Tayammum (11)
Alloh berfirman :
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ
جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ
تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ
وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun
[annisa : 43]
Berdasar ayat di atas, Syaikh Abdurohman
Nashir Assa’di berpendapat bahwa rukhshoh tayammum diambil dalam dua kondisi :
(1) Saat tidak ada air baik dalam safar atau
muqim
Ini sesuai dengan sabda nabi shollallohu
alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله
عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلصَّعِيدُ وُضُوءُ
اَلْمُسْلِمِ وَإِنْ لَمْ يَجِدِ اَلْمَاءَ عَشْرَ سِنِينَ فَإِذَا وَجَدَ
اَلْمَاءَ فَلْيَتَّقِ اَللَّهَ وَلْيُمِسَّهُ بَشَرَتَهُ رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْقَطَّانِ و
لَكِنْ صَوَّبَ اَلدَّارَقُطْنِيُّ إِرْسَالَه ُ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Tanah itu merupakan alat
berwudlu bagi orang Islam meskipun ia tidak menjumpai air hingga sepuluh tahun.
Maka jika ia telah mendapatkan air hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan
menggunakan air itu untuk mengusap kulitnya
[HR al-Bazzar. Shahih menurut Ibnul Qaththan dan mursal menurut
Daruquthni]
(2) Adanya masyaqqoh pada penggunaan air
seperti sakit atau luka.
Hal ini selaras dengan perkataan Ibnu Abbas :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهُمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى
سَفَرٍ قَالَ: إِذَا كَانَتْ بِالرَّجُلِ اَلْجِرَاحَةُ فِي سَبِيلِ اَللَّهِ
وَالْقُرُوحُ فَيُجْنِبُ فَيَخَافُ أَنْ يَمُوتَ إِنْ اِغْتَسَلَ: تَيَمَّمَ
رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ مَوْقُوفًا وَرَفَعَهُ اَلْبَزَّارُ وَصَحَّحَهُ
اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَالْحَاكِم
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu tentang
firman Allah (Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan) beliau mengatakan :
Apabila seseorang mengalami luka-luka di jalan Allah atau terserang penyakit
kudis lalu ia junub tetapi dia takut akan mati jika dia mandi maka bolehlah
baginya bertayammum [HR Daruquthni secara mauquf marfu' menurut al-Bazzar dan
shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim]