Alqolbu (29)
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ
وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ
مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ
وَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ
أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ
1. telah dekat kepada manusia hari
menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi
berpaling (daripadanya).
2. tidak datang kepada mereka suatu
ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Rob mereka, melainkan mereka
mendengarnya, sedang mereka bermain-main,
3. (lagi) hati mereka dalam Keadaan
lalai. dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang
ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, Maka Apakah kamu
menerima sihir itu, Padahal kamu menyaksikannya?" [al anbiya : 1-3]
Ibnu Abbas menafsirkan laahiyatan
dengan :
غافلة قلوبهم من أمر
الآخرة
Hati mereka lalai dari perkara akhirat
Kenapa mereka bisa lalai ? Jawabannya
adalah sikap attakatsur (berlomba-lomba untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya
perolehan dunia sebagaimana Alloh berfirman :
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
1. Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu (kekayaan, anak dan kekuasaan)
2. sampai kamu masuk ke dalam
kubur [attakatsur : 1-2]
Attakatsur adalah penyakit hati yang
sulit untuk disembuhkan sehingga nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ
وَادٍ مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنَّ لَهُ
وَادِيًا آخَرَ وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ وَاللَّهُ يَتُوبُ عَلَى
مَنْ تَابَ
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu
dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda :
Seandainya pada diri anak Adam ada satu lembah emas, pasti dia menginginkan
lembah emas lainnya dan tidak ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah. Alloh
akan memberi ampunan kepada siapa saja yang bertaubat [HR Muslim]
Oleh karena itu Alloh mengingatkan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا
تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi [almunafiqun : 9]
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ
وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ
يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari
yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang [annur : 37]
Sebagai nasehat kepada siapa saja
yang memiliki hati laahiyatan (lalai), rosululloh shollallohu alaihi wasallam
memberi nasehat :
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ ، قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ،
وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا
، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Dari Syaddad bin Aus, rosululloh
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alkais adalah siapa saja yang mampu
menundukkan jiwanya dan beramal demi kebahagiaan akhirat. Al’ajiz adalah siapa
yang memiliki jiwa yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap mendapat
kebaikan dari Alloh [HR Ahmad, Tirmidzi
dan Ibnu Majah]