Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (8)
Siapa saja yang menginginkan sedikit tertawa dan
banyak menangis, maka nabi shollallohu alaihi wasallam memberi rahasianya :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ بَلَغَ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ أَصْحَابِهِ شَىْءٌ فَخَطَبَ فَقَالَ
عُرِضَتْ عَلَىَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِى الْخَيْرِ
وَالشَّرِّ وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ
كَثِيرًا قَالَ : فَغَطَّى أصْحَابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم وُجُوهَهُمْ ،
وَلَهُمْ خَنِينٌ
Dari Anas Bin Malik berkata : Telah sampai keluhan
dari para sahabat kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Akhirnya
beliau berkhutbah : Telah ditampakkan kepadaku aljannah dan neraka. Belum pernah
aku melihat pemandangan yang baik dan buruk seperti hari ini. Seandainya kalian
mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. Anas berkata : Para sahabat menutup wajah-wajah mereka dan terdengar
isakan tangis dari mereka [muttafaq alaih]
Hadits di atas menerangkan kunci sedikit tertawa dan
banyak menangis, yaitu perhatian kepada kehidupan sesudah mati dimana muara
manusia adalah aljannah atau annar. Ketika tertawa disebut sedikit, sementara
menangis disebut banyak, ini menunjukkan bahwa alkhouf (rasa takut) lebih
mendominasi dari roja’ (harapan).
Hasan Albasri memberi ungkapan indah tentang hal ini
dimana dia berkata :
مَنْ عَلِمَ أَنَّ الْمَوْتَ
مَوْرِدُهُ ، وَالْقِيَامَةَ مَوْعِدُهُ ، وَالْوُقُوفَ بَيْنَ يَدَيْ اللَّهِ
مَشْهَدُهُ ، فَحَقُّهُ أَنْ يَطُولَ فِي الدُّنْيَا حُزْنُهُ
Barangsiapa yang mengetahui bahwa kematian adalah
jalan yang akan dilaluinya, hari kiamat adalah waktu yang dijanjikan baginya
dan berdiri di hadapan Alloh tempat persaksiannya atas semua amal maka pasti
kesedihannya akan panjang saat dia berada di dunia
Tuhfatul Ahwadzi 6/98