Berlindung Kepada Alloh Dari Kehilangan Nikmat

 

Kapan Kita Membaca A’udzu (32)

Menjadi muslim adalah nikmat yang paling besar. Terjatuhnya seseorang ke dalam kekufuran, menunjukkan bahwa dirinya telah kehilangan nikmat yang paling berharga bagi hidupnya. Kerugian akhirat akan menantinya.

Seorang tentu tidak ingin jatuh sakit setelah merasakan nikmat memiliki badan sehat atau miskin setelah sebelumnya dikenal sebagai orang kaya. Bila ini terjadi, berarti yang bersangkutan telah menemui kerugian secara duniawi.

Rugi dunia dan akhirat, sesuatu yang pasti dihindari. Kepada umatnya, nabi shollallohu alaihi wasallam mengajarkan doa :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ  

Dari Abdulloh Bin Umar berkata : Salah satu doa rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah : Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmatMu dan berubahnya afiatMu (padaku) dan datangnya siksaMu dengan tiba-tiba dan seluruh murkaMu [HR Muslim, Nasa’i dan Tirmidzi]

Penulis aunul ma’bud menafsirkan hilangnya nikmatMu dengan nikmat islam. Hal ini menunjukkan bahwa kita memohon perlindungan dari Alloh agar kita tidak terjerumus ke dalam kemurtadan atau kekufuran.

Adapaun berubahnya afiatMu padaku ditafsirkan dengan berubahnya kondisi sehat menjadi sakit, kaya menjadi miskin dan lain sebagainya.

Maroji’ :

Aunul Ma’bud 3/467