(Khutbah Idul Fitri)
إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ
يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Kaum
muslimin yang dimuliakan oleh Alloh
Sudah tidak terhitung, berapa kali Alloh pertemukan kita
dengan idul fitri. Perasaan bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Bahagia
karena seluruh rangkaian ibadah di bulan romadlon telah kita selesaikan dengan
baik. Sedih karena dengan berakhirnya bulan mulia ini berarti masjid-masjid
kembali sepi, ketaatan berkurang sementara kemaksiatan meningkat seiring dengan
dilepaskannya setan dari belenggunya.
Kaum
muslimin yang dimuliakan oleh Alloh
Pada hari ini, tidak ada salahnya bila dalam suasana bahagia,
kita mengingat kematian. Di saat kita tengah duduk di atas tanah, boleh jadi
esok sudah berada di bawah tanah. Dikubur dan selanjutnya ditinggalkan
sendirian oleh handai taulan. Sungguh tidak ada ketentuan dari Alloh bahwa mati
harus didahului dengan sakit karena betapa banyak orang yang sehat wal afiat,
tiba-tiba saja seolah tanpa sebab harus menemui ajal. Tidak ada syarat bahwa
orang mati harus tua terlebih dahulu, terbukti kita terlalu sering mendengar
berita bahwa ada orang meninggal dalam usia muda belia. Karena itulah, mari kita camkan firman Alloh
Ta’ala :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap yang berjiwa, pasti akan merasakan kematian [ali imron : 185]
Oleh karena itu, kepada siapa saja yang berhutang dan belum
menyelesaikan kewajibannya, Alloh ingatkan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kaum wanita yang tidak berkerudung kecuali saat
menghadiri pengajian atau kematian, saat berangkat ke kantor atau arisan, atau
menunggu saat usia senja untuk menutupi kulit yang keriput dan tidak menarik,
atau menilai bahwa menjilbabi hati lebih baik daripada menjilbabi tubuh,
padahal tidak ada satupun dalil perintah menjilbabi hati karena jilbab adalah
penutup kulit bukan hati, atau boleh jadi kalian sudah berkerudung akan tetapi
kalian biarkan puteri-puteri kalian terlihat rambut kepala dan sebagian
tubuhnya, kepada kalian Alloh memberi peringatan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kaum lelaki yang tidak menyayangi istri dan wanita
yang tidak memberikan ta’dzim (penghormatan) bagi suaminya, kepada kalian
berdua, Alloh berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada siapa saja yang disebut oleh rosululloh shollallohu
alaihi wasallam sebagai
ذَاكَ رَجُلٌ
بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ
Itu adalah orang yang dikencingi setan di kedua telinganya
(karena tidak menunaikan sholat tahajud [HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Nasa’i]
Kepada kalian Alloh berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada siapa saja yang meremehkan perintah sholat berjamaah,
padahal hampir saja nabi shollallohu alaihi wasallam membakar rumah-rumah orang
yang tidak pergi ke masjid, camkan oleh kalian peringatan Alloh :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada para penegak hukum, yang di tangan kalian justru hukum
tidak tegak, Alloh mengancam kalian semua dengan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada para pemakai seragam di simpang jalan. Ketika para
sopir harus menyediakan uang yang disetorkan kepada preman di sepanjang
perjalanannya. Lalu kalian yang harusnya melindungi dan memberi rasa aman,
justru kalian menambah penderitaan mereka. Alloh mengancam kalian semua dengan
:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada para pemilik birokrasi yang memiliki prinsip “ Kalau
bisa dipersulit, kenapa tidak “ yang membuat rakyat kecil yang harus diayomi
menderita karena harus mengeluarkan uang lebih di atas ketentuan, Alloh
mengancam kalian semua dengan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada yang gegap gempita menyambut yaa ayyuhalladziina
aamanuu kutiba ‘alaikumsh shiyam, akan tetapi menolak seruan Alloh yaa
ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumul qishosh. Kalian nilai perintah ini
tidak manusiawi, bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sungguh
harusnya kalian takut dengan firman Alloh :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kalian aktifis islam yang menjadikan standar kebenaran
adalah majlis ilmu yang ia hadiri, merendahkan dan mengumbar aib saudara sesama
muslim sebagai amal sholih, yang menjadikan kalimat ana khoirun minhu (aku
lebih baik dari dia, kelompoknya lebih mulia dari yang lain) sebagai slogan
yang ia yakini, sungguh Alloh mengingatkan kalian dengan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kalian yang memiliki hubungan lebin intim kepada HP
(alat komunikasi) daripada alquran yang dengannya kalian disibukkan dengan
medsos dan jejaring sosial, sungguh Alloh mengingatkan kalian dengan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kalian yang menjadikan musik sebagai sarana penghilang
kantuk sementara dua atau tiga ayat dibaca, tiba-tiba saja keinginan tidur itu
datang tanpa bisa ditahan. Lagu-lagu baru bermunculan, dengan cepatnya kalian
hafal, sementara hafalan kalian terhadap alquran tidak beranjak dari innaa
a’thoinaaka, alhakumut dan li iilaafiquroisyin atau alam taro. Sungguh Alloh
mengingatkan kalian dengan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kepada kalian yang disebut oleh rosululloh shollallohu alaihi
wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ
كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa
mempunyai keluasan rezki untuk berkurban, namun ia belum berkurban, maka janganlah
sekali-kali ia mendekati tempat sholat kami [HR Ahmad dan Ibnu Majah]
Perhatikan firman Alloh untuk kalian :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Kaum muslimin walmuslimat
Kematian bukan perkara ringan. Karena kita akan merasakan
betapa pedihnya dicabut nyawa. Kita tidak bisa membayangkan sakitnya roh
berpisah setara dengan :
كشاة
تسلخ بيد القصاب و هي حية
Seperti kambing yang dikelupas
kulitnya dalam keadaan masih hidup oleh tukang potong hewan
Rupanya sakit menjelang kematian juga dirasakan oleh rosululloh
shollallohu alaihi wasallam sehingga Ibnu Mas’ud bertanya :
يَا
رسُولَ الله ، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكاً شَدِيداً
Wahai rosululloh, sungguh engkau
sakit yang teramat sangat ?
Beliau menjawab :
أجَلْ ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ
مِنكُمْ
Benar, sesungguhnya sakit yang aku
alami dua kali lipat dialami oleh seorang diantara kalian [muttafaq alaih]
Kaum muslimin walmuslimat
Ketika kematian itu benar-benar terjadi, apa yang terjadi
pada diri kita selanjutnya ? Alloh berfirman :
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya
maka ia pasti datang menjumpai kalian lalu kalian dikembalikan kepada Alloh
yang mengetahui hal yang tersembunyi dan nampak, selanjutnya akan
memberitahukan kepada kalian terhadap apa yang kalian kerjakan (di dunia)
[aljumuah : 8]
يَوْمَ
تُبْلَى السَّرَائِرُ
Hari itu akan dinampakkan semua dosa yang selama ini
tersembunyi [ath
thoriq : 9]
Oleh karena itu siapa yang korupsi, pungli dan mencuri akan
tersingkap. Ungkapan kotor hati akan terungkap. Dosa-dosa yang tidak nampak
akan diperlihatkan. Maka dari itu peringatan kematian jangan dijadikan sekedar
cerita atau disimak dan dihayati di majlis lalu dilupakan setelah kita
disibukkan dengan urusan dunia.
Kaum muslimin walmuslimat
Betapa indahnya bila kita mati seperti yang dialami
Urwah bin Zubair, Ia bercita-cita berbuka dengan minum dari air telaga alkautsar.Terkabullah
angan-angannya hingga akhirnya di saat menunaikan shoum sunnahnya, belum sempat
adzan maghrib berkumandang ajal menjemputnya. Atau Salamah bin Dinar di saat
membaca alquran surat maryam hingga ketika tiba pada ayat :
إنَّ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْماَنُ
وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, kelak Allah yang Maha Pemurahakan menanamkan dalam (hati) mereka rasa
kasih sayang. [maryam : 96]
Ayat ini dibaca beberapa kali, belum sempat
dilanjutkan pada ayat berikutnya ajalpun menjemputnya.
Bagi kaum wanita yang bersanding dengan suami.
Alangkah mulianya bila kalian mati seperti yang disebut oleh rosululloh
shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا
عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
Dari Ummu Salamah, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Wanita mana saja mati sementara suaminya ridlo kepadanya
(karena ketaatannya selama hidup) maka ia pasti masuk aljannah [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Betapa bahagianya kita bila melihat saudara kita meninggal,
memiliki tanda husnul khotimah yang disampaikan oleh rosululloh shollallohu
alaihi wasallam :
عَنْ بُرَيْدَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ اَلْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
Dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Orang yang beriman itu
ciri kebaikan dari kematiannya adalah dengan keringat di dahi [HR Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Lebih dari itu sungguh kita
berharap, bila akhir hidup ini diakhiri dengan kalimat tauhid, karena rosululloh shollallohu alaihi
wasallam memberi jaminan :
فَمَنْ
كَانَ آخِرُ قَوْلِهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah laa ilaaha illalloh,
pasti masuk aljannah [HR
Ibnu Hibban]
Boleh jadi kematian seseorang bermacam-macam penyebabnya. Ada
yang mati karena sakit, dibunuh, kecelakaan atau karena usia sudah uzur. Meski
banyak ragamnya, akan tetapi hakekat mati hanya ada dua, yaitu husnul khotimah
atau su-ul khotimah. Lalu di kelompok mana nantinya kita berada.
Kaum muslimin walmuslimat
Kendati kematian adalah sesuatu yang menakutkan, sungguh ia
teramat kita butuhkan, Alloh jadikan kematian sebagai kemaslahatan bagi
manusia.
Kematian membedakan antara kholiq dan makhluq. Alloh sebagai
Alkholiq, hayyun laa yamut (hidup dan tidak akan mati). Sementara kita hidup
dan h arus berakhir dengan ajal.
Betapa kasihan cucu dan cicit manakala di usia 150 tahun kita
tidak kunjung dipanggil oleh Alloh. Kita tergolek lemas tak berdaya di atas
pembaringan dan menjadi beban berat bagi orang yang masih hidup. Adakalanya
mereka akan bosan selalu melayani kita dalam kondisi seperti itu. Dari situ
kita sadar betapa adilnya Alloh menetapkan kematian bagi manusia
Ketika kita di dunia bersabar terhadap musibah, ridlo
ditaqdirkan sebagai faqir, tidak berkecil hati karena bertubuh cacat, tidak
mengeluh saat sakit menimpa, tentu kita mengharap sebaik-baik balasan dari
Alloh dan itu tidak akan kita dapatkan kecuali setelah kematian.
Di tengah malam kita sering meninggalkan tempat tidur untuk
bermunajat dan bertahajud, shoum sunnah yang kita tunaikan, tilawatul quran dan
dzikir yang membuat basah lesan, shodaqoh dan infaq yang kita keluarkan,
kehadiran di majlis ilmu, jihad fi sabilillah yang ditegakkan, tentu Alloh
menghargai itu semua dengan aljannah. Itu semua akan diraih setelah kematian.
Ketika orang kafir bebas memperlihatkan kesombongan dan
kepongahan di hadapan kaum muslimin, dengan bebas mereka menyiksa para mujahid
diiringi tawa penuh kepuasan, sungguh kita ingin melakukan apa yang mereka
lakukan terhadap kita. Alloh memberi janji buat kita. Ada saatnya waktu itu
datang ketika kita berada di dalam aljannah dalam keadaan mulia lalu dengan
puas kita akan mentertawakan kaum kafirin yang sedang tenggelam dalam siksaan sebagaimana
yang dijanjikan oleh Alloh :
فَالْيَوْمَ
الَّذِينَ آَمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ
Pada hari itu orang-orang beriman akan mentertawakan
orang-orang kafir
[almuthoffifin : 34]
Semuanya akan terjadi setelah kematian ........
Lapangan Masaran 1 syawal 1440 H