mengangkat tangan dalam sholat (8)
Sholat jenazah berbeda dengan pelaksanaan sholat-sholat
lainnya. Tidak ada ruku’, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud dan duduk
tahiyat. Ia dilakukan dengan berdiri. Bertakbir empat atau lima kali dan
membaca bacaan yang telah diajarkan oleh nabi shollalohu alaihi wasallam di
sela-sela takbir :
عَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ كَانَ زَيْدُ
بْنُ أَرْقَمَ يُكَبِّرُ عَلَى جَنَائِزِنَا أَرْبَعًا, وَإِنَّهُ كَبَّرَ عَلَى
جَنَازَةٍ خَمْسًا, فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم يُكَبِّرُهَا
Dari
Abdurrahman Ibnu Abu Laila berkata : Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu
biasanya bertakbir empat kali atas jenazah di antara kami, tetapi ia pernah
bertakbir lima kali atas suatu jenazah. Lalu aku tanyakan hal itu padanya, ia
menjawab : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertakbir seperti ini [HR
Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi,Nasai dan Ibnu Majah]
Yang
perlu kita ketahui selanjutnya adalah, apakah diperintah mengangkat kedua
tangan di tiap kali takbir ? Penulis Aunul Ma’bud berkata :
وَاخْتَلَفَ أَهْل الْعِلْم فِي هَذَا ، فَرَأَى
أَكْثَر أَهْل الْعِلْم مِنْ أَصْحَاب النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَغَيْرهمْ أَنْ يَرْفَع الرَّجُل يَدَيْهِ فِي كُلّ تَكْبِيرَة عَلَى الْجَنَازَة
، وَهُوَ قَوْل اِبْن الْمُبَارَك وَالشَّافِعِيّ وَأَحْمَد وَإِسْحَاق . وَقَالَ
بَعْض أَهْل الْعِلْم : لَا يَرْفَع يَدَيْهِ إِلَّا فِي أَوَّل مَرَّة ، وَهُوَ
قَوْل الثَّوْرِيِّ وَأَهْل الْكُوفَة
Para
ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Kebanyakan ulama dari sahabat nabi
shollallohu alaihi wasallam dan selain mereka menilai bahwa disyariatkan
mengangkat kedua tangan di tiap kali takbir pada sholat jenazah. Ini adalah
pendapat dari Ibnul Mubarok, Asy Syafi’i, Ahmad dan Ishaq. Sebagian ulama
berpendapat bahwa tidak disyariatkan mengangkat kedua tangan kecuali di awal
sholat. Ini adalah pendapat Ats Tsauri dan Ahlul Kufah
Maroji’
:
Aunul
Ma’bud 7/186