Antara Thoun Dan Corona (8)
Ibnu Katsir menyebut bahwa ada sebuah kota bagi kaum Israel
yang sedang mewabah penyakit thoun. Karena penyakit ini menular dan mematikan,
seluruh penduduknya segera lari meninggalkan kota ini. Padahal thoun harus
disikapi dengan sabar dan tidak pergi menjauhinya. Jumlah mereka ribuan.
Sesampainya di daerah aman, Allohpun mematikan mereka semua.
Mereka mengira bahwa melarikan diri dari kematian akan menyelamatkan dari
kematian yang mereka khawatirkan. Justru di tempat aman itulah mereka mendapati
kematiannya.
Melihat mayat-mayat bergelimpangan, seorang nabi dari
kalangan Bani Israel, yaitu Hizqil bermunajat agar Alloh menghidupkan mereka.
Doa itupun dikabulkan hingga semuanya bisa hidup kembali. Peristiwa ini
difirmankan Alloh :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ
دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا
ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari
kampung halaman mereka, sedang jumlah mereka beribu-ribu karena takut mati. Maka
Allah berfirman kepada mereka : Matilah kalian, lalu Allah menghidupkan mereka.
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia
tidak bersyukur [albaqoroh : 243]
Ayat ini sebenarnya berisi motivasi dari Alloh kepada kaum
mukminin untuk berani berjihad meski beresiko kematian. Karena lari dari
kematian maksudnya jihad belum tentu menyelamatkan dirinya dari kematian itu.
Oleh karena itu pada ayat berikutnya Alloh berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui [albaqoroh : 244]
Tentang awal mula thoun yang terjadi pada diri kaum Bani
Isroil adalah sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أُسَامَةَ بْن زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الطَّاعُونُ رِجْسٌ أُرْسِلَ عَلَى طَائِفَةٍ مِنْ
بَنِى إِسْرَائِيلَ أَوْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ
بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا
فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ
Dari Usamah Bin Zaid berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Thoun adalah kotoran yang Alloh berikan kepada sekelompok
Bani Isroil atau orang sebelum kalian. Bila kalian mendengar thoun menimpa
sebuah negeri maka janganlah kalian masuk ke dalamnya dan bila menimpa di
sebuah negeri sementara kalian ada di dalamnya maka janganlah keluar karena
lari menghindar darinya [HR Bukhori]
Ibnu Hajar Al Atsqolani dalam fathul bari menampilkan riwayat
dari Ibnu Ishaq di kitab almubtada tentang awal mula thoun terjadi :
أَنَّ اللَّه أَوْحَى إِلَى دَاوُدَ أَنَّ بَنِي
إِسْرَائِيل كُثْر عِصْيَانهمْ ، فَخَيِّرْهُمْ بَيْن ثَلَاث : إِمَّا أَنْ
أَبْتَلِيهِمْ بِالْقَحْطِ ، أَوْ الْعَدُوّ شَهْرَيْنِ ، أَوْ الطَّاعُون
ثَلَاثَة أَيَّام . فَأَخْبَرَهُمْ ، فَقَالُوا : اِخْتَرْ لَنَا . فَاخْتَارَ
الطَّاعُون . فَمَاتَ مِنْهُمْ إِلَى أَنْ زَالَتْ الشَّمْس سَبْعُونَ أَلْفًا
وَقِيلَ مِائَة أَلْف . فَتَضَرَّعَ دَاوُدَ إِلَى اللَّه تَعَالَى ، فَرَفَعَهُ .
وَوَرَدَ وُقُوع الطَّاعُون فِي غَيْر بَنِي إِسْرَائِيل
Bahwa Alloh mewahyukan kepada Daud akan banyaknya maksiat
yang diperbuat Bani Isroil lalu mereka diberi satu diantara tiga pilihan
hukuman : Ditimpakan kepada mereka kemarau atau dikuasai musuh selama dua bulan
atau thoun selama tiga hari. Daud segera mengabarkan hal itu kepada mereka lalu
mereka berkata : Tetapkan pilihan untuk kami. Daud memilih thoun. Setelah itu
matilah diantara mereka sebanyak tujuh puluh ribu, ada yang mengatakan seratus
ribu hingga matahari tergelincir (waktu dzuhur). Daud memohon kepada Alloh
Ta’ala. Allohpun mengangkat penyakit itu. Ada yang menyebutkan bahwa terjadinya
thoun pada kaum selain Bani Isroil.
Selain kisah di atas, ada juga riwayat lain yang menyebutkan
ketika Musa menyampaikan kepada Bani Israel bahwa Palestina adalah tanah yang
Alloh berikan untuk mereka. Ada dua perintah saat memasuki gerbang negeri itu,
yaitu bersujud dan mengucapkan “ Hith-thotun “ yang artinya ya Alloh, bebaskan
kami dari dosa. Alloh berfirman :
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ
الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ
سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ
الْمُحْسِنِينَ
Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman : Masuklah kamu ke
negeri ini (Baitulmaqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi
enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud,
dan katakanlah : Bebaskanlah kami dari dosa, niscaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada
orang-orang yang berbuat baik [albaqoroh : 58]
Apakah mereka melaksanakan perintah itu dengan baik ?
Ternyata tidak. Seharusnya mereka memasukinya dengan sujud, akan tetapi justru
mereka masuk dengan mundur sehingga pantat menjadi anggota badan yang terlebih
dahulu masuk. Ucapan hith-thotun yang merupakan bacaan istighfar bagi kaum Bani
Isroil, mereka rubah dengan hinthotun yang artinya gandum. Karena perbuatan
ini, Allohpun turunkan adzab untuk mereka :
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا
غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ
السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Lalu orang-orang yang dzalim mengganti perintah dengan
(mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan
atas orang-orang yang dzalim itu rjzan (adzab) dari langit, karena mereka
berbuat fasik [albaqoroh : 59]
Penulis tafsir jalalain menafsirkan rijzan pada ayat di atas
dengan thoun. Sementara dalam tafsir alwajiz disebutkan bahwa dalam satu jam
saja jatuh korban sebanyak tujuh puluh ribu orang
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 16-250
Tafsir Al Jalalain, Jalaluddin Al Mahalli dan Jalaluddin As
Suyuthi (maktabah syamilah) hal 9
Tafsir Alwajiz Fi Tafsir Al Kitab Al Aiziz, Ali Bin Ahmad Al
Wahidi Abul Hasan (maktabah syamilah) hal 9
Tafsir Alquran Al ‘Adzim, Ibnu Katsir (maktabah syamilah) hal
39