mengangkat tangan dalam sholat (2)
Ada dua cara :
Pertama : Telapak tangan sejajar dengan bahu :
عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ اَلسَّاعِدِيِّ رضي الله عنه
قَالَ رَأَيْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ
حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Abu
Hamid Assa'idy Radliyallaahu 'anhu berkata : Aku melihat Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam takbir beliau mengangkat kedua tangannya sejajar
dengan kedua bahunya [HR Bukhori]
Kedua
: Telapak tangan sejajar dengan daun telinga :
عَنْ أبي قَتَادَةَ أَنَّهُ رَأَى
نَبِىَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَقَالَ حَتَّى يُحَاذِىَ بِهِمَا فُرُوعَ
أُذُنَيْهِ.
Dari Abu Qotadah, bahwa ia pernah melihat nabiyulloh
shollallohu alaihi wasallam (mengangkat kedua tangannya) sehingga sejajar
dengan kedua telinganya [HR Muslim]
Dari dua cara ini, Imam syafi’i menggabungkan keduanya
sehingga kedua hadits di atas bisa diamalkan sebagaimana yang dikatakan oleh
Imam Nawawi :
وَأَمَّا صِفَة الرَّفْع فَالْمَشْهُور
مِنْ مَذْهَبنَا وَمَذْهَب الْجَمَاهِير أَنَّهُ يَرْفَع يَدَيْهِ حَذْو
مَنْكِبَيْهِ بِحَيْثُ تُحَاذِي أَطْرَاف أَصَابِعه فُرُوع أُذُنَيْهِ أَيْ
أَعْلَى أُذُنَيْهِ ، وَإِبْهَامَاهُ شَحْمَتَيْ أُذُنَيْهِ ، وَرَاحَتَاهُ
مَنْكِبَيْهِ ، فَهَذَا مَعْنَى قَوْلهمْ : حَذْو مَنْكِبَيْهِ ، وَبِهَذَا جَمَعَ
الشَّافِعِيّ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ بَيْن رِوَايَات الْأَحَادِيث فَاسْتَحْسَنَ
النَّاس ذَلِكَ مِنْهُ ،
Adapun sifat mengangkat tangan maka yang masyhur dalam
madzhab kami dan madzhab jumhur bahwa mengangkat tangan itu sejajar dengan
kedua pundak dimana caranya ujung jari-jari sejajar dengan telinga, maksudnya
bagian telinga yang paling atas. Sementara ibu jari sejajar dengan ujung
telinga yang paling bawah dan telapak tangan sejajar dengan pundak. Inilah
makna dari perkataan mereka “ sejajar dengan kedua pundaknya “. Dengan demikian
Asy Syafi’i menggabungkan beberapa riwayat dan masyarakat menilainya baik
pendapat ini