Pahala Memberi Kemudahan Kepada Orang Yang Sedang Kesulitan

Fiqih Mudah (30)
Huruf Arab pada awalnya tidak mengenal titik dan harokat. Ketika islam menyebar ke luar jazirah Arab, umat islam kesulitan membaca alquran karena mereka tidak bisa membedakan mana huruf ba, ta, tsa, nun dan ya. Itu dikarenakan tidak adanya titik pada huruf. Demikian juga untuk membedakan mana huruf yang berharokat fathah, dlomah, kasroh dan sukun.
Pada masa Ali menjabat kholifah, tampillah ahli bahasa Arab, yang bernama Abu Aswad Aduali. Ia mengenalkan harokat dan titik. Dari sinilah kaum muslimin non Arab mendapatkan kemudahan di saat mereka membaca quran.
Kyai As’ad Humam dari Jogjakarta mengenalkan metode iqro dalam pelatihan baca quran. Hasilnya luar biasa. Berjuta umat islam mampu membaca alquran lewat metode ini.
Maktabah syamilah yang memuat ratusan bahkan jutaan kitab memberi kemudahan bagi para santri dan ustadz untuk mengetahui literatur islam baik masalah fiqh, aqidah, hadits, tafsir dan tsaqofah. Mereka tidak harus mengeluarkan jutaan uang untuk membeli kitab atau pergi ke perpustakaan demi mendapat referensi. Cukup dengan uang puluhan ribu, CD sudah ada di tangan.
Barangkali kita tengah mendapati orang yang memegang secarik kertas sambil menoleh ke kanan dan ke kiri nampak sedang kebingungan. Akhirnya kita dekati sehingga kita ketahui bahwa kebingungannya diakibatkan alamat yang dicari tak kunjung ditemukan. Dengan beberapa kalimat dan tangan yang kita tujukan ke arah tertentu, orang itupun nampak berbinar hingga mendapatkan alamat yang ia tuju.
Inilah beberapa contoh memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan. Allohpun akan mengganjar kita dengan sebaik-baik pahala sebagaimana yang dinyatakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس اللَّه عنه كربة من كرب يوم القيامة، ومن يسر على معسر يسر اللَّه عليه في الدنيا والآخرة، ومن ستر مسلماً ستره اللَّه في الدنيا والآخرة، والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa memberi kelonggaran bagi kesedihan dunia kepada seorang mu’min maka Alloh akan melonggarkan kedukaannya pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan bagi orang yang tengah menghadapi kesulitan maka Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Alloh senantiasa menolong hambaNya selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya [HR Muslim]

Siapa Yang Sulit Dan Mudah Digoda Setan ?

Fiqih Mudah (29)
Sudah menjadi tabiat setan menggoda manusia. Sejak awal perseteruan dengan Adam, setan sudah bersumpah untuk menggelincirkan anak Adam. Dengan gagahnya program itu disampaikan kepada Alloh dan berani memastikan target bahwa mayoritas manusia akan menjadi pengikutnya. Hal ini Alloh tuturkan dalam firmanNya :
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ  ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
16. iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)  [al a’rof : 16-17]
Dalam kenyataannya, tidak ada satupun manusia yang luput dari godaannya. Termasuk rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Beliau menuturkan :
مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ إلاَّ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِيْنُهُ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ قَالُوْا وَإيَّاكَ يَا رسول الله ؟ قَالَ وَإِيَّايَ وَلكِنَّ الله أعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إلاَّ بِخَيْرٍ
Setiap orang dari kalian punya pendamping dari jin dan pendamping dari malaikat. Para sahabat bertanya “ Termasuk engkau wahai rosulalloh ? “ Beliau menjawab : termasuk aku, akan tetapi Alloh membantuku menundukkannya kemudian dia masuk islam sehingga tidak mengajakku kecuali kepada kebaikan  [HR Muslim]
Kalau itu terjadi pada diri rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan nabi-nabi sebelumnya, lalu bagaimana dengan kita ? Maka jawabannya ada dua :
Pertama :
Meyakini bahwa hakekat tipu daya setan adalah lemah
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah [annisa’ : 76]
Penulis tafsir Alqothon berkata mengomentari ayat di atas : tipu daya dan makar setan adalah lemah, adapun kemenangan dan pertolongan hanya dimiliki oleh alhaq dengan izin Alloh.
Kedua :
Meyakini bahwa Alloh memberikan senjata penangkal godaan setan.
Penangkal itu adalah sikap memurnikan ketaatan kepada hanya Alloh yang disebut dengan ikhlas. Setan sendiri di saat mengajukan program penyesatan kepada anak Adam, menyampaikan kepada Alloh bahwa hanya orang ikhlaslah yang selamat dari tipu rayunya :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ  إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
39. iblis berkata : Wahai Robku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [dijaga keikhlasannya/ ketaatannya kepada Alloh] di antara mereka [alhijr : 39-40]
Imam Albaghowi menafsirkan makna almukhlashin dengan berkata : orang-orang beriman yang memurnikan ketaatan dan tauhid kepada Alloh. Salah satu bukti dari teori ini adalah apa yang dialami oleh nabi Yusuf alaihissalam. Di saat ada ajakan berzina oleh Zulaikha dengan sigap, Yusuf menolaknya. Alloh mengisahkannya :
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang mukhlashiin  [yusuf : 24]
Imam Baidlowi menerangkan makna almukhlashin pada ayat di atas dengan orang-orang yang Alloh murnikan ketaatan dan tauhid pada dirinya kepada Alloh.
Walhasil kaum mukhlashin adalah orang yang akan mustahil digoda setan, adapun selainnya akan dengan mudah mengikuti tipu rayunya.
Maroji’ :
Tafsir Alqothon (maktabah syamilah)
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah)
Tafsir Albaidlowi





Kemudahan Disyukuri, Kesulitan Disikapi Dengan Sabar

Fiqih Mudah (36)
Nabi Yaqub di saat kehilangan Yusuf dan Bunyamin, dalam kondisi sedih ia ungkapkan isi hatinya hanya kepada Alloh bukan kepada orang lain. Yaqub berkata :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya'qub menjawab : Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya [yusuf : 86]
Penulis tafsir Addar Mantsur menerangkan ungkapan Yaqub dengan menampilkan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
عن ابن عمر  رضي الله عنهما  قال  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  من كنوز البر  إخفاء الصدقة  وكتمان المصائب والأمراض  ومن بث لم يصبر
Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : termasuk perbendaharaan kebaikan adalah : menyembunyikan shodaqoh, menyembunyikan musibah dan sakit. Barangsiapa yang mengeluh maka ia tidak bisa disebut sabar  [HR Baihaqi]
Nabi Ayyub mendapat ujian sakit selama bertahun-tahun. Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa penderitaannya berlangsung selama tujuh tahun. Penyakit yang diderita menyebabkan dagingnya berguguran hingga tinggal tulangnya. Ketika istrinya berkata : Coba seandainya engkau berdoa kepada Alloh, niscaya Alloh akan menyembuhkanmu. Dengan mantap Yaqub menjawab : Aku telah hidup tujuh puluh tahun dalam keadaan sehat, apakah pantas aku meminta kesembuhan dari penyakitku yang hanya beberapa tahun aku alami dibanding dengan masa tujuh puluh tahun ?
Berbeda dengan nabi Sulaiman. Ketika Alloh limpahkan nikmat yang berlimpah berupa kerajaan, memahami bahasa binatang, menaklukan jin dan memindahkan singgasana Balqis dalam sekejap, iapun berkata :
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ  
Ini Termasuk kurnia Robku untuk mengujiku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya [annaml : 40]
Demikianlah seharusnya seorang muslim. Bersyukur di saat diberi kemudahan dan bersabar ketika datang kesulitan.
Maroji’ :
Tafsir Addar Mantsur (maktabah syamilah)
Qoshoshul Anbiya’, Ibnu Katsir hal 211




Nasehat Buat Orang Yang Berada Dalam Kondisi Mudah

Fiqih Mudah (35)
Pada awal risalah, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersama para sahabat berada dalam kondisi sengsara. Seiring dengan hijroh dan kemenangan yang diraih dalam banyak peperangan sehingga umat islam mampu menaklukkan negeri-negeri kafir, duniapun Alloh bentangkan. Merekapun merasakan berlimpahnya kesenangan dunia.
Rupanya kondisi ini membuat resah nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau mengkhawatirkan sesuatu yang tidak disadari para sahabat. Beliau bersabda :
فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكني أخشى أن تبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم، فتنافسوها كما تنافسوها، فتهلككم كما أهلكتهم
Demi Alloh bukan kefakiran yang aku khawatirkan terjadi pada diri kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibentangkannya dunia pada diri kalian sebagaimana yang pernah dibentangkan pada kaum sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba untuk meraihnya sebagaimana yang mereka lakukan. Kalian celaka sebagaimana mereka celaka  [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin mengomentari hadits di atas dengan mengatakan : ini sudah merupakan realita. Lihatlah kondisi sekarang, saat berada dalam kefakiran manusia sangat dekat dengan Alloh. Ketika harta berlimpah, yang terjadi adalah banyaknya manusia berpaling dari Alloh. Lalu mereka bertindak melampaui batas. Akhirnya yang dicari adalah gemerlapnya dunia dan perhiasannya …. Kendaraan, rumah, tempat tidur, pakaian. Mereka berbangga-bangga dengannya selanjutnya berpaling dari akhirat.
Koran, majalah dan sebagainya tidak memuat berita kecuali kemewahan dunia dan apa yang berkaitan dengannya. Mereka lupa akhirat, manusiapun rusak kecuali yang dikehendaki Alloh. Walhasil, dunia bila terbentang (kita memohon kepada Alloh agar menjaga kita dari keburukan dunia) akan mendatangkan keburukan, membuat manusia melampaui batas.
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى  أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى  
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena Dia melihat dirinya serba cukup  [al alaq : 6-7]
Dulu Firaun pernah berkata kepada kaumnya
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي  
Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata : Hai kaumku, Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku  [azzukhruf : 51]
Alangkah baiknya, bagi yang pernah mengalami masa sulit, lalu karuniakan kemudahan dengan kekayaan untuk waspada diri. Senantiasa dekat dengan orang faqir, melazimi majlis ilmu dan tidak menjauhkan diri dari jamaah umat islam lewat masjid.
Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/791

Sesuatu Yang Sulit, Koq Mudah Dilakukan ?

Fiqih Mudah (34)
Jarak Mekah Madinah adalah 498 km. Perjalanan bus ditempuh sekitar tujuh jam. Kalau kereta api sudah diluncurkan oleh pemerintah Arab Saudi maka jarak tempuh akan semakin singkat. Diperkirakan cukup 1,5 jam saja. Bagaimana bila jarak itu ditempuh dengan unta atau dengan berjalan kaki yang dilakukan para sahabat saat berhijroh ? Jarak yang begitu jauh, di bawah terik matahari dan ancamaan blokade kafir Quraisy. Mereka dengan ringan berangkat memenuhi panggilan Alloh, meski tempat tinggal mereka di Mekah akan berganti pemilik.
Pemandangan kontras akan kita lihat betapa banyak orang rumahnya berdekatan dengan masjid namun kakinya terasa berat melangkahkan kakinya untuk sholat berjamaah dan majlis taklim yang diadakan di masjid.
Umar mewakafkan tanahnya yang paling berharga di Khoibar, Abu Tholhah melepaskan Bairuha kebunnya yang paling ia sukai demi melaksanakan ayat lantanaalul birro dan Utsman mengeluarkan harta berlimpah dalam peristiwa jaisyul usyroh. Tetapi tidak sedikit seseorang yang resah gelisah manakala salah mengeluarkan uang ke kotak infaq. Di sakunya ada dua lembar uang berupa seribu rupiah dan sepuluh ribu rupiah. Rupanya tanpa disadari ia masukkan uang sepuluh ribu ke kotak. Iapun hampir semalam tidak bisa tidur menyesali uang yang telah ia keluarkan.
Demikianlah, perbuatan ringan bagi sebagian tapi terkadang terasa berat bagi sebagian yang lain. Alloh berfirman :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ   الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya  [albaqoroh : 45-46]
Pak Tarmidzi Firdaus berpuisi tentang dua macam manusia di atas :
Kita mengeluh
Tempat duduk kurang nyaman
Kita mengeluh
ACnya kurang dingin
Kita mengeluh
Tak jadi makan di restoran
Kita mengeluh
Mengeluh dan mengeluh
Karena hal-hal yang remeh
Lihatlah …..
Orang melangkah dengan tegap
Menuju tiang gantungan
Tidak ada keraguan
Tidak ada keluhan
Maroji’ :
Bila Jarum Jam Berdentang, Tarmidzi Firdaus hal 181


Setiap Kesulitan Ada Kemudahan

Fiqih Mudah (33)
Dalam shiroh kita mendapatkan betapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan para sahabat di saat mendapati kesulitan semua berkesudahan dengan kemudahan. Ketika rumah nabi shollallohu alaihi wasallam dikepung, beliau bisa keluar dan pergi bersama Abu Bakar dalam perjalanan hijrohnya. Ternyata kesulitan belum berhenti. Di gua Tsur yang berukuran sangat kecil, lagi-lagi beliau terkepung. Dengan izin Alloh tidak ada satupun di antara mereka yang berusaha untuk memasukinya sehingga mendapatkan pribadi beliau. Tidak hanya di situ saja. Suroqoh yang mengejar Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan Abu Bakar berkali-kali gagal mencapai keduanya. Demikianlah akhirnya tibalah keduanya di kota Madinah dengan selamat.
Posisi sesulit apapun selalu akan berkesudahan dengan kemudahan dan kelapangan dan itu sudah dijanjikan oleh Alloh :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kumudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan [asy syarh : 5-6]
Pada ayat di atas kata sulit ditampilkan dengan menggunakan    الْعُسْرُ      bentuk ma’rifah alif dan lam sehingga ketika al ‘usru diulang pada ayat berikut maka al ‘usru yang pertama dengan al ‘usru yang kedua adalah sama. Adapun kata mudah ditampilkan dengan يُسْرًا bentuk nakiroh (tanwin), kata yusron ketika diulang pada kalimat kedua maka yusron pertama bukan yusron yang kedua sehingga bisa dimengerti bahwa sulit pada surat ini berjumlah satu dan mudah berjumlah dua. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa ketika kita mendapatkan satu kesulitan, sesungguhnya Alloh sudah memberikan di depannya dua kemudahan. Dengan kalimat yang lebih dimengerti sebagaimana ungkapan Ibnu Abbas “ tidak mungkin dua kemudahan bisa dikalahkan oleh satu kesulitan “
Siapa saja yang memahami penjelasan ini maka ia tidak akan berputus asa ketika dirundung masalah. Di saat sakit, dirundung musibah, terlilit hutang ia akan menghadapinya dengan penuh optimisme. Oleh karena itu kita tidak akan mendapati orang yang murung, hidup tak bergairah apalagi harus mengakhirinya dengan bunuh diri.
Maroji’ :
Tafsir Taisir Karim Arrohman Fi Tafsir Kalim Arrohman (maktabah syamilah) 1/292


Menampakkan Kemudahan, Menyembunyikan Kesulitan

Fiqih Mudah (32)
Dalam bahasa syar’i disebut iffah. Dirinya tidak ingin menjadi beban masyarakat. Di saat kesulitan menerpa, cukup Alloh sebagai tempat mengadu. Rosululloh menjadi sauri tauladan dalam masalah ini. Kesulitan hidup beliau tidak pernah beliau ungkapkan kepada orang lain. Kalau toh terungkap, itu terjadi setelah beliau wafat. Di antaranya apa yang dituturkan oleh Aisyah rodliyallohu anha :
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت توفي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ودرعه مرهونة عند يهودي في ثلاثين صاعاً من شعير
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam wafat sementara baju besi beliau masih tergadaikan pada seorang yahudi, untuk mendapatkan tiga puluh sho’ gandum  [muttafaq alaih]
Untuk mendapatkan 30 sho’gandum sebagai makanan keluarga, beliau dengan diam-diam pergi kepada orang yahudi. Kenapa beliau tidak datang kepada para sahabat ? Bukankah banyak para sahabat yang merupakan hartawan di kota Madinah ? Bukankah Abdurrohman dan Abu Tholhah berlimpah kekayaannya ?
Jawabannya adalah sikaf iffah beliau. Bila beliau membawa baju besi kepada para sahabat, tentu tidak ada satupun di antara mereka ada yang tega memberikan pinjaman kepada beliau. Mereka pasti akan secara sukarela memberikan gandum dan kebutuhan lainnya secara cuma-cuma. Bahkan bila berita ini tersiar ke telinga kaum muslimin di Madinah, tak terelakkan akan berbondong-bondonglah para sahabat untuk memberikan santunan kepada keluarga nabi. Dalam sekejap beliau akan menjadi kaya-raya. Beliau tidak ingin, posisi sebagai pemimpin dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan dari umatnya.
Sifat agung ini menjadi teladan bagi para sahabat dan menjadi ciri bagi kehidupan mereka. Tidak ada orang miskin kecuali pandai menyembunyikan kekurangan yang ada pada diri mereka. Alloh mengabadikannya dalam surat albaqoroh :
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena iffah (memelihara diri dari minta-minta). kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui  [albaqoroh : 273]



Mendapat Kemudahan Saat-Saat Sulit

 Fiqih Mudah (31)
Saat berhijroh, rosululloh shollallohu alaihi wasallam mendapat tiga kesulitan. Yang pertama ketika rumah beliau terkepung oleh pemuda quraisy yang berambisi membunuh beliau. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam keluar rumah dengan tenang sambil menaburi kepala para pengepung dengan tanah dari Albathha’. Dengan begitu Alloh mencabut pandangan mereka sehingga tidak bisa melihat buruannya. Nabi shollallohu alaihi wasallam pergi sambil membaca ayat :
وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat [yasin : 9]
Selamatlah beliau hingga pergi ke gua Tsur bersama Abu Bakar. Rupanya kesulitan yang dialami tidak berhenti sampai di situ. Saat berada di dalam gua, ternyata kaki-kaki orang kafir sudah berada di depan gua. Seandainya mereka mau menengok sedikit saja ke dalam niscaya mereka akan melihat keberadaan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan Abu Bakar. Dengan tenang, beliau menghibur Abu Bakar “ Kita berdua dan yang ketiga adalah Alloh “. Selamatlah keduanya dari upaya penangkapan.
Kesulitan ketiga yang beliau alami adalah saat meneruskan perjalanan menuju Mekah. Keberadaan beliau terendus oleh Suroqoh bin Malik. Berkali-kali berusaha mengejar dan hendak menangkap beliau, akan tetapi berkali-kali pula menemui kegagalan karena kudanya selalu terjungkal. Kisah ini diungkapkan oleh Syaikh Shoifurrohman Almubarokfuri di Arrohiq Almakhthum.
Dalam sejarah, ada dua orang yang nabi yang sulit mendapat keturunan. Keduanya adalah Ibrohim dan Zakaria. Istri keduanya mandul. Sungguh ajaib ketika Alloh menakdirkan keduanya hamil justru saat masa tua. Tentang Ibrohim, Alloh berfirman :
قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ  فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ  قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ  
28. …….. mereka (malaikat) berkata : Janganlah kamu takut, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
29. kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata : (Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul.
30. mereka berkata : Demikianlah Robmu memfirmankan : Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui [adz dzariyat : 28-30]
Adapun kepada nabi Zakaria Alloh berfirman :
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ  فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ  قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
39. kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya) : Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh.
40. Zakariya berkata : Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul ?. berfirman Allah : Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya  [ali imron : 39-40]
Masih banyak kisah yang serupa. Dalam kondisi sulit, ada saja kemudahan yang Alloh datangkan buat kita. Oleh karena itu, kenapa kita musti berputus asa
Maroji’ :
Arrohiq Almakhthum, Syaikh Shoifurrohman Almubarokfuri hal 198-205


Dalam Kondisi Sulit, tetaplah Beramal

Fiqih Mudah (30)
Miskin bukan penghalang berderma. Meski kecil shodaqoh yang dikeluarkan, nilainya akan tetap lebih besar di sisi Alloh dibandingkan harta yang dikeluarkan oleh orang-orang kaya. Dalam sebiah hadits disebutkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ  قِيلَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ  أَيُّ اَلصَّدَقَةِ أَفْضَلُ  قَالَ جُهْدُ اَلْمُقِلِّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya : Wahai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab : Sedekah yang dikeluarkan orang yang tak punya [HR Ahmad dan Abu Dawud]
Kalau dengan harta juga tidak mampu maka lapangan pahala shodaqoh masih luas. Rosulullloh shollohu alaihi wasallam mengajari kita :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى   الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا  : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala  [HR Muslim]
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan  lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah  [HR Bukhori Muslim]
Aidl Arqoni menyebutkan daftar para ulama yang mampu menghasilkan karya besar yang mereka lakukan saat kesulitan menerpa, di antaranya :
Imam Ibnu Taimiyyah dipenjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya buku. Assarkhosi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Saat dipecat dari jabatannya, Ibnul Atsir menyelesaikan penulisan kitab Jamiul Ushul dan Annihayah yang merupakan kitab terkenal dalam ilmu hadits. Ibnu Jauzi saat diasingkan di Baghdad, ia menguasai qiroah sab’ah.
Begitulah, kondisi sulit bukan penghalang untuk beramal dan meraih prestasi
Maroji’ :
Tips Bahagia Dunia Akhirat, Dr Aidh Alqorni hal 60


Dapat Kemudahan Semu Saat Ditimpa Kesulitan

Fiqih Mudah (29)
Pak Tarmidzi memberi petuah :
Kamar bagus
Interior keren
Keramik kelas satu
AC sejuk
Bagai udara pegunungan
Selimut tebal
Kamar mandi sendiri
Televise 26 inci
Pelayanan ramah
Mirip hotel berbintang lima
Tetap saja tidak enak
Kalau tinggal
Di rumah sakit
Saat kondisi ekonomi sempit, di tangan tergenggam uang puluhan juta, tetap tidak nikmat karena hasil meminjam dari rentenir dengan bunga 30 %.
Menjadi pengusaha sukses dengan kekayaan berlimpah, tapi itu terjadi di Palestina. Tetap tidak nyaman karena harus hidup di bawah tirani penjajah bangsa Israel. Atau menjadi hartawan dengan sejumlah fasilitas yang senantiasa memanjakan hidup, akan tetapi tidak memiliki iman.
Itulah dunia yang berisi kesenangan yang hakekatnya adalah semu. Alloh menyebutnya dengan tsamanan qoliilan (harga sedikit) mataa’un qolil (kesenangan sedikit) mataa’ul ghurur (kesenangan yang menipu)
Maroji’ :
Bila jarum jam berdentang, Tarmidzi Firdaus hal 180

Mencari Kemudahan Tapi Mendapat Kesulitan

Fiqih Mudah (28)
Karena ingin hidup nyaman, seseorang mencari perumahan elit yang memiliki fasilitas lengkap. Apa yang ia rasakan setelah mendiaminya ? Tidak kenal tetangga, masuk keluar komplek harus ada pemeriksaan, mahalnya pungutan (kebersihan, keamanan dll) dan sejumlah kesulitan lainnya.
Ada jejaka yang berprinsip memiliki anak orang kaya. Akhirnya cita-citanya terkabul. Apa yang ia dapati darinya ?. Wanita yang sudah terbiasa hidup serba ada, mungkinkah diajak hidup apa adanya ? ia yang terbiasa dengan pembantu rumah tangga, menyapu, mencuci baju, memasak, apakah ia mampu ? celakanya kalau dia tidak berhasil dalam ekonomi, akhirnya jatuh harga diri atau kesulitan untuk membina istri karena pengharapan dunia tidak bisa  dituruti.
Tidak dipersalahkan menjadikan faktor kecantikan dan kekayaan sebagai pilihan, akan tetapi faktor agama jangan dilupakan  :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ  لِمَالِهَا  وَلِحَسَبِهَا  وَلِجَمَالِهَا  وَلِدِينِهَا  فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." [Muttafaq Alaihi]
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Biar kaki nyaman maka ia kenakan sendal yang bermerk. Tentunya harganya mahal. Memang dia merasakan nyamannya kaki saat mengenakannya. Akan tetapi manakala ia gunakan untuk pergi ke masjid, apa jadinya. Sholatnya jadi tidak khusyu karena ingat terus pada sandalnya. Pak Tarmidzi berujar
Anakku
Apabila sekali waktu kau beli sepatu
Seharga setengah juta
Lalu engkau pergi ke masjiduntuk sholat berjamaah
Sepatu setengah juta itu kau letakkan
Di tangga masjid
Apakah sholatmu khusyu ?
Anakku
Bila kau ingin menjaga
Hubungan dengan Alloh
Jangan berlebih-lebihan
Dalam urusan duniamu