan bahwa tangan diletakkan di tanah lebih awal dari lutut. Dasar dari pendapat ini adalah :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ اَلْبَعِيرُ  وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ  

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Bila salah seorang di antara kamu sujud maka janganlah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya [HR Ahmad, Abu Daud dan Darimi]

Bukhori memperkuat hadits di atas dengan menampilkan ta’liq dari Nafi :

وَقَالَ نَافِعٌ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَضَعُ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ .

Nafi’ berkata : Bahwa Ibnu Umar biasa meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya

Sementara Ibnu Khuzaimah meriwayatkan :

عن ابن عمر ، أنه كان يضع يديه قبل ركبتيه ، وقال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفعل ذلك

Dari Ibnu Umar bahwa dia biasa meletakkan kedua tangannya sebelum lututnya dan berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam selalu melakukannya [HR Ibnu Khuzaimah]

Pendapat ini juga diperkuat oleh Imam Malik, Al Auza’i dan Ibnu Hazm. Pendapat kedua menilai bahwa saat sujud, lutut diletakkan lebih awal dari tangan. Hal ini berdasarkan pada sebuah hadits :

عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ وَإِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ

Dari Wail Bin Hujr berkata : Aku melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat kedua tangan sebelum lututnya [HR Abu Daud, Nasa’i, Darimi dan Tirmidzi] 

Diantara ulama yang mendukung kaifiyat ini adalah Muslim Bin Yasar, Abu Qilabah, Ibnu Sirin, Ibrohim Annakho’i, Ats Tsauri, Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad Bin Hambal dan Ishaq. Ibnu Rojab Alhambali berkata :

وكره النخعي أن يضع يديه قبل ركبتيه ، وقال : هل يفعله إلا مجنون ؟!

Annakho’i tidak menyukai meletakkan tangan sebelum lutut dan berkata : Tidak ada yang melakukannya selain orang gila

ومن أصحابنا من خصها بالشيخ الكبير والضعيف خاصة ، وهو أصح .

Diantara sahabat-sahabat kami ada yang mengkhususkan meletakkan tangan sebelum lutut bagi orang yang sudah tua dan orang lemah dan ini adalah pendapat paling shohih

Ibnul Qoyyim berkata :

أَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ التَّشَبُّه بِالْجَمَلِ فِي بُرُوكه ، وَالْجَمَل إِذَا بَرَكَ إِنَّمَا يَبْدَأ بِيَدَيْهِ قَبْل رُكْبَتَيْهِ . وَهَذَا مُوَافِق لِنَهْيِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّشَبُّه بِالْحَيَوَانَاتِ فِي الصَّلَاة ، فَنَهَى عَنْ التَّشَبُّه بِالْغُرَابِ فِي النَّقْر ، وَالْتِفَات كَالْتِفَاتِ ثَعْلَب . وَافْتِرَاش كَافْتِرَاشِ السَّبْع . وَإِقْعَاء كَإِقْعَاءِ الْكَلْب ، وَرَفْع الْأَيْدِي فِي السَّلَام كَأَذْنَابِ الْخَيْل ، وَبُرُوك كَبُرُوكِ الْبَعِير

Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam melarang meniru onta saat turun menuju sujud. Adapun onta bila menderum memulai tangannya sebelum lututnya. Ini sesuai dengan larangan nabi shollallohu alaihi wasallam meniru binatang saat sholat. Beliau melarang meniru burung elang saat mematuk, menoleh seperti menolehnya musang, duduk dengan membentangkan tangan seperti binatang buas, duduk iq’a seperti anjing, mengangkat tangan saat salam seperti ekor kuda dan menderum seperti onta

Maroji’ :

Aunul Ma’bud 2/247

Fathul Bari, Ibnu Rojab Alhambali 6/37