Parfum


Wanita dan pria di masjid (7)
Mengenakan wewangian saat pergi ke masjid bagi laki-laki, sangat dianjurkan. Diantara hadits yang bisa dijadikan sandaran adalah :
عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِىِّ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ ، فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى  
Dari Salman Alfarisi berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat dan bersuci sesuai kemampuannya serta mengenakan minyak rambut atau mengenakan minyak wangi dari rumahnya lalu keluar. Ia tidak memisahkan dua orang yang sedang duduk. Setelah itu menunaikan sholat sesuai kemampuan. Sesudah itu ia diam saat imam berkhutbah kecuali akan diampuni dosa baginya antara hari itu dan jumat berikutnya [HR Bukhori dan Ahmad]
Sebaliknya, bagi kaum wanita, mengenakan parfum ke masjid adalah terlarang. Larangan ini diungkapkan oleh hadits dengan beberapa bentuk :
1] Sebagai syarat bolehnya wanita hadir di masjid adalah bersih dari wewangian
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدَنَّ مَعَنَا الْعِشَاءَ  
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Wanita mana saja yang mengenakan wewangian maka jangan sekali-kali menghadiri sholat isya bersama kami [HR Abu Daud]
2] Bila terlanjur memakainya maka dipersilahkan pulang ke rumah untuk mandi sebagaimana mandi janabat sehingga hilang seluruh aroma yang ada :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ لَقِيَتْهُ امْرَأَةٌ وَجَدَ مِنْهَا رِيحَ الطِّيبِ يُنْفَحُ وَلِذَيْلِهَا إِعْصَارٌ فَقَالَ يَا أَمَةَ الْجَبَّارِ جِئْتِ مِنَ الْمَسْجِدِ قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ وَلَهُ تَطَيَّبْتِ قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ إِنِّى سَمِعْتُ حِبِّى أَبَا الْقَاسِمِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ  لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ لاِمْرَأَةٍ تَطَيَّبَتْ لِهَذَا الْمَسْجِدِ حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ غُسْلَهَا مِنَ الْجَنَابَةِ   
Dari Abu Huroiroh berkata : Seorang wanita menemuinya sementara ia mendapati padanya wewangian yang berhembus dan ujung kainnya berdebu. Abu Huroiroh berkata : Wahai wanita jahat, apakah engkau pulang dari masjid ? Ia berkata : Benar. Abu Huroiroh berkata : Pergi ke masjid dengan mengenakan wewangian ? Ia berkata : Benar. Abu Huroiroh berkata : Sesungguhnya aku mendengar kekasihku Abu Qosim shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidak akan diterima sholat seorang wanita yang mengenakan wewangian ke masjid hingga ia pulang lalu mandi seperti mandi janabat [HR Abu Daud]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا خَرَجَتِ الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْتَغْتَسِلْ مِنَ الطِّيبِ كَمَا تَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ  
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila seorang wanita keluar menuju masjid maka mandilah untuk menghilangkan aroma parfum sebagaimana ia mandi janabat [HR Abu Daud]
3] Dinilai berdosa bila tidak mengindahkan peraturan ini sehingga aroma wangi di tubuhnya tercium oleh kaum laki-laki :
عَنْ أَبِى مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ  
Dari Abu Musa : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Wanita mana saja yang mengenakan minyak wangi lalu melewati kaum sehingga mereka mencium aromanya maka ia telah berzina [HR Ahmad, Nasa’i, Ibnu Hibban dan ibnu Khuzaimah]
Penulis tuhfatul ahwadzi menerangkan rahasia tentang dilarangnya wanita keluar rumah dalam keadaan wangi :
لِأَنَّهَا هَيَّجَتْ شَهْوَةَ الرِّجَالِ بِعِطْرِهَا ، وَحَمَلَتْهُمْ عَلَى النَّظَرِ إِلَيْهَا وَمَنْ نَظَرَ إِلَيْهَا ، فَقَدْ زَنَى بِعَيْنَيْهِ ، فَهِيَ سَبَبُ زِنَى الْعَيْنِ فَهِيَ آثِمَةٌ  
Karena dengan aroma akan menimbulkan syahwat bagi kaum laki-laki yang mendorong mereka untuk melihatnya. Siapa yang melihatnya maka ia dinilai telah berzina mata. Dalam hal ini maka wanitalah yang menjadi penyebab zina mata dan itu adalah perbuatan dosa
Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi 7/95