Meletakkan Tangan Saat Berdiri



Kedudukan Tangan Dalam Sholat (2)

Setelah bertakbir dan mengangkat tangan sejajar dengan daun telinga atau pundak, maka langkah selanjutnya adalah meletakkan keduanya. Secara umum, telapak tangan kanan bisa diletakkan pada telapak tangan kiri atau pada pergelangannya dan boleh juga pada assa’id (lengan, antara pergelangan dan siku). Hal ini berdasarkan sebuah hadits :

عَنْ وَائِلَ بْن حُجْرٍ قَالَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَقَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا بِأُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ  

Dari Wail Bin Hujr berkata : Aku benar-benar pernah melihat sholat rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Bagaimana beliau sholat, aku melihat kepadanya. Beliau berdiri lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya. Setelah itu meletakkan tangan kanannya atas telapak kirinya, pergelangan dan lengannya [HR Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i]

Selain diletakkan, syariat juga mengajarkan telapak tangan kanan digenggamkan pada telapak tangan kiri atau pergelangan dan lengannya sebagaimana sebuah hadits menyebutkan :

عَنْ طَاوُسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَضَعُ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ يَشُدُّ بَيْنَهُمَا عَلَى صَدْرِهِ وَهُوَ فِى الصَّلاَةِ.

Dari Thowus berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya lalu menggenggam keduanya pada dadanya pada saat sholat [HR Abu Daud]

Setelah kedua tangan menyatu, di posisi mana diletakkan ? Para ulama menyebut ada empat perbedaan pendapat diantara mereka :

Pertama : Di bawah pusar

Ini diamalkan oleh imam Hanafi. Tentang cara pertama, Imam Nawawi berkata :

وَأَمَّا حَدِيث عَلِيّ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : مِنْ السُّنَّة فِي الصَّلَاة وَضْع الْأَكُفّ عَلَى الْأَكُفّ تَحْت السُّرَّة ضَعِيف مُتَّفَق عَلَى تَضْعِيفه . رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَالْبَيْهَقِيّ مِنْ رِوَايَة أَبِي شَيْبَة عَبْد الرَّحْمَن بْن إِسْحَاق الْوَاسِطِيّ . وَهُوَ ضَعِيف بِالِاتِّفَاقِ

Adapun hadits dari Ali rodliyallohu anhu bahwa dia berkata “ Bagian dari sunnah dalam sholat adalah meletakkan telapak tangan kanan pada telapak tangan kiri di bawah pusar “ adalah dloif yang disepakati akan kedloifannya. Diriwayatkan oleh Daraquthni dan Baihaqi dari jalur Abu Syaibah Abdurrohman Bin Ishaq Alwashithi. Ini telah disepakati akan kedloifannya.

Kedua : Pada dada

Hal ini berdasarkan hadits dari Wail Bin Hujr :

عَنْ وَائِلٍ بْنِ حُجْرٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رسول الله صلى الله عليه وسلم وَوَ ضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ

Dari Wail Bin Hujr berkata : Aku pernah sholat bersama rosululloh shollallohu alaihi wasallam, beliau meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya pada dadanya [HR Ibnu Khuzaimah]

Ketiga : Antara dada dan pusar

Cara ini diamalkan dalam madzhab syafi’i. Tentang cara ini, Imam Nawawi berkata :

وَيَجْعَلهُمَا تَحْت صَدْره فَوْق سُرَّته ، هَذَا مَذْهَبنَا الْمَشْهُور ، وَبِهِ قَالَ الْجُمْهُور

Beliau meletakkan keduanya di bawah dada di atas pusar. Inilah pendapat yang masyhur dalam madzhab kami dan inilah perkataan jumhur

Sementara Imam Muslim memperkuat pendapat di atas sehingga membuat judul dalam kitabnya :

باب وَضْعِ يَدِهِ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى بَعْدَ تَكْبِيرَةِ الإِحْرَامِ تَحْتَ صَدْرِهِ فَوْقَ سُرَّتِهِ وَوَضْعِهِمَا فِى السُّجُودِ عَلَى الأَرْضِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ

Bab meletakkan tangan kanan atas tangan kiri setelah takbirotul ihrom di bawah dada di atas pusar dan meletakkan keduanya di tanah sejajar dengan kedua pundaknya

Keempat : Al irsal (melepaskan tangan)

Berdiri tegak dengan tangan lurus seperti berdirinya orang yang sedang berbaris. Cara ini diriwayatkan oleh Ibnul Qosim dari Malik.

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 2/138