Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (25)
Saat haji wada, tepatnya di sore hari pada hari Arofah
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bermunajat kepada Alloh agar umatnya
mendapat ampunan. Doa beliau dikabulkan dan Alloh berfirman :
إِنِّى
قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ مَا خَلاَ الظَّالِمَ فَإِنِّى آخُذُ لِلْمَظْلُومِ مِنْهُ
Sesungguhnya Aku telah memberi ampunan bagi mereka
selain orang dzolim karena sesungguhnya Aku akan mengambil pahala dari orang
dzolim untuk orang yang terdzolimi
Mendengar hal itu, beliau kembali berdoa :
أَىْ
رَبِّ إِنْ شِئْتَ أَعْطَيْتَ الْمَظْلُومَ مِنَ الْجَنَّةِ وَغَفَرْتَ لِلظَّالِمِ
Wahai Robku, jika Engkau menghendaki, Engkau memberi
aljannah bagi orang yang terdzolimi dan memberi ampunan bagi orang yang dzolim
Permintaan beliau yang kedua belum mendapat jawaban
dari Alloh. Ketika waktu shubuh tiba yaitu di Muzdalifah, Alloh mengabulkan apa
yang beliau pinta. Terlihat nabi shollallohu alaihi wasallam tertawa yang
membuat Abu Bakar dan Umar bertanya :
بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى إِنَّ هَذِهِ
لَسَاعَةٌ مَا كُنْتَ تَضْحَكُ فِيهَا فَمَا الَّذِى أَضْحَكَكَ أَضْحَكَ اللَّهُ
سِنَّكَ
Karena bapakku dan ibuku, sungguh ini adalah
benar-benar waktu dikabulkannya doa. Apa yang anda tertawakan dan apa yang
membuat anda tertawa. Semoga Alloh memenuhi umur anda dengan tertawa
Beliau bersabda :
إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ
لَمَّا عَلِمَ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدِ اسْتَجَابَ دُعَائِى وَغَفَرَ
لأُمَّتِى أَخَذَ التُّرَابَ فَجَعَلَ يَحْثُوهُ عَلَى رَأْسِهِ وَيَدْعُو
بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ فَأَضْحَكَنِى مَا رَأَيْتُ مِنْ جَزَعِهِ
Sesungguhnya musuh Alloh yaitu iblis ketika mengetahui
bahwa Alloh Azza Wajalla telah mengabulkan doaku dan memberi ampunan bagi
umatku, dia (iblis) mengambil tanah lalu menaburkannya ke kepalanya seraya
menyeru kebinasaan dan kecelakaan. Itulah yang membuatku tertawa karena aku
melihat kegelisahannya
Secara lengkap riwayat di atas adalah :
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن كِنَانَةَ بْنِ
عَبَّاسِ بْنِ مِرْدَاسٍ السُّلَمِىّ أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ
النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم دَعَا لأُمَّتِهِ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ
بِالْمَغْفِرَةِ فَأُجِيبَ إِنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ مَا خَلاَ الظَّالِمَ
فَإِنِّى آخُذُ لِلْمَظْلُومِ مِنْهُ. قَالَ
أَىْ رَبِّ إِنْ شِئْتَ أَعْطَيْتَ الْمَظْلُومَ مِنَ الْجَنَّةِ
وَغَفَرْتَ لِلظَّالِمِ. فَلَمْ يُجَبْ عَشِيَّتَهُ فَلَمَّا أَصْبَحَ
بِالْمُزْدَلِفَةِ أَعَادَ الدُّعَاءَ فَأُجِيبَ إِلَى مَا سَأَلَ. فَضَحِكَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم. أَوْ قَالَ تَبَسَّمَ. فَقَالَ لَهُ أَبُو
بَكْرٍ وَعُمَرُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى إِنَّ هَذِهِ لَسَاعَةٌ مَا كُنْتَ تَضْحَكُ
فِيهَا فَمَا الَّذِى أَضْحَكَكَ أَضْحَكَ اللَّهُ سِنَّكَ قَالَ إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ لَمَّا عَلِمَ
أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدِ اسْتَجَابَ دُعَائِى وَغَفَرَ لأُمَّتِى أَخَذَ
التُّرَابَ فَجَعَلَ يَحْثُوهُ عَلَى رَأْسِهِ وَيَدْعُو بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ
فَأَضْحَكَنِى مَا رَأَيْتُ مِنْ جَزَعِهِ
Dari Abdulloh Bin Abbas Bin Mirdas Assulami : Bahwa
bapaknya mengabarkan dari bapaknya : bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
berdoa untuk umatnya pada sore hari di Arofah agar diberi ampunan lalu doa
beliau dikabulkan seraya berfirman : Sesungguhnya Aku telah memberi ampunan
bagi mereka selain orang dzolim karena sesungguhnya Aku akan mengambil pahala
dari orang dzolim untuk orang yang terdzolimi. Beliau bersabda : Wahai Robku,
jika Engkau menghendaki, Engkau memberi aljannah bagi orang yang terdzolimi dan
memberi ampunan bagi orang yang dzolim. Sore itu Alloh belum mengabulkan
permintaan itu hingga pada waktu shubuh di Muzdalifah beliau mengulangi doa itu
lalu dikabulkan apa yang beliau minta. Hal itu membuat rosululloh shollallohu
alaihi wasallam tertawa atau tersenyum. Abu Bakar dan Umar berkata : Karena
bapakku dan ibuku, sungguh ini adalah benar-benar waktu dikabulkannya doa. Apa
yang anda tertawakan dan apa yang membuat anda tertawa. Semoga Alloh memenuhi
umur anda dengan tertawa. Beliau bersabda : Sesungguhnya musuh Alloh yaitu
iblis ketika mengetahui bahwa Alloh Azza Wajalla telah mengabulkan doaku dan
memberi ampunan bagi umatku, dia (iblis) mengambil tanah lalu menaburkannya ke
kepalanya seraya menyeru kebinasaan dan kecelakaan. Itulah yang membuatku
tertawa karena aku melihat kegelisahannya [HR Ahmad dan Ibnu Majah]