Syair Dalam Timbangan Aqidah (9)
Al bayan bisa dimaknai dengan susunan kalimat yang indah atau
retorika bicara yang memikat. Kebenaran bisa saja dipersepsikan sebagai
kebatilan dan kebatilan diyakini sebagai kebenaran karena faktor al bayan.
Lewat albayan, produk tidak bermutu akan laris di pasaran karena kemasan iklan
yang menarik. Demikianlah, nabi shollallohu alaihi wasallam mengingatkan kita :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَاءَ
أَعْرَابِىٌّ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَجَعَلَ يَتَكَلَّمُ بِكَلاَمٍ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ
مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا وَإِنَّ مِنَ الشِّعْرِ حُكْمًا
Dari Ibnu Abbas berkata : Datang seorang a’robi menghadap
nabi shollallohu alaihi wasallam. Ia berbicara dengan suatu perkataan.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya sebagian dari al
bayan adalah sihir dan sesungguhnya sebagian dari syair adalah hikmah [HR Ahmad dan Abu Daud]
Pada kenyataannya, seseorang bisa tersesat dan masuk ke dalam
firqoh sesat karena terpukau dengan dengan gaya bicara seorang penceramah meski
dia tidak memiliki disiplin ilmu agama. Kita juga sering mendapati, seorang
lebih terkesima dengan lagu yang berisi syair indah daripada susunan indah dari
firman Alloh dan sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam.