Hikmah Di Balik Luka Yang Diderita Oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam



Luka Fisik Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam (6)

1) Sebagai sarana penghapus dosa

Banyak wasilah yang Alloh gunakan untuk menghapus dosa-dosa hambaNya, diantaranya luka yang ditimpakan kepada kaum muslimin. Meski dalam hal ini kita tidak boleh berprasangka bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam memiliki dosa sehingga harus ditebus lewat luka di tubuh beliau. Tentang terhapusnya dosa lewat luka, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ  

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi dan Abu Huroiroh, dari nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa lelah, sakit yang lama, duka, sedih, luka, kesusahan hingga duri yang terinjak kecuali Alloh akan menutupi dosa-dosanya dengannya [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]

2) Sarana mengangkat derajat

Seorang mukmin akan terangkat derajatnya di sisi Alloh manakala sabar saat menghadapi luka yang menimpa fisiknya :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Dari Aisyah berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lainnya kecuali Alloh akan mengangkat derajat dengannya atau menghapus dosa dengannya [HR Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Hibban]

Luka itu beberapa kali dialami oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam

3) Untuk menunjukkan salah satu sifat dunia

Adakalanya kita tertawa, di lain waktu kita akan menangis. Badan sehat, tentu tidak selamanya kita nikmati sehingga wajar bila sesekali kita perlu merasakan tubuh sakit. Untung dalam berdagang akan selalu diselingi dengan kerugian. Hidup panjang yang kita ingini, tentu akan berakhir dengan kematian. Demikianlah dunia, kebaikan dan keburukan akan selalu datang silih berganti. Oleh karena itu, Alloh berfirman :

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dzalim [ali imron : 140]

Tentang ayat di atas, Syaikh Abdurrohman Nashir A ssa’di berkata : 

ومن الحكم في ذلك أن هذه الدار يعطي الله منها المؤمن والكافر، والبر والفاجر، فيداول الله الأيام بين الناس، يوم لهذه الطائفة، ويوم للطائفة الأخرى؛ لأن هذه الدار الدنيا منقضية فانية، وهذا بخلاف الدار الآخرة، فإنها خالصة للذين آمنوا.

Diantara hikmah pada perputaran itu adalah bahwa dunia ini sebagiannya Alloh berikan kepada mukmin dan kafir, orang baik dan orang jahat. Alloh pergilirkan hari-hari itu diantara manusia. Hari ini untuk suatu kelompok dan hari lain untuk kelompok lainnya. Itu dikarenakan sifat dunia adalah sementara dan fana. Ini berbeda dengan kampung akhirat. Ia adalah kampung yang dikhususkan bagi orang-orang beriman

4) Untuk menunjukkan bahwa Muhammad shollallohu alaihi wasallam adalah manusia

Beliau tidak bisa menghindarkan diri dari madlorot yang telah Alloh tetapkan. Beliau termasuk ke dalam sabda yang beliau sabdakan sendiri :

وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ

Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang  ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu [HR Tirmidzi]

Sisi kelemahan ini, menunjukkan bahwa “ Muhammad “ shollallohu alaihi wasallam tidak memiliki sifat rububiyyah sehingga tidak layak untuk diibadahi.

5) Sebagai pengiring kesuksesan

Kemenangan harus diikuti dengan kekalahan. Kesuksesan selalu diiringi dengan kegagalan. Oleh karena itu benarlah bila nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).

Maroji’ :

Taisir Kalim Arrohman Fi Tafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 67