Catatan Penting Tentang Iedul Adha
إِنَّ
اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ ,
وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Berkumpul di dalamnya
dua ibadah agung. Ibadah badan terbaik, yaitu sholat ied dan ibadah harta
terbaik, yaitu berkorban. Dua ibadah yang mulia ini dicantumkan dalam satu
kalimat, dirangkai dalam satu ayat di surat alkautsar :
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka sholatlah karena Robmu dan
berkorbanlah [alkautsar : 2]
Beruntunglah, siapa saja yang diberi taufiq oleh Alloh
sehingga bisa melakukan keduanya di hari ini.
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Hari dimana kita akan
menyaksikan tetesan darah dari hewan korban. Tetesan darah ini difirmankan oleh
Alloh :
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا
وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya
[alhjj : 37]
Berbicara tentang tetesan darah, sungguh darah kaum
musliminlah yang paling banyak tertumpah. Darah umat rosululloh shollallohu
alaihi wasallam adalah darah paling murah di dunia ini. Palestina, Suriah,
Yaman, Afghanistan, Rohingnya dan Afrika tengah adalah sebagian bukti paling
nyata yang terjadi hari ini. Kita juga tidak boleh lupa dengan apa yang pernah
terjadi di Tanjung Priok, Lampung berdarah, Aceh dengan dalih Daerah Operasi
Militer, Kandang Haur di Majalengka, Poso dan Maluku atau di Petamburan
baru-baru ini. Di saat mereka berusaha melawan dan membela dengan keterbatasan
kemampuan, justru tuduhan “ Teroris “ disematkan orang-orang kafir
kepada kita, kaum terdzalimi. Demikianlah, dunia memang sudah terbalik.
Alhaq dinyatakan sebagai batil dan kebatilan dinilai sebagai alhaq.
Kepada siapa saja yang tangannya bersimbah darah kaum muslimin,
Alloh memberi ancaman keras :
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا
فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ
وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya,
dan melaknatinya serta menyediakan adzab yang besar baginya [annisa : 93]
Kenapa ancamannya begitu keras ? Tidak lain karena nyawa
seorang muslim adalah mulia. Ia lebih berharga dari apa saja, bahkan dari dunia
tempat kita berpijak. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Dari Abdulloh Bin Amru dari nabi shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Sungguh, musnahnya dunia ini lebih ringan di sisi Alloh daripada
pembunuhan yang menimpa pada diri seorang muslim [HR Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu
Majah]
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Kita akan saksikan
seekor hewan digiring ke tempat penyembelihan, sementara teman-temannya masih
asyik memakan rerumputan. Mereka tidak sadar bahwa sebentar lagi mereka akan
mengerang kesakitan ketika pisau sudah menyayat leher seperti yang dialami oleh
kambing pertama.
Demikianlah kondisi kita, tidak mengetahui kapan ajal
menjemput. Peringatan akan kematian yang disampaikan di majlis ta’lim tenggelam
oleh kesibukan mengejar dunia. Oleh karena itu, janganlah terlena dengan sehatnya
badan, karena tidak ada ketentuan dari langit bahwa mati harus didahului dengan
sakit. Karena betapa banyak orang yang sehat wal afiat, tiba-tiba saja mati
seolah tanpa sebab. Tidak ada juga syarat bahwa orang mati harus tua terlebih
dahulu, karena terbukti kita terlalu sering mendengar berita bahwa ada orang
meninggal dalam usia masih muda belia.
Kita tidak mungkin mampu menebak akan dimana, kapan dan
bagaimana kita mengakhiri hidup ini. Dari itu, benarlah ketika Alloh memasukkan
kematian sebagai satu diantara lima bagian masalah ghoib :
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat. Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
[luqman : 34]
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Hari dimana sebagian
kaum muslimin merelakan sebagian hartanya dikeluarkan demi membeli seekor hewan
yang bisa dikorbankan. Betapa pentingnya berkorban, hingga rosululloh
shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ
كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa
mempunyai keluasan rezki untuk berkurban, namun ia belum berkurban, maka
janganlah sekali-kali ia mendekati tempat sholat kami [HR Ahmad dan Ibnu Majah]
Kepada siapa saja yang sudah rela
menyisihkan hartanya untuk berkorban, Alloh memberi jaminan :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْفِقْ أُنْفِقْ
عَلَيْكَ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu
anhu, bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh Azza
Wajalla berfirman : Keluarkan infaq, niscaya engkau akan mendapat penggantian
[HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah]
Tidak itu saja, malaikat juga
sibuk memberi doa kebaikan :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا
خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu
anhu, bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah pagi
hari datang kepada para hamba, kecuali dua malaikat senantiasa turun seraya
berkata salah satu diantara keduanya “ Ya Alloh berikan kepada orang yang
berinfaq penggantian “ dan berkata yang lain “ Ya Alloh berikan kepada
orang yang menahan hartanya kerusakan “ [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Ada satu peristiwa
besar yang sedang terjadi di tanah suci, yaitu berkumpulnya jutaan manusia yang
tengah menunaikan manasik haji. Mereka datang dari seluruh penjuru bumi.
Beragam bangsa, berbeda kulit, bermacam wajah, beraneka bahasa yang mereka
ucapkan. Adakah di dunia ini, agama yang
bisa mempertemukan pemeluknya di satu titik sebanyak jamaah haji. Jawabannya
tentu tidak ada ! Dari sinilah kita bisa membanggakan diri di hadapan mereka
sebagaimana Alloh membanggakan diriNya di hadapan para malaikat dengan lautan
manusia yang sedang wuquf di Arofah :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
الْعَاصِى أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ
انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً
Dari Amru Bin Ash, bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Sesungguhnya Alloh Azza Wajalla membanggakan diriNya di hadapan para
malaikat pada sore hari Arofah seraya berfirman “ Lihatlah kepada
hamba-hambaKu, mereka datang kepadaKu dalam keadaan kusut rambut dan berdebu
! “ [HR Ahmad dan Ibnu Khuzaimah]
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Hari pembeda antara kaum
mukmin yang menyembelih hewan dengan niat lillah dan kaum musyrik yang
memberikan persembahan bagi hewan yang disembelih kepada setan, berhala dan
tempat-tempat yang dikeramatkan. Kepada kelompok kedua, rosululloh shollallohu
alaihi wasallam bersabda :
دخل الجنة
رجل في ذباب, ودخل النار رجل في ذباب، قالوا : وكيف ذلك يا رسول الله ؟، قال : مر
رجلان على قوم لهم صنم لا يجوزه أحد حتى يقرب له شيئا، فقالوا لأحدهما قرب، قال :
ليس عندي شيء أقرب، قالوا له : قرب ولو ذبابا، فقرب ذبابا فخلوا سبيله فدخل النار
Ada seseorang yang
masuk aljannah karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena
seekor lalat pula, para sahabat bertanya : Bagaimana itu bisa terjadi ya
Rasulullah, Beliau menjawab : Ada dua orang berjalan melewati sekelompok orang
yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali
dengan mempersembahkan sembelihan binatang untuknya lebih dahulu, maka mereka
berkata kepada salah satu diantara kedua orang tadi : Persembahkanlah sesuatu
untuknya, ia menjawab : saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan
untuknya, mereka berkata lagi : Persembahkan untuknya walaupun dengan
seekor lalat, maka iapun persembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka
lepaskan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka
karenanya [HR Ahmad]
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Terdengar bersautan
gema takbir. Kalimat agung yang menunjukkan bahwa Alloh adalah Akbar, lebih
mulia dari apapun. Karena Alloh adalah Akbar, maka dunia dan kepentingannya
begitu mudah disingkirkan. Karena Alloh
adalah Akbar, begitu ringannya nyawa dipertaruhkan tanpa mempedulikan anaknya
yang akan menjadi yatim dan istrinya menjadi janda. Karena Alloh adalah Akbar,
diantara bapak-bapak rela mengurangi kebutuhan primer dan menyingkirkan
kebutuhan sekunder demi membeli seekor kambing untuk dikorbankan.
Demikianlah Belanda sang penjajah dikalahkan oleh para
pejuang, karena aqidah Allohu Akbar (Alloh adalah Maha Besar) telah tertanam
dalam hati, meski mereka mengandalkan senjata seadanya. Kita juga tidak lupa,
mujahidin Afghanistan yang tak berpedidikan mampu menaklukkan Soviet sang
negara adidaya saat itu, sehingga runtuhlah negeri besar ini, karena keyakinan
ini telah tertancap dalam sanubari mereka. Benarlah, ketika Syaikh Abdulloh
Azzam pernah bertanya “ Mana yang lebih besar, Amerika atau Alloh
? “ Mana yang lebih besar, Rusia atau Alloh ? “. Mana yang lebih
besar, Israel atau Alloh ? “. Pertanyaan-pertanyaan ini membuat bingung
murid-muridnya, meski mereka akhirnya menjawab “ Alloh lebih besar dari
Amerika, Soviet dan Israel ! “. Beliaupun berkata : Bila seluruh umat islam
memahami bahwa Alloh adalah Akbar, tidak mungkin orang-orang kafir bisa
menguasai dunia ini. Mustahil mereka bisa mempermainkan kaum muslimin. Tidak
akan terjadi negara Israel yang kecil mampu menjajah Palestina selama berpuluh
tahun dan menzalimi penduduknya padahal mereka dikepung bangsa-bangsa Arab.
Sekali lagi, tidak akan terjadi umat islam dipimpin oleh pemimpin yang
menjalankan kekuasaannya dengan kedustaan dan kesewenang-wenangan.
Kaum muslimin walmuslimat
Hari ini adalah hari raya iedul adha. Kita kenang prinsip
Ibrohim yang mulia yang menyingkirkan logika di saat datang perintah Alloh.
Menyembelih anak, bila ditimbang oleh akal, tentu ini adalah perintah di luar
nalar. Dia buang perasaannya sebagai ayah. Dia tidak pedulikan kemungkinan komentar
yang datangnya dari manusia, apalagi godaan setan kepadanya. Demikianlah,
Ibrohim mampu melaksanakan perintah itu dengan ringan.
Boleh jadi, tidak tahajudnya kita di malam hari, karena kita
lebih mengikuti perasaan bahwa saat ini waktu istirahat. Syariat dua banding
satu dalam tuntunan harta waris bagi anak laki-laki dan perempuan, tidak
diterima karena menilai bukankah keduanya juga anak dari orang tuanya. Kenapa
mesti dibeda-bedakan ?! Hukum qishosh, rajam dan potong tangan ditolak karena dituduh
tidak manusiawi. Padahal tentang hukum rajam dan dera, Alloh berfirman :
وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ
اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akhirat [annur : 2]
Demikianlan bila tuntunan Alloh ditimbang dengan mizan
otak-atik manusia yang terbatas dan dipenuhi hawa nafsu. Jangan-jangan, tidak
berkorbannya kita hari ini karena kita lebih menurutkan apa kata logika
daripada keinginan untuk melaksanakan perintah Alloh.
Kaum muslimin walmuslimat
Kalau Ibrohim telah rela mengorbankan anaknya dan Ismail
menerima dengan ikhlas ketika lehernya harus dipotong, lalu pengorbanan apa
yang sudah kita berikan bagi islam ? Ingatlah, kita bukan orang yang memiliki
prinsip “ Apa yang sudah kita dapatkan dari islam ? “ Akan tetapi
semboyan kita adalah “ Apa yang sudah kita berikan demi islam ? “
Sungguh beruntung Ibrohim dan puteranya, Ismail. Pengorbanan
keduanya dikenang dan terus dihidupkan oleh jutaan kaum muslimin di tiap
tahunnya. Kelak kalau kita sudah mati, contoh teladan baik apa yang akan ditiru
dan diamalkan oleh orang-orang sesudah kita ? Nabi shollallohu alaihi wasallam
menuntun kita :
عن أَبي عمرو جرير بن عبد الله رضي الله عنهفَقَالَ
رَسُول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ سَنَّ في
الإسلامِ سنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أجْرُهَا، وَأجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا
بَعْدَهُ،مِنْ غَيرِ أنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورهمْ شَيءٌ
Barangsiapa yang memberi teladan yang baik dalam islam, maka
ia akan mendapat pahalanya dan pahala dari orang yang mengerjakannya sesudahnya
tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun [HR Muslim]
Halaman masjid Trias, 10 dzulhijjah 1440