Sikap Kepada Para Pembesar (4)
Alloh
berfirman :
وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا
Dan mereka (kaum Nabi
Nuh) berkata : janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr (QS. [Nuh : 23]
Beliau Tentang ayat di
atas, Ibnu Abbas) berkata :
هذه
أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِينَ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ ، فَلَمَّا هَلَكُوا أَوْحَى
الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنِ انْصِبُوا إِلَى مَجَالِسِهِمُ الَّتِى
كَانُوا يَجْلِسُونَ أَنْصَابًا ، وَسَمُّوهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوا فَلَمْ
تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ
Ini adalah nama
orang-orang sholeh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meninggal dunia, syetan
membisikan kepada kaum mereka agar membikin patung-patung mereka yang telah
meninggal di tempat-tempat dimana disitu pernah diadakan pertemuan-pertemuan
mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan
nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syetan, dan
saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan, baru
setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat
itulah patung-patung tersebut mulai disembah.
Ibnul Qoyyim berkata :
قال
غير واحد من السلف لما ماتوا عكفوا على قبورهم ثم صوروا تماثيلهم ثم طال عليهم
الأمد فعبدوهم
Banyak para ulama
salaf mengatakan : Setelah mereka itu meninggal, banyak orang-orang yang
berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membikin
patung-patung mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama akhirnya mereka
menyembahnya.
Di banyak negara, saat
pemimpin mati, maka rakyat mengabadikan jasa-jasanya dengan mendirikan patung