Kelakuan Cecak
Perilaku Binatang Yang Tidak Boleh
Ditiru (10)
Ada banyak binatang yang memperlihatkan perilaku baik. Semut
dan ikan bersholawat di tiap harinya untuk orang-orang yang berilmu. Kodok yang
rajin bertasbih sehingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam melarang kita
untuk membunuhnya. Burung di angkasa, sambil mengepak-epakkan sayapnya, mereka
menunaikan sholat.
Berbeda dengan cecak, hewan yang dianjurkan untuk dibunuh.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyebutnya dengan fuwaisiqoh (fasik
kecil-kecilan). Dulu ketika Ibrohim sudah ada di atas tumpukan kayu yang sudah
terbakar, banyak hewan datang berusaha untuk memadamkan api kecuali cecak. Dia
berusaha meniup-niup api supaya semakin besar, padahal tiupannya tidak akan
menambah kobaran api.
Demikianlah sifat jahatnya turun temurun hingga cicak yang
ada hingga saat ini. Oleh karena itu, nabi shollallohu alaihi wasallam
menganjurkan kita untuk membunuhnya sebagaimana yang termaktub pada
hadits-hadits di bawah ini :
عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ يَنْفُخُ
عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Dari Ummu Syarik rodliyallohu anha : Bahwa rosululloh
shollallohu alaihi wasallam memerintah membunuh cecak dan bersabda : Karena dia
dulu pernah meniup-niup api untuk kecelakaan Ibrohim alaihissalam [HR Bukhori,
Muslim dan Darimi]
عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ عَامِرِ بْنِ
سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقَتْلِ
الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا.
Dari Amir Bin Sa’ad, dari bapaknya berkata : Rosululloh
shollallohu alaihi wasallam memerintah membunuh cecak dan beliau menyebutnya
dengan fuwaisiqoh (dari kata fasik) [HR Abu Daud]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم مَنْ قَتَلَ
وَزَغَةً فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً وَمَنْ قَتَلَهَا
فِى الضَّرْبَةِ الثَّانِيَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً أَدْنَى مِنَ
الأَوَّلِ وَمَنْ قَتَلَهَا فِى الضَّرْبَةِ الثَّالِثَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا
حَسَنَةً أَدْنَى مِنَ الثَّانِيَةِ
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Barangsiapa membunuh cecak pada awal pukulan maka baginya
sekian dan sekian pahala. Barangsiapa yang membunuhnya pada pukulan kedua maka
baginya sekian dan sekian pahala kurang dari yang pertama. Barangsiapa yang
membunuhnya pada pukulan ketiga maka baginya sekian dan sekian pahala kurang
dari yang kedua [HR Ahmad dan Abu Daud]
عَنْ سَائِبَةَ أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى عَائِشَةَ فَرَأَتْ
فِى بَيْتِهَا رُمْحاً مَوْضُوعاً فَقَالَتْ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا
تَصْنَعِينَ بِهَذَا الرُّمْحِ قَالَتْ نَقْتُلُ بِهِ الأَوْزَاغَ فَإِنَّ نَبِىَّ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَخْبَرَنَا أَنَّ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
حِينَ أُلْقِىَ فِى النَّارِ لَمْ تَكُنْ دَابَّةٌ إِلاَّ تُطْفِئُ النَّارَ
عَنْهُ غَيْرُ الْوَزَغِ فَإِنَّهُ كَانَ يَنْفُخُ عَلَيْهِ فَأَمَرَ عَلَيْهِ
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ بِقَتْلِهِ.
Dari Saibah : Bahwa dia pernah masuk menemui Aisyah. Ia
melihat di rumahnya ada panah yang diletakkan. Saibah berkata : Wahai ummul
mukminin, apa yang engkau perbuat dengan panah ini ? Ia berkata : Kami membunuh
cecak dengan alat ini karena nabi shollallohu alaihi wasallam mengabarkan
kepada kami bahwa Ibrohim alaihissalam ketika dilempar ke dalam api, tidak ada
binatang kecuali berusaha memadamkan api selain cecak. Ia meniup-niup api itu
maka rosululloh alaihish sholatu wassalam memerintah untuk membunuhnya
[HRAhmad]