Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (5)
Mencela dan merendahkan orang beriman adalah sifat
asli orang kafir. Tidak terhitung kaum lemah dari sahabat yang mendapat siksaan
dari kaum quraisy. Di saat mereka menahan sakit akibat adzab yang mereka
rasakan, justru para penyiksa melampiaskan kebahagiaan dengan tertawa.
Abu Jahal, Walid Bin Mughiroh dan Al Ash Bin Wail
adalah deretan tokoh kafir quraisy yang gemar menimpakan gangguan dan hinaan
kepada para sahabat dari kalangan mustdl’afin (kaum lemah). Ammar Bin Yasir,
Khobab Bin Al Art, Shuhaib Arrumi dan Bilal adalah daftar orang yang pernah
merasakan kekejaman mereka.
Perbuatan jahat mereka diabadikan oleh Alloh dalam
surat almuthoffifin :
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا
مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا يَضْحَكُونَ
وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى
أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ وَإِذَا
رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَالُّونَ
وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka
yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman berlalu di
hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada
kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan
apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan : Sesungguhnya
mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim sebagai penjaga bagi
orang-orang mukmin. [almuthoffifin :
29-33]