Antara Thoun Dan Corona (7)
Rosuulloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها زَوْجِ النَّبِىِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَتْ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ
الطَّاعُونِ ، فَأَخْبَرَنِى أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ
يَشَاءُ ، وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ ، لَيْسَ مِنْ
أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِى بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا ،
يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ، إِلاَّ كَانَ
لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ
Dari Aisyah rodliyallohu anha istri nabi shollallohu alaihi
wasallam berkata : Aku bertanya kepada rosululloh shollallohu alaihi tentang
thoun. Beliau mengabarkan padaku bahwa ia adalah adzab yang Alloh kirim kepada
siapa yang dikehendaki dan Alloh menjadikannya sebagai rahmat bagi kaum mukminin.
Tidak ada seorangpun yang ditimpa thoun lalu ia tetap berada di negerinya dalam
keadaan bersabar lagi mengharap pahala dimana dia tahu bahwa tidak akan
menimpanya kecuali yang telah tetapkan baginya kecuali dia mendapat pahala
seperti mati syahid [HR Bukhori dan Ahmad]
Berdasar hadits di atas, Ibnu Hajar Al Atsqolani membagi
kesyahidan dengan adanya thoun menjadi tiga :
Pertama :
Seorang yang terkena thoun dan memiliki sifat-sifat yang
disebut oleh nabi shollallohu alaihi wasallam (tetap berada di negerinya dalam
keadaan bersabar lagi mengharap pahala dimana dia tahu bahwa tidak akan
menimpanya kecuali atas ketetapan Alloh) lalu mati karena penyakit ini.
Kedua :
Terkena penyakit thoun akan tetapi sembuh dan tidak mati
karenanya
Ketiga :
Tidak terkena penyakit thoun dan mati di kemudian hari atau
saat wabah ini sedang merebak, akan tetapi kematiannya bukan disebabkan oleh
wabah ini
Kepada tiga kelompok ini, Alloh memberikan kesyahidan
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 16/257