Dicegat malaikat
Ada orang melakukan kunjungan terhadap saudaranya karena termotivasi oleh kekayaan saudaranya atau karena ingin mendapat oleh-oleh setelah saudaranya bepergian ke luar negeri. Tapi bila anda ingin mendapat nilai ibadah dalam kunjungan maka tetapkan niat bahwa yang ada lakukan karena semata mencintai saudara karena Alloh sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits :
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أن رجلاً زار أخاً له في قرية أخرى فأرصد اللَّه تعالى على مدرجته ملكاً فلما أتى عليه قال أين تريد ؟ قال أريد أخاً لي في هذه القرية قال هل لك عليه من نعمة تربها عليه قال لا، غير أني أحببته في اللَّه تعالى قال فإني رَسُول اللَّهِ إليك بأن اللَّه قد أحبك كما أحببته فيه رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bahwasanya ada seorang lelaki mengunjungi saudaranya di desa lain. Maka Alloh mengutus malaikat untuk menghadangnya di perjalanannya. Tatkala mendatanginya malaikat bertanya : hendak ke mana engkau ? Ia berkata : aku ingin mengunjungi saudaraku di desa itu. Malaikat berkata : apakah ada keni’matan yang engkau tuju untuk mendapatkannya ? ia menjawab : tidak, aku melakukannya karena aku mencintainya karena Alloh Ta’ala. Malaikat berkata : sesungguhnya aku adalah utusan Alloh untuk menjumpaimu untuk menyampaikan bahwa Alloh mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena Alloh [HR Muslim]
Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita :
• Keutamaan mencintai seseorang karena Alloh karena ia akan menyebabkan Alloh mencintai kita
• Keutamaan mengunjungi saudara dan orang-orang sholih
• Terkadang manusia selain nabi bisa bertemu dengan malaikat (tentunya bukan dalam bentuk aslinya)
Syarh shohih muslim, Imam Nawawi 16/128
Demi adik-adik kunikahi janda …
…Demi adik-adik kunikahi janda …
Menikahi gadis adalah pilihan para pria kecuali diantaranya adalah rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang hampir sebagian istri-istri beliau adalah para janda.
Dari berbagai segi menikahi gadis lebih menguntungkan. Ia lebih menarik dan lebih cantik dibanding janda sehingga sebagian masyarakat menganggap aneh manakala melihat jejaka menikahi janda tak terkecuali rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika beliau mendengar berita bahwa Jabir bin Abdulloh menikahi janda sehingga beliau bertanya :
هَلاَّ تَزَوَّجْتَ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ ؟ قُلْتُ يَا رَسُوْل الله تُوُفِّيَ وَالِدِي وَلِي أخْوَاتٌ صِغَار فَكَرِهْتُ أنْ أتَزَوَّجَ مِثْلَهُنَّ فَلاَ تُؤَدِّبُهُنَّ وَلاَ تَقُوْمُ عَلَيْهِنَّ فَتَزَوَّجْتُ ثَيْبًا لِتَقُوْمَ عَلَيْهِنَّ وَتُؤَدِّبُهُنَّ رواه بخارى مسلم
Kenapa engkau tidak menikahi gadis sehingga engkau lebih bisa berccanda dengannya ? Aku berkata : ya rosulalloh, orang tuaku meninggal dunia sementara aku mempunyai adik-adik yang masih kecil sehingga aku enggan untuk menikahi gadis karena belum bisa mendidik dan mengurusi mereka yang akhirnya aku menikahi janda agar bisa mengurus dan mendidik mereka [HR Bukhori Muslim]
Imam Nawawi berkata : hadits ini mengandung pelajaran tentang keutamaan Jabir bin Abdullah yang mengabaikan keinginan pribadinya untuk menikahi gadis demi maslahat bagi adik-adiknya yang masih kecil agar bisa mengurusi mereka
Maroji’ : syarh shohih Muslim, Imam Nawawi 11/38
Menikahi gadis adalah pilihan para pria kecuali diantaranya adalah rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang hampir sebagian istri-istri beliau adalah para janda.
Dari berbagai segi menikahi gadis lebih menguntungkan. Ia lebih menarik dan lebih cantik dibanding janda sehingga sebagian masyarakat menganggap aneh manakala melihat jejaka menikahi janda tak terkecuali rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika beliau mendengar berita bahwa Jabir bin Abdulloh menikahi janda sehingga beliau bertanya :
هَلاَّ تَزَوَّجْتَ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ ؟ قُلْتُ يَا رَسُوْل الله تُوُفِّيَ وَالِدِي وَلِي أخْوَاتٌ صِغَار فَكَرِهْتُ أنْ أتَزَوَّجَ مِثْلَهُنَّ فَلاَ تُؤَدِّبُهُنَّ وَلاَ تَقُوْمُ عَلَيْهِنَّ فَتَزَوَّجْتُ ثَيْبًا لِتَقُوْمَ عَلَيْهِنَّ وَتُؤَدِّبُهُنَّ رواه بخارى مسلم
Kenapa engkau tidak menikahi gadis sehingga engkau lebih bisa berccanda dengannya ? Aku berkata : ya rosulalloh, orang tuaku meninggal dunia sementara aku mempunyai adik-adik yang masih kecil sehingga aku enggan untuk menikahi gadis karena belum bisa mendidik dan mengurusi mereka yang akhirnya aku menikahi janda agar bisa mengurus dan mendidik mereka [HR Bukhori Muslim]
Imam Nawawi berkata : hadits ini mengandung pelajaran tentang keutamaan Jabir bin Abdullah yang mengabaikan keinginan pribadinya untuk menikahi gadis demi maslahat bagi adik-adiknya yang masih kecil agar bisa mengurusi mereka
Maroji’ : syarh shohih Muslim, Imam Nawawi 11/38
Botol bir
Botol bir
Keharaman bir tidak perlu dibahas karena siapapun bila ia seorang mu’min yang baik maka nuraninya akan mengatakan bahwa ia tidak layak untuk diminum. Yang menjadi masalah adalah botolnya. Apakah boleh kita memanfaatkannya bila birnya sudah dituang ? ataukah keharaman bir juga meliputi status botolnya ?
Di bawah ini adalah riwayat yang bisa menjadi jawaban di atas :
عن عبدالله بن عبّاس رضى الله عنه ... ... قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنَّ الَّذِى حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا قال فَفَتَحَ الْمَزَادَةَ حَتَّى ذَهَبَ مَا فِيْهَا رواه مسلم والنّسائى
Dari Abdullah bin Abbas rodliyallohu anhu … … bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : sesungguhnya Alloh mengharam meminumnya (khomr) maka Allohpun mengharamkan penjualannya. Ibnu Abbas berkata : Beliapun membuka kendi lalu dituangkan sehingga tertumpah semua khomr yang ada di dalamnya [HR Muslim Nasa’i]
Imam Nawawi berkata : ini merupakan hujah bagi madzhab Syafi’i dan jumhur ulama bahwa bejana khomr tidak perlu dipecah atau dirusak, cukup dibuang saja isinya
Sehingga kita bisa berkesimpulan bahwa yang dipermasalahkan adalah keharaman khomr dan itu tidak merembet kepada botolnya. Walhasil bagi yang ingin memanfaatkan botol bir untuk tempat air maka itu tidak masalah.
Walloohu a’lam
Maroji’ : Syarh shohih Muslim, Imam Nawawi 11/8
Keharaman bir tidak perlu dibahas karena siapapun bila ia seorang mu’min yang baik maka nuraninya akan mengatakan bahwa ia tidak layak untuk diminum. Yang menjadi masalah adalah botolnya. Apakah boleh kita memanfaatkannya bila birnya sudah dituang ? ataukah keharaman bir juga meliputi status botolnya ?
Di bawah ini adalah riwayat yang bisa menjadi jawaban di atas :
عن عبدالله بن عبّاس رضى الله عنه ... ... قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنَّ الَّذِى حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا قال فَفَتَحَ الْمَزَادَةَ حَتَّى ذَهَبَ مَا فِيْهَا رواه مسلم والنّسائى
Dari Abdullah bin Abbas rodliyallohu anhu … … bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : sesungguhnya Alloh mengharam meminumnya (khomr) maka Allohpun mengharamkan penjualannya. Ibnu Abbas berkata : Beliapun membuka kendi lalu dituangkan sehingga tertumpah semua khomr yang ada di dalamnya [HR Muslim Nasa’i]
Imam Nawawi berkata : ini merupakan hujah bagi madzhab Syafi’i dan jumhur ulama bahwa bejana khomr tidak perlu dipecah atau dirusak, cukup dibuang saja isinya
Sehingga kita bisa berkesimpulan bahwa yang dipermasalahkan adalah keharaman khomr dan itu tidak merembet kepada botolnya. Walhasil bagi yang ingin memanfaatkan botol bir untuk tempat air maka itu tidak masalah.
Walloohu a’lam
Maroji’ : Syarh shohih Muslim, Imam Nawawi 11/8
Bebas dari syirik
Bebas dari syirik
Bila anda tidak percaya pada dukun dan tukang ramal
Bila anda tidak percaya pada hari sial
Anda anti terhadap penyembahan kuburan
Anda anti terhadap jimat penolak kejahatan
Anda yakini bahwa quran dan sunnah satu-satunya hukum pengatur alam semesta
Bukan hukum buatan manusia yang tidak luput dari cacat dan cela
Keyakinan di atas anda pegang teguh hingga mati
Selamat …. Anda akan bahagia nanti
Sebesar apapun dosa asal tidak ada perbuatan syirik, anda sudah pasti
Seluruh dosa diampuni dan Alloh tidak peduli
Sebagaimana tersebut dalam hadits qudsi :
يَا ابنَ ادَمَ لَوْ أتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْأً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً رواه التّرمذى
Wahai anak Adam bila kalian menemuiKu dengan membawa dosa sepenuh bumi lalu kalian menemuiKu tanpa membawa dosa syirik kepadaKu sedikitpun maka pasti Aku akan mendatangkan sepenuh bumi ampunan [HR Tirmidzi]
Bila anda tidak percaya pada dukun dan tukang ramal
Bila anda tidak percaya pada hari sial
Anda anti terhadap penyembahan kuburan
Anda anti terhadap jimat penolak kejahatan
Anda yakini bahwa quran dan sunnah satu-satunya hukum pengatur alam semesta
Bukan hukum buatan manusia yang tidak luput dari cacat dan cela
Keyakinan di atas anda pegang teguh hingga mati
Selamat …. Anda akan bahagia nanti
Sebesar apapun dosa asal tidak ada perbuatan syirik, anda sudah pasti
Seluruh dosa diampuni dan Alloh tidak peduli
Sebagaimana tersebut dalam hadits qudsi :
يَا ابنَ ادَمَ لَوْ أتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْأً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً رواه التّرمذى
Wahai anak Adam bila kalian menemuiKu dengan membawa dosa sepenuh bumi lalu kalian menemuiKu tanpa membawa dosa syirik kepadaKu sedikitpun maka pasti Aku akan mendatangkan sepenuh bumi ampunan [HR Tirmidzi]
Ada angin puting beliung koq beli tolak angin
Ada angin puting beliung koq beli tolak angin
Di saat anging puting beliung berhembus kencang, manusia panik bukan alang kepalang. Pohon meliuk-liuk, genteng porak poranda. Sejumlah reaksi dari manusia akan tampak.
Ada yang menangis, berteriak histeris. Jelas ini bukan solusi. Ada yang melempar garam ke arah angin yang tengah berhembus meniru nenek moyang terdahulu. Jelas ini khurofat.
Ada yang mengumandangkan adzan. Jelas ini perbuatan bid’ah dlolalah yang tidak pernah diajarkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bukankah adzan dikumandangkan untuk mengumumkan waktu sholat sudah tiba ?
Lalu kalau ada yang pergi ke toko untuk membeli tolak angin, waduuh ini jelas tidak nyambung, apa hubungannya antara jamu tolak angin dengan angin puting beliung ?
Tanyalah kepada nabi pasti beliau akan mengajari. Dalam sebuah hadits nabi shollallohu alaihi wasallam menuntun kita untuk membaca dzikir di saat melihat angin yang kita takuti :
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
Ya Alloh sesungguhnya kami memohon kepadaMu dari kebaikan angin ini, kebaikan yang terkandung di dalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang terkandung di dalamnya dan keburukan apa yang diperintahkan kepadanya [HR Tirmidzi]
Di saat anging puting beliung berhembus kencang, manusia panik bukan alang kepalang. Pohon meliuk-liuk, genteng porak poranda. Sejumlah reaksi dari manusia akan tampak.
Ada yang menangis, berteriak histeris. Jelas ini bukan solusi. Ada yang melempar garam ke arah angin yang tengah berhembus meniru nenek moyang terdahulu. Jelas ini khurofat.
Ada yang mengumandangkan adzan. Jelas ini perbuatan bid’ah dlolalah yang tidak pernah diajarkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bukankah adzan dikumandangkan untuk mengumumkan waktu sholat sudah tiba ?
Lalu kalau ada yang pergi ke toko untuk membeli tolak angin, waduuh ini jelas tidak nyambung, apa hubungannya antara jamu tolak angin dengan angin puting beliung ?
Tanyalah kepada nabi pasti beliau akan mengajari. Dalam sebuah hadits nabi shollallohu alaihi wasallam menuntun kita untuk membaca dzikir di saat melihat angin yang kita takuti :
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
Ya Alloh sesungguhnya kami memohon kepadaMu dari kebaikan angin ini, kebaikan yang terkandung di dalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang terkandung di dalamnya dan keburukan apa yang diperintahkan kepadanya [HR Tirmidzi]
Yang pingin kembali ke dunia
Yang pingin kembali ke dunia
1. Orang kafir ketika sudah berada di dalam siksaan
وَلَوْ تَرَى إذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إنَّا مُوْقِنُوْنَ
Dan, jika Sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang yakin." [assajdah : 12]
2. Orang yang mati syahid
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال ما أحد يدخل الجنة يحب أن يرجع إلى الدنيا وله ما على الأرض من شيء إلا الشهيد، يتمنى أن يرجع إلى الدنيا فيقتل عشر مرات؛ لما يرى من الكرامة وفي رواية لما يرى من فضل الشهادة مُتَّفّقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidak ada satupun manusia yang masuk aljannah menginginkan untuk kembali lagi ke dunia dan baginya apa yang ada di dunia dari sesuatu kecuali orang yang mati syahid dimana ia berangan-angan untuk kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali, itu disebabkan dari karomah yang ia lihat pada riwayat lain disebutkan karena ia melihat kemuliaan mati syahid [muttafaq alaih]
Dua kelompok di atas memiliki kesamaan dan perbedaan :
• Sama-sama ingin kembali ke dunia
• Tujuannya sama-sama ingin beramal sholih
• Sama-sama tidak dikabulkan keinginannya oleh Alloh
Sementara perbedaan yang mencolok di antara keduanya adalah si mujahid bahagia selamanya di dalam aljannah di lain pihak si kafir sengsara yang tidak berujung
1. Orang kafir ketika sudah berada di dalam siksaan
وَلَوْ تَرَى إذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إنَّا مُوْقِنُوْنَ
Dan, jika Sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang yakin." [assajdah : 12]
2. Orang yang mati syahid
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال ما أحد يدخل الجنة يحب أن يرجع إلى الدنيا وله ما على الأرض من شيء إلا الشهيد، يتمنى أن يرجع إلى الدنيا فيقتل عشر مرات؛ لما يرى من الكرامة وفي رواية لما يرى من فضل الشهادة مُتَّفّقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidak ada satupun manusia yang masuk aljannah menginginkan untuk kembali lagi ke dunia dan baginya apa yang ada di dunia dari sesuatu kecuali orang yang mati syahid dimana ia berangan-angan untuk kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali, itu disebabkan dari karomah yang ia lihat pada riwayat lain disebutkan karena ia melihat kemuliaan mati syahid [muttafaq alaih]
Dua kelompok di atas memiliki kesamaan dan perbedaan :
• Sama-sama ingin kembali ke dunia
• Tujuannya sama-sama ingin beramal sholih
• Sama-sama tidak dikabulkan keinginannya oleh Alloh
Sementara perbedaan yang mencolok di antara keduanya adalah si mujahid bahagia selamanya di dalam aljannah di lain pihak si kafir sengsara yang tidak berujung
Wajibkah anak yatim membayar zakat ?
Wajibkah anak yatim membayar zakat ?
Seorang anak yang masih terhitung balita ditinggal mati oleh ibu bapaknya, statusnyapun berubah menjadi anak yatim. Orang tuanya meninggalkan harta warisan yang cukup banyak yaitu sawah seluas 50 hektar. Apa yang harus dilakukan terhadap anak ini ?
Pertama anak diambil alih pemeliharaannya oleh saudari dari pihak ibu sebagaimana sebuah hadits menyebutkan :
وَعَنْ اَلْبَرَاءِ بْنِ عَازِبِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَضَى فِي اِبْنَةِ حَمْزَةَ لِخَالَتِهَا, وَقَالَ: اَلْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ اَلْأُمِّ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari al-Barra' Ibnu 'Azb bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah memutuskan puteri Hamzah agar dipelihara saudara perempuan ibunya. Beliau bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) kedudukannya sama dengan ibu." Riwayat Bukhari.
Kedua harus ada yang cakap dan amanah dalam mengelola sawah dengan mengurus penanamannya hingga akhirnya bila musim panen tiba didistribusikan untuk dijual.
Muncul pertanyaan : hasil padi yang berlimpah haruskah dikeluarkan zakatnya ? bukankah si anak belum baligh ?
Para ulama berpendapat bahwa zakat adalah kewajiban harta sehingga pelaksanaannya tidak mengenal usia berbeda dengan sholat, zakat, haji dan lainnya yang mensyaratkan usia baligh bagi wajibnya pelaksanaannya. Pendapat ini didasarkan pada sebuah hadits :
َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مِنْ وَلِيَ يَتِيمًا لَهُ مَالٌ, فَلْيَتَّجِرْ لَهُ, وَلَا يَتْرُكْهُ حَتَّى تَأْكُلَهُ اَلصَّدَقَةُ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَإِسْنَادُهُ ضَعِيف ٌ. وَلَهُ شَاهِدٌ مُرْسَلٌ عِنْدَ اَلشَّافِعِيّ ِ
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengurus anak yatim yang memiliki harta, hendaknya ia memperdagangkan harta itu untuknya, dan tidak membiarkannya sehingga dimakan oleh zakat." Riwayat Tirmidzi dan Daruquthni, sanadnya lemah. Hadits ini mempunyai saksi mursal menurut Syafi'i
Walhasil anak yatim yang memiliki harta yang mencapai nishob wajib baginya untuk mengeluarkan zakatnya dan pelaksanaannya dilakukan oleh walinya yang dapat dipercaya.
Maroji’ : taudhihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam bab zakat
Seorang anak yang masih terhitung balita ditinggal mati oleh ibu bapaknya, statusnyapun berubah menjadi anak yatim. Orang tuanya meninggalkan harta warisan yang cukup banyak yaitu sawah seluas 50 hektar. Apa yang harus dilakukan terhadap anak ini ?
Pertama anak diambil alih pemeliharaannya oleh saudari dari pihak ibu sebagaimana sebuah hadits menyebutkan :
وَعَنْ اَلْبَرَاءِ بْنِ عَازِبِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَضَى فِي اِبْنَةِ حَمْزَةَ لِخَالَتِهَا, وَقَالَ: اَلْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ اَلْأُمِّ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari al-Barra' Ibnu 'Azb bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah memutuskan puteri Hamzah agar dipelihara saudara perempuan ibunya. Beliau bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) kedudukannya sama dengan ibu." Riwayat Bukhari.
Kedua harus ada yang cakap dan amanah dalam mengelola sawah dengan mengurus penanamannya hingga akhirnya bila musim panen tiba didistribusikan untuk dijual.
Muncul pertanyaan : hasil padi yang berlimpah haruskah dikeluarkan zakatnya ? bukankah si anak belum baligh ?
Para ulama berpendapat bahwa zakat adalah kewajiban harta sehingga pelaksanaannya tidak mengenal usia berbeda dengan sholat, zakat, haji dan lainnya yang mensyaratkan usia baligh bagi wajibnya pelaksanaannya. Pendapat ini didasarkan pada sebuah hadits :
َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مِنْ وَلِيَ يَتِيمًا لَهُ مَالٌ, فَلْيَتَّجِرْ لَهُ, وَلَا يَتْرُكْهُ حَتَّى تَأْكُلَهُ اَلصَّدَقَةُ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَإِسْنَادُهُ ضَعِيف ٌ. وَلَهُ شَاهِدٌ مُرْسَلٌ عِنْدَ اَلشَّافِعِيّ ِ
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengurus anak yatim yang memiliki harta, hendaknya ia memperdagangkan harta itu untuknya, dan tidak membiarkannya sehingga dimakan oleh zakat." Riwayat Tirmidzi dan Daruquthni, sanadnya lemah. Hadits ini mempunyai saksi mursal menurut Syafi'i
Walhasil anak yatim yang memiliki harta yang mencapai nishob wajib baginya untuk mengeluarkan zakatnya dan pelaksanaannya dilakukan oleh walinya yang dapat dipercaya.
Maroji’ : taudhihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam bab zakat
Suami istri yang kompak dan tidak kompak
Suami istri yang kompak dan tidak kompak
Ada suami istri yang kompak dalam ketaatan, inilah diwakili ibrohim beserta dua istrinya Hajar dan Sarah
Ada suami istri yang kompak dalam kemaksiatan, inilah yang diwakili oleh Abu Lahab dan Ummu Jamil, begitu kompaknya keduanya dalam menentang dakwah rosululloh shollallohu alaihi wasallam hingga Alloh abadikan sebagai nama surat dalam alquran “ allahab “
Ada suami istri yang tidak kompak, itu bisa terjadi ketika sang suami beriman kepada Alloh sementara istrinya kufur dan ini diwakili oleh Nuh dan Luth alaihissalam atau sang istri beriman sementara suaminya kufur inilah yang dialami oleh Asiyyah dan firaun la’natulloh alaih
Ada suami istri yang kompak dalam ketaatan, inilah diwakili ibrohim beserta dua istrinya Hajar dan Sarah
Ada suami istri yang kompak dalam kemaksiatan, inilah yang diwakili oleh Abu Lahab dan Ummu Jamil, begitu kompaknya keduanya dalam menentang dakwah rosululloh shollallohu alaihi wasallam hingga Alloh abadikan sebagai nama surat dalam alquran “ allahab “
Ada suami istri yang tidak kompak, itu bisa terjadi ketika sang suami beriman kepada Alloh sementara istrinya kufur dan ini diwakili oleh Nuh dan Luth alaihissalam atau sang istri beriman sementara suaminya kufur inilah yang dialami oleh Asiyyah dan firaun la’natulloh alaih
Sebagian salaf tidak pernah istinja’ dengan air
Sebagian salaf tidak pernah istinja’ dengan air
Kondisi Negri Arab yang tandus jarang didapat air menyebabkan penduduk terbiasa istinja’ (cebok sesudah BAB) dengan batu dan itu bisa dilakukan oleh mereka dengan bersih sebersih apa yang kita lakukan dengan air.
Subhaanalloh ! karena faktor alamlah yang menyebabkan mereka bisa beristinja dengan batu. Di bawah ini beberapa riwayat tentang kebiasaan mereka sesudah buang air :
عن نافع أنّ إبن عمر رضى الله عنه كَانَ لاَ يَسْتَنْجِى بِالْمَاءِ
Dari Nafi’ bahwasanya ibnu Umar tidak pernah beristinja’ dengan air
عن ابن الزّبير قال مَا كُنَّا نَفْعَلُهُ
Dari ibnu Zubair ia berkata : kami tidak pernah melakukannya yaitu istinja’ dengan air
عن ابن حبيب مِنَ الْمَالِكِيَّةِ أَنَّهُ مَنَعَ الإِسْتِنْجَاءَ بِالْمَاءِ لأَنَّهُ مَطْعُوْمٌ
Dari ibnu Habib dari kalangan yang bermadzhab Maliki bahwasanya ia melarang beristinja’ dengan air karena ia hanya pantas untuk dikonsumsi
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar al Atsqolani 1/316
Kondisi Negri Arab yang tandus jarang didapat air menyebabkan penduduk terbiasa istinja’ (cebok sesudah BAB) dengan batu dan itu bisa dilakukan oleh mereka dengan bersih sebersih apa yang kita lakukan dengan air.
Subhaanalloh ! karena faktor alamlah yang menyebabkan mereka bisa beristinja dengan batu. Di bawah ini beberapa riwayat tentang kebiasaan mereka sesudah buang air :
عن نافع أنّ إبن عمر رضى الله عنه كَانَ لاَ يَسْتَنْجِى بِالْمَاءِ
Dari Nafi’ bahwasanya ibnu Umar tidak pernah beristinja’ dengan air
عن ابن الزّبير قال مَا كُنَّا نَفْعَلُهُ
Dari ibnu Zubair ia berkata : kami tidak pernah melakukannya yaitu istinja’ dengan air
عن ابن حبيب مِنَ الْمَالِكِيَّةِ أَنَّهُ مَنَعَ الإِسْتِنْجَاءَ بِالْمَاءِ لأَنَّهُ مَطْعُوْمٌ
Dari ibnu Habib dari kalangan yang bermadzhab Maliki bahwasanya ia melarang beristinja’ dengan air karena ia hanya pantas untuk dikonsumsi
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar al Atsqolani 1/316
Perpisahan suami istri
Perpisahan suami istri
Dalam sejarah kita dapatkan perpisahan antara suami istri dengan beragam cara yang Alloh takdirkan
Ada yang Alloh pisahkan lewat perceraian, inilah yang dialami Ismail alaihissalam dan ibnu Umar rodliyallohu anhu
Ada yang Alloh pisahkan lewat kematian suu’ul khotimah inilah yang dialami oleh istri Nuh dan Luth alaihissalam
ضَرَبَ الله مَثَلاً للَّذِيْنَ كَفَرُوْا امْرَأةَ نُوْحٍ وَامْرَأةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ الله شَيْأً وَقِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". [Attahrim : 10]
Ada yang Alloh pisahkan lewat kematian husnul khotimah, inilah yang dialami oleh khodijah rodliyallohu anha mendahului rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Ada yang Alloh pisahkan lewat pembunuhan inilah yang dialami oleh Utsman bin Affan yang meninggal di pangkuan istrinya saat terluka parah oleh sabetan pedang orang-orang zindiq, atau Asiyah yang dibunuh oleh firaun suaminya sendiri hingga berkatalah Asiyah di saat menghadapi kematian
رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim [attahrim : 11]
Ada yang Alloh pisahkan sementara lalu Alloh persatukan kembali sebagaimana Adam dan Hawa setelah diusir dari aljannah
Demikianlah Alloh punya kekuasaan. Demikianlah Alloh pertemukan mereka di akhirat di dalam aljannah bagi pasangan yang punya keimanan yang sama sebagaimana doa para malaikat :
رَبَّنَا وَأدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَاءِهِمْ وَأزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إنَّكَ أنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
(Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang Telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, [ghofir : 8]
Dalam sejarah kita dapatkan perpisahan antara suami istri dengan beragam cara yang Alloh takdirkan
Ada yang Alloh pisahkan lewat perceraian, inilah yang dialami Ismail alaihissalam dan ibnu Umar rodliyallohu anhu
Ada yang Alloh pisahkan lewat kematian suu’ul khotimah inilah yang dialami oleh istri Nuh dan Luth alaihissalam
ضَرَبَ الله مَثَلاً للَّذِيْنَ كَفَرُوْا امْرَأةَ نُوْحٍ وَامْرَأةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ الله شَيْأً وَقِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". [Attahrim : 10]
Ada yang Alloh pisahkan lewat kematian husnul khotimah, inilah yang dialami oleh khodijah rodliyallohu anha mendahului rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Ada yang Alloh pisahkan lewat pembunuhan inilah yang dialami oleh Utsman bin Affan yang meninggal di pangkuan istrinya saat terluka parah oleh sabetan pedang orang-orang zindiq, atau Asiyah yang dibunuh oleh firaun suaminya sendiri hingga berkatalah Asiyah di saat menghadapi kematian
رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim [attahrim : 11]
Ada yang Alloh pisahkan sementara lalu Alloh persatukan kembali sebagaimana Adam dan Hawa setelah diusir dari aljannah
Demikianlah Alloh punya kekuasaan. Demikianlah Alloh pertemukan mereka di akhirat di dalam aljannah bagi pasangan yang punya keimanan yang sama sebagaimana doa para malaikat :
رَبَّنَا وَأدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَاءِهِمْ وَأزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إنَّكَ أنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
(Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang Telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, [ghofir : 8]
Pernikahan kedua yang lebih baik
Pernikahan kedua yang lebih baik
Ada banyak orang yang menikah untuk dua kali dalam hidupnya ternyata pernikahan yang kedua lebih baik daripada yang pertama. Itu terjadi disaat seorang lelaki ditinggal mati oleh istrinya demikian juga sebaliknya atau perpisahan yang diakibatkan oleh perceraian
Sebut saja Khodijah, Ummu Salamah, Hafshoh, Saudah di saat mereka menjanda yang akhirnya untuk kedua kalinya mereka menikah yang ternyata mendapat suami seorang nabi khotamul anbiya’ walmursalin
Demikian juga Ismail ketika bercerai dengan istrinya lalu untuk kedua kalinya menikah dan ternyata pernikahan keduanya lebih baik dari yang pertama sebagaimana sebuah riwayat :
فجاء إبراهيم بعد ما تزوج إسماعيل، يطالع تركته فلم يجد إسماعيل، فسأل امرأته عنه فقالت: خرج يبتغي لنا، وفي رواية: يصيد لنا، ثم سألها عن عيشهم وهيئتهم، فقالت: نحن بشرّ، نحن في ضيق وشدة، وشكت إليه، قال: فإذا جاء زوجك اقرئي عليه السلام وقولي له يغير عتبة بابه، فلما جاء إسماعيل كأنه آنس شيئاً، فقال: هل جاءكم من أحد؟ قالت: نعم، جاءنا شيخ كذا وكذا فسألنا عنك فأخبرته، فسألني: كيف عيشنا فأخبرته أنا في جهد وشدة، قال: فهل أوصاك بشيء؟ قالت نعم أمرني أن أقرأ عليك السلام ويقول: غير عتبة بابك.
قال: ذاك أبي وقد أمرني أن أفارقك، الحقي بأهلك. فطلقها وتزوج منهم أخرى، فلبث عنهم إبراهيم ما شاء اللَّه ثم أتاهم بعد فلم يجده فدخل على امرأته فسأل عنه، قالت خرج يبتغي لنا، قال: كيف أنتم؟ وسألها عن عيشهم وهيئتهم، فقالت: نحن بخير وسعة وأثنت على اللَّه تعالى، فقال: ما طعامكم؟ قالت اللحم، قال: فما شرابكم؟ قالت الماء، قال: اللهم بارك لهم في اللحم والماء. قال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ولم يكن لهم يومئذ حب ولو كان لهم دعا لهم فيه قال: فهما لا يخلو عليهما أحد بغير مكة إلا لم يوافقاه.
وفي رواية: فجاء فقال: أين إسماعيل؟ فقالت امرأته: ذهب يصيد، فقالت امرأته: ألا تنزل فتطعم وتشرب؟ قال: وما طعامكم وما شرابكم؟ قالت: طعامنا اللحم وشرابنا الماء. قال: اللهم بارك لهم في طعامهم وشرابهم. قال: فقال أبو القاسم صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بركة دعوة إبراهيم قال: فإذا جاء زوجك فاقرئي عليه السلام ومريه أن يثبت عتبة بابه. فلما جاء إسماعيل قال: هل أتاكم من أحد؟ قالت: نعم أتانا شيخ حسن الهيئة وأثنت عليه، فسألني عنك فأخبرته، فسألني كيف عيشنا فأخبرته أنّا بخير. قال: فأوصاك بشيء؟ قالت نعم يقرأ عليك السلام ويأمرك أن تثبت عتبة بابك. قال: ذاك أبي وأنت العتبة أمرني أن أمسكك
Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu : …… kemudian setelah Ismail menikah datanglah Ibrohim untuk melihat anaknya yang telah ditinggalkan begitu lama, saat itu bertepatan Ismail sedang pergi berburu hingga tidak bertemu Ismail, Maka Ibrohim bertanya kepada Istrinya. Jawab istrinya : ia pergi berburu untuk kami. Kemudian ketika ditanya tentang kehidupan mereka berdua, istri Ismail menjawab : kami dalam kesukaran dan mengeluh tentang keadaan sehari-harinya. Ibrohim berkata : Bila suamimu datang sampaikan salamku padanya dan katakan agar ia merubah tiang rumahnya. Setelah Ibrohim pergi datanglah Ismail dan seolah-olah merasa ada sesuatu di rumahnya. Ia bertanya kepada istrinya : apakah tadi ada orang datang ? Istrinya menjawab : ada orangnya ciri-cirinya begini dan begitu dan aku katakan bahwa engkau pergi berburu. Ketika ia tanya tentang kehidupan kita, maka aku jawab : kita dalam keadaan kesukaran. Ismail bertanya : apakah ia menitip pesan ? jawabnya : benar, ia menitip salam buatmu dan menyuruhmu untuk merubah tiang pintumu. Ismail berkata : sebenarnya orang tua itu adalah ayahku dan menyuruhku untuk menceraikanmu maka sekarang pergilah kembali ke keluargamu.
Setelah itu Ismail menikah lagi dengan wanita lain dan setelah tinggal beberapa lama datanglah Ibrohim akan tetapi tidak menemukan Ismail maka ia bertanya kepada istrinya tentang suaminya maka dijawab : ia keluar mencari rizki buat kami. Kemudian ditanya : bagaimana penghidupan mereka. Jawabnya : Alhamdulillah serba cukup. Lalu ditanya tentang makanan mereka maka dijawab : daging. Ketika ditanya tentang minuman mereka maka dijawab : air. Ibrohimpun berdoa “ ya Alloh berkahilah mereka dengan daging dan air “ Abu Qosim shollallohu alaihi wasallam berkata : itulah berkah dari Ibrohim selanjutnya. Ia berkata : nanti bila datang suamimu maka sampaikan agar tetap menjaga tiang pintu rumahnya.
Ketika Ismail tiba, ia bertanya : adakah orang yang datang. Sang istri menjawab : benar, seorang tua yang sopan, ia bertanya tentang engkau dan aku serta penghidupan kita berdua maka aku jawab : Alhamdulillah dalam keadaan selamat dan kecukupan. Ismail bertanya : apakah ia menitip pesan ? dijawab : Ia menitipkan salam dan berpesan agar menjaga tiang rumahnya. Ismail berkata : itu adalah ayahku dan engkau adalah tiang rumah itu sehingga aku disuruh untuk tetap menjalin rumah tangga denganmu ……. [HR Bukhori]
Akhirnya ……
Kepada para janda dan duda
Yang masih diliputi duka
Akibat kematian pasangannya
Atau perceraian yang masih menyisakan nestapa
Lupakan itu semua
Siapa tahu Alloh telah siapkan pilihan buat anda
Yang lebih baik dari sebelumnya
Ada banyak orang yang menikah untuk dua kali dalam hidupnya ternyata pernikahan yang kedua lebih baik daripada yang pertama. Itu terjadi disaat seorang lelaki ditinggal mati oleh istrinya demikian juga sebaliknya atau perpisahan yang diakibatkan oleh perceraian
Sebut saja Khodijah, Ummu Salamah, Hafshoh, Saudah di saat mereka menjanda yang akhirnya untuk kedua kalinya mereka menikah yang ternyata mendapat suami seorang nabi khotamul anbiya’ walmursalin
Demikian juga Ismail ketika bercerai dengan istrinya lalu untuk kedua kalinya menikah dan ternyata pernikahan keduanya lebih baik dari yang pertama sebagaimana sebuah riwayat :
فجاء إبراهيم بعد ما تزوج إسماعيل، يطالع تركته فلم يجد إسماعيل، فسأل امرأته عنه فقالت: خرج يبتغي لنا، وفي رواية: يصيد لنا، ثم سألها عن عيشهم وهيئتهم، فقالت: نحن بشرّ، نحن في ضيق وشدة، وشكت إليه، قال: فإذا جاء زوجك اقرئي عليه السلام وقولي له يغير عتبة بابه، فلما جاء إسماعيل كأنه آنس شيئاً، فقال: هل جاءكم من أحد؟ قالت: نعم، جاءنا شيخ كذا وكذا فسألنا عنك فأخبرته، فسألني: كيف عيشنا فأخبرته أنا في جهد وشدة، قال: فهل أوصاك بشيء؟ قالت نعم أمرني أن أقرأ عليك السلام ويقول: غير عتبة بابك.
قال: ذاك أبي وقد أمرني أن أفارقك، الحقي بأهلك. فطلقها وتزوج منهم أخرى، فلبث عنهم إبراهيم ما شاء اللَّه ثم أتاهم بعد فلم يجده فدخل على امرأته فسأل عنه، قالت خرج يبتغي لنا، قال: كيف أنتم؟ وسألها عن عيشهم وهيئتهم، فقالت: نحن بخير وسعة وأثنت على اللَّه تعالى، فقال: ما طعامكم؟ قالت اللحم، قال: فما شرابكم؟ قالت الماء، قال: اللهم بارك لهم في اللحم والماء. قال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ولم يكن لهم يومئذ حب ولو كان لهم دعا لهم فيه قال: فهما لا يخلو عليهما أحد بغير مكة إلا لم يوافقاه.
وفي رواية: فجاء فقال: أين إسماعيل؟ فقالت امرأته: ذهب يصيد، فقالت امرأته: ألا تنزل فتطعم وتشرب؟ قال: وما طعامكم وما شرابكم؟ قالت: طعامنا اللحم وشرابنا الماء. قال: اللهم بارك لهم في طعامهم وشرابهم. قال: فقال أبو القاسم صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بركة دعوة إبراهيم قال: فإذا جاء زوجك فاقرئي عليه السلام ومريه أن يثبت عتبة بابه. فلما جاء إسماعيل قال: هل أتاكم من أحد؟ قالت: نعم أتانا شيخ حسن الهيئة وأثنت عليه، فسألني عنك فأخبرته، فسألني كيف عيشنا فأخبرته أنّا بخير. قال: فأوصاك بشيء؟ قالت نعم يقرأ عليك السلام ويأمرك أن تثبت عتبة بابك. قال: ذاك أبي وأنت العتبة أمرني أن أمسكك
Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu : …… kemudian setelah Ismail menikah datanglah Ibrohim untuk melihat anaknya yang telah ditinggalkan begitu lama, saat itu bertepatan Ismail sedang pergi berburu hingga tidak bertemu Ismail, Maka Ibrohim bertanya kepada Istrinya. Jawab istrinya : ia pergi berburu untuk kami. Kemudian ketika ditanya tentang kehidupan mereka berdua, istri Ismail menjawab : kami dalam kesukaran dan mengeluh tentang keadaan sehari-harinya. Ibrohim berkata : Bila suamimu datang sampaikan salamku padanya dan katakan agar ia merubah tiang rumahnya. Setelah Ibrohim pergi datanglah Ismail dan seolah-olah merasa ada sesuatu di rumahnya. Ia bertanya kepada istrinya : apakah tadi ada orang datang ? Istrinya menjawab : ada orangnya ciri-cirinya begini dan begitu dan aku katakan bahwa engkau pergi berburu. Ketika ia tanya tentang kehidupan kita, maka aku jawab : kita dalam keadaan kesukaran. Ismail bertanya : apakah ia menitip pesan ? jawabnya : benar, ia menitip salam buatmu dan menyuruhmu untuk merubah tiang pintumu. Ismail berkata : sebenarnya orang tua itu adalah ayahku dan menyuruhku untuk menceraikanmu maka sekarang pergilah kembali ke keluargamu.
Setelah itu Ismail menikah lagi dengan wanita lain dan setelah tinggal beberapa lama datanglah Ibrohim akan tetapi tidak menemukan Ismail maka ia bertanya kepada istrinya tentang suaminya maka dijawab : ia keluar mencari rizki buat kami. Kemudian ditanya : bagaimana penghidupan mereka. Jawabnya : Alhamdulillah serba cukup. Lalu ditanya tentang makanan mereka maka dijawab : daging. Ketika ditanya tentang minuman mereka maka dijawab : air. Ibrohimpun berdoa “ ya Alloh berkahilah mereka dengan daging dan air “ Abu Qosim shollallohu alaihi wasallam berkata : itulah berkah dari Ibrohim selanjutnya. Ia berkata : nanti bila datang suamimu maka sampaikan agar tetap menjaga tiang pintu rumahnya.
Ketika Ismail tiba, ia bertanya : adakah orang yang datang. Sang istri menjawab : benar, seorang tua yang sopan, ia bertanya tentang engkau dan aku serta penghidupan kita berdua maka aku jawab : Alhamdulillah dalam keadaan selamat dan kecukupan. Ismail bertanya : apakah ia menitip pesan ? dijawab : Ia menitipkan salam dan berpesan agar menjaga tiang rumahnya. Ismail berkata : itu adalah ayahku dan engkau adalah tiang rumah itu sehingga aku disuruh untuk tetap menjalin rumah tangga denganmu ……. [HR Bukhori]
Akhirnya ……
Kepada para janda dan duda
Yang masih diliputi duka
Akibat kematian pasangannya
Atau perceraian yang masih menyisakan nestapa
Lupakan itu semua
Siapa tahu Alloh telah siapkan pilihan buat anda
Yang lebih baik dari sebelumnya
Pengajian khusus ummahat
Pengajian khusus ummahat
Pengajian ummahat (khusus untuk kaum ibu) cukup banyak terlihat baik di perkotaan maupun di pedesaan, pertanyaannya adakah dalil syar’i yang memerintahkannya ?
Imam Bukhori dalam kitaabul ilmi membuat judul
هَلْ يُجْعَلُ للنِّسَاءِ يَوْمٌ عَلَى حِدَّةٍ فِى الْعِلْمِ
Apakah wanita berhak diberi hari khusus untuk menuntut ilmu ?
Judul ini didasarkan oleh sebuah riwayat :
عن أبى سعيد الخذريّ رضى الله عنه قالت النِّسَاءِ لِلنَّبيّ صلى الله عليه وسلم غَلَبَنَا عَلَيْكَ الرِّجَالُ فَاجْعَلْ لَنَا يَوْمًا مِنْ نَفْسِكَ فَوَعَدَهُنَّ يَوْمًا لَقِيَهُنَّ فِيْهِ فَوَعَظَهُنَّ وَأمَرَهُنَّ فَكَانَ فِيْمَا قَالَ لَهُنَّ مَا مِنْكُنَّ امْرَأةٌ تُقَدِّمُ ثَلاَثَةً مِنْ وَلَدِهَا إلاَّ كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ فقالت امْرَأةٌ وَاثْنَتَيْنِ ؟ فقال وَاثْنَتَيْنِ رواه بخارى
Dari Abu said Alkhudzryyi rodliyallohu anhu : berkata kaum wanita kepada nabi shollalllohu alaihi wasallam : kaum laki-laki mengalahkan kami untuk menuntut ilmu kepadamu oleh karena itu berikan kepada kami hari khusus darimu. Beliau akhirnya menjanjikan kepada mereka satu hari untuk bertemu mereka menyampaikan nasehat dan perintah Alloh. Di antara yang beliau sampaikan kepada mereka adalah “ tidaklah seorang di antara kalian kaum wanita yang ditinggal mati oleh ketiga puteranya yang masih kecil kecuali mereka akan menjadi hijab baginya dari neraka “ Seorang wanita bertanya : bagaimana kalau dua anak saja ? beliau menjawab : meskipun dua anak [HR Bukhori]
Walhasil pengajian khusus kaum ibu sudah ada pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam
Pengajian ummahat (khusus untuk kaum ibu) cukup banyak terlihat baik di perkotaan maupun di pedesaan, pertanyaannya adakah dalil syar’i yang memerintahkannya ?
Imam Bukhori dalam kitaabul ilmi membuat judul
هَلْ يُجْعَلُ للنِّسَاءِ يَوْمٌ عَلَى حِدَّةٍ فِى الْعِلْمِ
Apakah wanita berhak diberi hari khusus untuk menuntut ilmu ?
Judul ini didasarkan oleh sebuah riwayat :
عن أبى سعيد الخذريّ رضى الله عنه قالت النِّسَاءِ لِلنَّبيّ صلى الله عليه وسلم غَلَبَنَا عَلَيْكَ الرِّجَالُ فَاجْعَلْ لَنَا يَوْمًا مِنْ نَفْسِكَ فَوَعَدَهُنَّ يَوْمًا لَقِيَهُنَّ فِيْهِ فَوَعَظَهُنَّ وَأمَرَهُنَّ فَكَانَ فِيْمَا قَالَ لَهُنَّ مَا مِنْكُنَّ امْرَأةٌ تُقَدِّمُ ثَلاَثَةً مِنْ وَلَدِهَا إلاَّ كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ فقالت امْرَأةٌ وَاثْنَتَيْنِ ؟ فقال وَاثْنَتَيْنِ رواه بخارى
Dari Abu said Alkhudzryyi rodliyallohu anhu : berkata kaum wanita kepada nabi shollalllohu alaihi wasallam : kaum laki-laki mengalahkan kami untuk menuntut ilmu kepadamu oleh karena itu berikan kepada kami hari khusus darimu. Beliau akhirnya menjanjikan kepada mereka satu hari untuk bertemu mereka menyampaikan nasehat dan perintah Alloh. Di antara yang beliau sampaikan kepada mereka adalah “ tidaklah seorang di antara kalian kaum wanita yang ditinggal mati oleh ketiga puteranya yang masih kecil kecuali mereka akan menjadi hijab baginya dari neraka “ Seorang wanita bertanya : bagaimana kalau dua anak saja ? beliau menjawab : meskipun dua anak [HR Bukhori]
Walhasil pengajian khusus kaum ibu sudah ada pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam
Pengajian cukup sepekan sekali
Pengajian cukup sepekan sekali
Bosan bagian dari futur. Semangat berlebihan di awal adalah sesuatu yang sangat tidak dikehendaki oleh islam kalau berujung kepada berhentinya amal yang bermanfaat yang sudah dijalani, oleh karena itu islam menata semangat agar terjaga dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh ibnu Mas’ud dalam mengatur jadwal ta’lim :
عن أبى وائل قال كَانَ عبد الله يُذَكِّرُ النَّاسَ فِى كُلِّ خَمِيْسٍ فقال لَهُ رَجُلٌ يَا أبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ لَوَدِدْتُ أنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قال أمَّا إِنَّهُ يَمْنَعُنِى مِنْ ذَالِكَ أنِّي أكْرَهُ أنْ أمِلَّكُمْ وَإِنِّي أتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّامَةِ عَلَيْنَا رواه بخارى مسلم
Dari Abu Wail berkata : Abdulloh ibnu Mas’ud biasa memberi pelajaran kepada kami setiap hari kamis. Berkatalah seorang laki-laki : wahai Abu Abdirrohman aku menginginkan bila engkau memberi pelajaran kepada kami setiap hari. Ibnu Mas’ud berkata : tidak ada yang menghalangiku untuk melakukannya kecuali karena aku khawatir akan membuat kalian bosan. Sesungguhnya aku mengatur jadwal memberi nasehat (maksudnya tidak setiap hari) sebagaimana nabi shollallohu alaihi wasallam biasa mengatur pelajaran buat kami dikhawatirkan akan menyebabkan kebosanan yang akan menimpa kami [HR Bukhori Muslim]
Ibnu Hajar mengomentari hadits ini dengan berkata : kita bisa mengambil pelajaran dari hadits ini bahwa dianjurkan meninggalkan rutinitas amal sholih yang bisa menyebabkan kebosanan meskipun kontinyu dalam amal adalah perkara yang dituntut syar’i akan tetapi masalah ini terbagi menjadi 2 :
• Rutinitas yang perlu dilakukan setiap hari tanpa adanya takalluf (membebani diri)
• Rutinitas yang perlu dilakukan di suatu hari dan ditinggalkan pada hari lain agar ada selingan untuk istirahat sehingga akan menumbuhkan semangat melakukannya di hari lain
Walhasil pengajian sepekan sekali sudah cukup dimana ada waktu untuk mengulangi pelajaran, menghafal dan mengamalkannya.
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 1/205
Bosan bagian dari futur. Semangat berlebihan di awal adalah sesuatu yang sangat tidak dikehendaki oleh islam kalau berujung kepada berhentinya amal yang bermanfaat yang sudah dijalani, oleh karena itu islam menata semangat agar terjaga dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh ibnu Mas’ud dalam mengatur jadwal ta’lim :
عن أبى وائل قال كَانَ عبد الله يُذَكِّرُ النَّاسَ فِى كُلِّ خَمِيْسٍ فقال لَهُ رَجُلٌ يَا أبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ لَوَدِدْتُ أنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قال أمَّا إِنَّهُ يَمْنَعُنِى مِنْ ذَالِكَ أنِّي أكْرَهُ أنْ أمِلَّكُمْ وَإِنِّي أتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّامَةِ عَلَيْنَا رواه بخارى مسلم
Dari Abu Wail berkata : Abdulloh ibnu Mas’ud biasa memberi pelajaran kepada kami setiap hari kamis. Berkatalah seorang laki-laki : wahai Abu Abdirrohman aku menginginkan bila engkau memberi pelajaran kepada kami setiap hari. Ibnu Mas’ud berkata : tidak ada yang menghalangiku untuk melakukannya kecuali karena aku khawatir akan membuat kalian bosan. Sesungguhnya aku mengatur jadwal memberi nasehat (maksudnya tidak setiap hari) sebagaimana nabi shollallohu alaihi wasallam biasa mengatur pelajaran buat kami dikhawatirkan akan menyebabkan kebosanan yang akan menimpa kami [HR Bukhori Muslim]
Ibnu Hajar mengomentari hadits ini dengan berkata : kita bisa mengambil pelajaran dari hadits ini bahwa dianjurkan meninggalkan rutinitas amal sholih yang bisa menyebabkan kebosanan meskipun kontinyu dalam amal adalah perkara yang dituntut syar’i akan tetapi masalah ini terbagi menjadi 2 :
• Rutinitas yang perlu dilakukan setiap hari tanpa adanya takalluf (membebani diri)
• Rutinitas yang perlu dilakukan di suatu hari dan ditinggalkan pada hari lain agar ada selingan untuk istirahat sehingga akan menumbuhkan semangat melakukannya di hari lain
Walhasil pengajian sepekan sekali sudah cukup dimana ada waktu untuk mengulangi pelajaran, menghafal dan mengamalkannya.
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 1/205
Pahala ta’ziyyah
Pahala ta’ziyyah
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلِّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيْرَاطَيْنِ كُلُّ قِيْرَاطٍ مِثْلُ أحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أنْ تُدْفَنَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيْرَاطٍ رواه بخارى مسلم
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa berta’ziyah kepada jenazah muslim atas dasar iman dan ihtisaaban (mengharap pahala) dimana ia terus berada di situ hingga menyolatkannya dan selesai dari penguburannya maka ia pulang membawa pahala 2 qiroth, satu qiroth seimbang dengan satu gunung uhud dan barangsiapa menyolatkannya lalu ia pulang sebelum jenazah dikubur maka ia pulang membawa pahala satu qiroth [HR Bukhori Muslim]
Pahala di atas hanya bisa didapatkan bila :
Jenazah yang kita datangi adalah jenazah muslim
Kedatangan kita atas dasar iman daan ihtisaaban
Pertanyaannya mungkinkah seoraang tidak membawa pulang pahala dua qiroth ? jawabannya sangatlah mungkin. Hal itu terjadi manakala yang kita datangi adalah jenazah non muslim atau si jenazah adalah muslim akan tetapi dasar kedatangan kita bukan karena iman dan ihtisaaban.
Ketika seorang artis meninggal dunia betapa banyak masyarakat yang datang, kenapa ? karena dengan satu keyakinan pasti akan datang banyak artis yang berta’ziyyah. Keinginan bertemu dengan artis oleh sebagian masyarakat adalah satu kebanggaan tersendiri.
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلِّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيْرَاطَيْنِ كُلُّ قِيْرَاطٍ مِثْلُ أحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أنْ تُدْفَنَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيْرَاطٍ رواه بخارى مسلم
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa berta’ziyah kepada jenazah muslim atas dasar iman dan ihtisaaban (mengharap pahala) dimana ia terus berada di situ hingga menyolatkannya dan selesai dari penguburannya maka ia pulang membawa pahala 2 qiroth, satu qiroth seimbang dengan satu gunung uhud dan barangsiapa menyolatkannya lalu ia pulang sebelum jenazah dikubur maka ia pulang membawa pahala satu qiroth [HR Bukhori Muslim]
Pahala di atas hanya bisa didapatkan bila :
Jenazah yang kita datangi adalah jenazah muslim
Kedatangan kita atas dasar iman daan ihtisaaban
Pertanyaannya mungkinkah seoraang tidak membawa pulang pahala dua qiroth ? jawabannya sangatlah mungkin. Hal itu terjadi manakala yang kita datangi adalah jenazah non muslim atau si jenazah adalah muslim akan tetapi dasar kedatangan kita bukan karena iman dan ihtisaaban.
Ketika seorang artis meninggal dunia betapa banyak masyarakat yang datang, kenapa ? karena dengan satu keyakinan pasti akan datang banyak artis yang berta’ziyyah. Keinginan bertemu dengan artis oleh sebagian masyarakat adalah satu kebanggaan tersendiri.
Orang jahil perlu dimaafkan
Orang jahil perlu dimaafkan
Sewajarnya perhitungan nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ketika berupaya mencari suaka ke Thoif tidaklah salah, sebab di sana banyak kerabat dekat beliau. Tentu saja beliau berharap kerabat dekat itu akan mendukung perjuangan beliau.
Sayangnya hidayah itu tidak memandang hubungan keluarga. Kehadiran beliau yang ditemani pembantu setianya Zaid bin Haritsah tidak saja ditolak, bahkan beliau diperlakukan kasar dan melampaui batas. Beliau diejek, diusir dan dilempari batu hingga terluka. Beliau dan Zaidpun lari menyelamatkan diri dari kejaran mereka.
Ketika sampai di satu tempat, beliau berdoa dengan doa yang masyhur, menggambarkan kepasrahan beliau atas kejadian itu. Alloh mengutus malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung yang sudah siap menunggu perintah rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk melakukan pembalasan terhadap mereka.
Imam Bukhori meriwatkan rincian kisah ini dengan sanadnya dari Urwah bin Zubair bahwasanya malaikat penjaga gunung tersebut memanggil rosululloh shollallohu alaihi wasallam sembari memberi salam kemudian berkata : wahai Muhammad ! hal itu terserah padamu, jika engkau menginginkan aku meretakan mereka dengan dua gunung di kota Mekah yaitu gunung Qubais dan gunung Qu’ayqo’an maka akan aku lakukan.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam malah menjawab “tidak perlu bahkan aku berharap kelak Alloh memunculkan dari tulang rusuk mereka orang-orang yang beribadah kepada Alloh semata yang tidak melakukan perbuatan syirik sedikitpun ”
Respon positif yang diberikan beliau atas penistaan kaum Thoif itu menunjukkan jiwa besar dan kelapangan dada yang luar biasa. Hanya mereka yang memiliki jiwa besar dan hati yang lapang saja yang bisa berbuat seperti itu.
Akhirnya memang terbukti, di masa berikutnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam betul-betul banyak mendapatkan pendukung yang setia dari pemuda-pemuda Thoif.
Ketika itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam sangat yakin dan optimis meskipun para orang tua mereka tidak bisa diharapkan masuk islam dan menjadi pendukung ajaran beliau, akan tetapi anak-anak mereka yang terdiri dari para pemuda yang jumlahnya jauh lebih besar sangat mungkin mendapat hidayah dari Alloh Ta’ala.
Sekiranya rosululloh shollallohu alaihi wasallam menerima tawaran malaikat itu, tentulah mereka hancur. Tak ada lagi yang bisa diharap kecuali keuntungan semu berupa dendam yang terbalaskan. Tapi kelapangan hati dan keluasan pikiran beliau, menjadikan beliau memilih jalan mulia yakni membalas kejahatan dengan kebaikan, berupa pemaafan dan doa. Perilaku rosululloh shollallohu alaihi wasallam selaras dengan firman Alloh Ta’ala :
ادْفَعْ بِالَّتِى هِيَ أحْسَنُ
Balaslah kejahatan mereka dengan perbuatan baik [fushilat : 34]
Maroji’ : majalah hidayatulloh, edisi juni hal 16
Sewajarnya perhitungan nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ketika berupaya mencari suaka ke Thoif tidaklah salah, sebab di sana banyak kerabat dekat beliau. Tentu saja beliau berharap kerabat dekat itu akan mendukung perjuangan beliau.
Sayangnya hidayah itu tidak memandang hubungan keluarga. Kehadiran beliau yang ditemani pembantu setianya Zaid bin Haritsah tidak saja ditolak, bahkan beliau diperlakukan kasar dan melampaui batas. Beliau diejek, diusir dan dilempari batu hingga terluka. Beliau dan Zaidpun lari menyelamatkan diri dari kejaran mereka.
Ketika sampai di satu tempat, beliau berdoa dengan doa yang masyhur, menggambarkan kepasrahan beliau atas kejadian itu. Alloh mengutus malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung yang sudah siap menunggu perintah rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk melakukan pembalasan terhadap mereka.
Imam Bukhori meriwatkan rincian kisah ini dengan sanadnya dari Urwah bin Zubair bahwasanya malaikat penjaga gunung tersebut memanggil rosululloh shollallohu alaihi wasallam sembari memberi salam kemudian berkata : wahai Muhammad ! hal itu terserah padamu, jika engkau menginginkan aku meretakan mereka dengan dua gunung di kota Mekah yaitu gunung Qubais dan gunung Qu’ayqo’an maka akan aku lakukan.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam malah menjawab “tidak perlu bahkan aku berharap kelak Alloh memunculkan dari tulang rusuk mereka orang-orang yang beribadah kepada Alloh semata yang tidak melakukan perbuatan syirik sedikitpun ”
Respon positif yang diberikan beliau atas penistaan kaum Thoif itu menunjukkan jiwa besar dan kelapangan dada yang luar biasa. Hanya mereka yang memiliki jiwa besar dan hati yang lapang saja yang bisa berbuat seperti itu.
Akhirnya memang terbukti, di masa berikutnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam betul-betul banyak mendapatkan pendukung yang setia dari pemuda-pemuda Thoif.
Ketika itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam sangat yakin dan optimis meskipun para orang tua mereka tidak bisa diharapkan masuk islam dan menjadi pendukung ajaran beliau, akan tetapi anak-anak mereka yang terdiri dari para pemuda yang jumlahnya jauh lebih besar sangat mungkin mendapat hidayah dari Alloh Ta’ala.
Sekiranya rosululloh shollallohu alaihi wasallam menerima tawaran malaikat itu, tentulah mereka hancur. Tak ada lagi yang bisa diharap kecuali keuntungan semu berupa dendam yang terbalaskan. Tapi kelapangan hati dan keluasan pikiran beliau, menjadikan beliau memilih jalan mulia yakni membalas kejahatan dengan kebaikan, berupa pemaafan dan doa. Perilaku rosululloh shollallohu alaihi wasallam selaras dengan firman Alloh Ta’ala :
ادْفَعْ بِالَّتِى هِيَ أحْسَنُ
Balaslah kejahatan mereka dengan perbuatan baik [fushilat : 34]
Maroji’ : majalah hidayatulloh, edisi juni hal 16
Mendaki gunung dengan menantu dan mertua
Mendaki gunung dengan menantu dan mertua
Abu bakar dan Umar adalah mertua rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aisyah puteri Abu Bakar dan Hafshoh puteri Umar bin Khothob adalah istri beliau shollallohu alaihi wasallam. Sementara Utsman bin Affan adalah menantu beliau karena Ruqoyyah dinikahinya. Empat orang yaitu rosululloh shollallohu alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar bin Khothob dan Utsman bin Affan rodliyallohu anhum pernah mendaki gunung Uhud sebagaimana sebuah riwayat :
عن أنس بن مالك رضى الله عنه قَالَ : صَعِدَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إلَى أحُدٍ وَمَعَهُ أبو بكر وعمر وعثمان فَرَجَفَ بِهِمْ فَضَرَبَهُ بِرِجْلِهِ وَقَالَ اثْبُتْ أحُدُ فَمَا عَلَيْكَ إلاَّ نَبِيٌّ أوْصِدِّيْقٌ أوْ شَهِيْدَيْنِ رواه بخارى
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu berkata : nabi shollallohu alaihi wasallam naik ke gunung Uhud bersamanya ada Abu Bakar,Umar dan Utsman.Tiba-tiba gunung bergetar hingga beliau bersabda kepadanya : diamlah wahai Uhud ! karena di atasmu ada nabi,Ash shiddiq dan dua orang calon mati syahid [HR Bukhori]
Pernahkah anda mendaki gunung bersama mertua dan menantu anda sebagaimana yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam ?
Abu bakar dan Umar adalah mertua rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aisyah puteri Abu Bakar dan Hafshoh puteri Umar bin Khothob adalah istri beliau shollallohu alaihi wasallam. Sementara Utsman bin Affan adalah menantu beliau karena Ruqoyyah dinikahinya. Empat orang yaitu rosululloh shollallohu alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar bin Khothob dan Utsman bin Affan rodliyallohu anhum pernah mendaki gunung Uhud sebagaimana sebuah riwayat :
عن أنس بن مالك رضى الله عنه قَالَ : صَعِدَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إلَى أحُدٍ وَمَعَهُ أبو بكر وعمر وعثمان فَرَجَفَ بِهِمْ فَضَرَبَهُ بِرِجْلِهِ وَقَالَ اثْبُتْ أحُدُ فَمَا عَلَيْكَ إلاَّ نَبِيٌّ أوْصِدِّيْقٌ أوْ شَهِيْدَيْنِ رواه بخارى
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu berkata : nabi shollallohu alaihi wasallam naik ke gunung Uhud bersamanya ada Abu Bakar,Umar dan Utsman.Tiba-tiba gunung bergetar hingga beliau bersabda kepadanya : diamlah wahai Uhud ! karena di atasmu ada nabi,Ash shiddiq dan dua orang calon mati syahid [HR Bukhori]
Pernahkah anda mendaki gunung bersama mertua dan menantu anda sebagaimana yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam ?
Makna infaq itu sangat luas
Makna infaq itu sangat luas
Infaq tidak sekedar menyisihkan harta untuk penbangunan masjid, madrasah atau santunan fakir miskin. Ternyata apa yang diberikan seorang suami untuk istrinya itu bagian dari infaq yang akan memperoleh pahala sebagaimana sebuah hadits shohih :
عن ابن مسعود رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال إذَا أنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه بخارى مسلم
Dari ibnu Masud rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : apabila seorang lelaki mengeluarkan infaq yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya atas dasar ihtisab (mengharap pahala) maka ia mendapatkan pahala shodaqoh [HR Bukhori Muslim]
عن سعد ابن أبى وقّاص رضى الله عنه أنَّهُ أخْبَرَهُ أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ إنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ الله إلاَّ أجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلَ فِى فَمِّ امْرَأتِكَ رواه بخارى مسلم
Dari sa’ad bin Abi waqosh rodliyallohu anhu bahwasanya ia menceritakan rosululoh shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya : sesungguhnya tidaklah engkau mengeluarkan infaq dengan mengharap wajah Alloh pasti engkau mendapat pahala hingga nasi yang masuk ke mulut istrimu itupun bagian dari infaq [HR Bukhori Muslim]
Sekedar tambahan pengetahuan bahwa seorang kafir yang mengeluarkan uang untuk memperjuangkan kekafirannya itu juga bagian dari infaq akan tetapi infaq yang akan mengantarkan pelakunya ke dalam siksa yang tidak akan berakhir
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menginfakkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menginfakkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan [al anfal : 36]
Infaq tidak sekedar menyisihkan harta untuk penbangunan masjid, madrasah atau santunan fakir miskin. Ternyata apa yang diberikan seorang suami untuk istrinya itu bagian dari infaq yang akan memperoleh pahala sebagaimana sebuah hadits shohih :
عن ابن مسعود رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال إذَا أنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه بخارى مسلم
Dari ibnu Masud rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : apabila seorang lelaki mengeluarkan infaq yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya atas dasar ihtisab (mengharap pahala) maka ia mendapatkan pahala shodaqoh [HR Bukhori Muslim]
عن سعد ابن أبى وقّاص رضى الله عنه أنَّهُ أخْبَرَهُ أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ إنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ الله إلاَّ أجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلَ فِى فَمِّ امْرَأتِكَ رواه بخارى مسلم
Dari sa’ad bin Abi waqosh rodliyallohu anhu bahwasanya ia menceritakan rosululoh shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya : sesungguhnya tidaklah engkau mengeluarkan infaq dengan mengharap wajah Alloh pasti engkau mendapat pahala hingga nasi yang masuk ke mulut istrimu itupun bagian dari infaq [HR Bukhori Muslim]
Sekedar tambahan pengetahuan bahwa seorang kafir yang mengeluarkan uang untuk memperjuangkan kekafirannya itu juga bagian dari infaq akan tetapi infaq yang akan mengantarkan pelakunya ke dalam siksa yang tidak akan berakhir
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menginfakkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menginfakkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan [al anfal : 36]
Logika menerima poligami
Logika menerima poligami
Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada kaum lelaki adalah satu kenyataan yang tidak dipungkiri. Setelah perang dunia ke dua jumlah wanita dibanding kaum laki-laki adalah 3 dibanding 1. Menghadapi kenyataan ini hanya ada tiga pemecahan :
Seorang pria hanya kawin dengan seorang wanita. Itu berarti membiarkan 2 orang wanita lainnya selama hidup tidak mengenal suami, tidak mengenal rumah tangga, tidak mengenal anak dan tidak mengenal rumah tangga.
Seorang pria hanya kawin dengan seorang wanita akan tetapi ia juga bergaul dengan 2 wanita lainnya tanpa ikatan pernikahan agar 2 wanita tadi mengenal lelaki dalam kehidupannya
Seorang pria kawin lebih dari seorang wanita dengan demikian ia mengangkat derajat beberapa kaum wanita lainnya kepada kedudukan yang terhormat sebagai istri.
Manakah di antara ketiga solusi di atas yang paling baik, paling pantas dilakukan laki-laki dan paling bermanfaat bagi kaum wanita ?
Ada sementara orang mengatakan : wanita sanggup bekerja dan sanggup hidup tanpa suami. Sunnguh perkataan semacam ini adalah perkataan paling dusta dalam menghadapi kenyataan fitroh manusia.
Maroji’ : islam dan perdamaian dunia, Sayyid Qutb hal 68-69
Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada kaum lelaki adalah satu kenyataan yang tidak dipungkiri. Setelah perang dunia ke dua jumlah wanita dibanding kaum laki-laki adalah 3 dibanding 1. Menghadapi kenyataan ini hanya ada tiga pemecahan :
Seorang pria hanya kawin dengan seorang wanita. Itu berarti membiarkan 2 orang wanita lainnya selama hidup tidak mengenal suami, tidak mengenal rumah tangga, tidak mengenal anak dan tidak mengenal rumah tangga.
Seorang pria hanya kawin dengan seorang wanita akan tetapi ia juga bergaul dengan 2 wanita lainnya tanpa ikatan pernikahan agar 2 wanita tadi mengenal lelaki dalam kehidupannya
Seorang pria kawin lebih dari seorang wanita dengan demikian ia mengangkat derajat beberapa kaum wanita lainnya kepada kedudukan yang terhormat sebagai istri.
Manakah di antara ketiga solusi di atas yang paling baik, paling pantas dilakukan laki-laki dan paling bermanfaat bagi kaum wanita ?
Ada sementara orang mengatakan : wanita sanggup bekerja dan sanggup hidup tanpa suami. Sunnguh perkataan semacam ini adalah perkataan paling dusta dalam menghadapi kenyataan fitroh manusia.
Maroji’ : islam dan perdamaian dunia, Sayyid Qutb hal 68-69
Macam-macam imam
Macam-macam imam
Imam ifroth
Imam yang memimpin jamaah sholat dengan membawakan surat-surat panjang. Ia tidak memikirkan kondisi jamaah. Inilah yang pernah dilakukan oleh Muadz bin Jabal yang akhirnya mendapatkan teguran keras dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
إذا صلى أحدكم للناس فليخفف؛ فإن فيهم الضعيف والسقيم والكبير، وإذا صلى أحدكم لنفسه فليطول ما شاء مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Bila seorang di antara kalian sholat memimpin manusia maka ringankanlah ! karena di antara mereka ada yang lemah, sakit dan orang yang sudah tua. Bila kalian sholat sendirian maka panjangkanlah sesukanya [muttafaq alaih]
Imam tafrith
Imam yang memimpin jamaah dengan cepat.
Terkadang alfatihah dibaca dengan satu nafas, ruku’ dan sujud dilakukan seperlunya, sholat tarwih yang berjumlah 21 rokaat selesai dalam tempo kurang dari 20 menit.
Imam yang mutawasith
Tidak terlalu cepat sehingga meninggalkan thuma’ninah dan tidak terlalu lama sehingga membuat menderita jamaah. Inilah sholat yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana disebut dalam sebuah riwayat :
وعن أبي عبد اللَّه جابر بن سمرة رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال كنت أصلي مع النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الصلوات فكانت صلاته قصداً وخطبته قصداً رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Abdillah Jabir bin Samuroh rodliyallohu anhu berkata : aku pernah beberapa kali sholat bersama nabi shollallohu alaihi wasallam, sholat beliau dan khutbah beliau adalah sedang [HR Muslim]
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/
Imam ifroth
Imam yang memimpin jamaah sholat dengan membawakan surat-surat panjang. Ia tidak memikirkan kondisi jamaah. Inilah yang pernah dilakukan oleh Muadz bin Jabal yang akhirnya mendapatkan teguran keras dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
إذا صلى أحدكم للناس فليخفف؛ فإن فيهم الضعيف والسقيم والكبير، وإذا صلى أحدكم لنفسه فليطول ما شاء مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Bila seorang di antara kalian sholat memimpin manusia maka ringankanlah ! karena di antara mereka ada yang lemah, sakit dan orang yang sudah tua. Bila kalian sholat sendirian maka panjangkanlah sesukanya [muttafaq alaih]
Imam tafrith
Imam yang memimpin jamaah dengan cepat.
Terkadang alfatihah dibaca dengan satu nafas, ruku’ dan sujud dilakukan seperlunya, sholat tarwih yang berjumlah 21 rokaat selesai dalam tempo kurang dari 20 menit.
Imam yang mutawasith
Tidak terlalu cepat sehingga meninggalkan thuma’ninah dan tidak terlalu lama sehingga membuat menderita jamaah. Inilah sholat yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana disebut dalam sebuah riwayat :
وعن أبي عبد اللَّه جابر بن سمرة رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال كنت أصلي مع النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الصلوات فكانت صلاته قصداً وخطبته قصداً رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Abdillah Jabir bin Samuroh rodliyallohu anhu berkata : aku pernah beberapa kali sholat bersama nabi shollallohu alaihi wasallam, sholat beliau dan khutbah beliau adalah sedang [HR Muslim]
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/
Taufiq Ismail berujar tentang rokok
Taufiq Ismail berujar tentang rokok
indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Lari yang dilarang
Lari yang dilarang
Lari pagi menyehatkan badan
Tapi tidak semua lari dibenarkan
Yaitu lari dari medan peperangan
Yang kedua adalah lari di saat iqomat dikumandangkan
Sementara saat itu anda masih ada di jalan
Tentang lari dari medan perang maka Alloh ingatkan :
يأيّها الّذين امنوا إذا لقيتم الّذين كفروا زحفا فلا تولّوهم الأدبار ومن يولّهم يومئذ دبره إلاّ متحرّفا لقتال أومتحيّزا إلى فئة فقد باء بغضب من الله ومأواه جهنّم وبئس المصير
15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya. [al anfal : 15-16]
Sementara untuk lari yang kedua yaitu lari di saat iqomat dikumandangkan hingga tergesa-gesa masuk masjid yang menyebabkan kegaduhan dan hilangnya ketenangan dalam sholat maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يقول إذا أقيمت الصلاة فلا تأتوها وأنتم تسعون وأتوها وأنتم تمشون وعليكم السكينة، فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فأتموا مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : bila iqomat dikumandangkan maka janganlah mendatanginya dalam keadaan lari yang terburu-buru akan tetapi datangilah dengan berjalan dengan tenang. Apa yang kalian dapati dari sholat maka ikutilah sholatnya sedangkan apa yang terluput dari sholatnya maka sempurnakanlah [muttafaq alaih]
Maroji’ : nuzhatul muttaqin, Syaikh Mushthofa Said Albugho 1/499
Lari pagi menyehatkan badan
Tapi tidak semua lari dibenarkan
Yaitu lari dari medan peperangan
Yang kedua adalah lari di saat iqomat dikumandangkan
Sementara saat itu anda masih ada di jalan
Tentang lari dari medan perang maka Alloh ingatkan :
يأيّها الّذين امنوا إذا لقيتم الّذين كفروا زحفا فلا تولّوهم الأدبار ومن يولّهم يومئذ دبره إلاّ متحرّفا لقتال أومتحيّزا إلى فئة فقد باء بغضب من الله ومأواه جهنّم وبئس المصير
15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya. [al anfal : 15-16]
Sementara untuk lari yang kedua yaitu lari di saat iqomat dikumandangkan hingga tergesa-gesa masuk masjid yang menyebabkan kegaduhan dan hilangnya ketenangan dalam sholat maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يقول إذا أقيمت الصلاة فلا تأتوها وأنتم تسعون وأتوها وأنتم تمشون وعليكم السكينة، فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فأتموا مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : bila iqomat dikumandangkan maka janganlah mendatanginya dalam keadaan lari yang terburu-buru akan tetapi datangilah dengan berjalan dengan tenang. Apa yang kalian dapati dari sholat maka ikutilah sholatnya sedangkan apa yang terluput dari sholatnya maka sempurnakanlah [muttafaq alaih]
Maroji’ : nuzhatul muttaqin, Syaikh Mushthofa Said Albugho 1/499
Lahir di negeri kafir
Lahir di negeri kafir
Mungkin ada pernah mendengar perkataan : betapa enaknya lahir dari orang tua muslim, hidup dilingkungan islami akhirnya mengenal islam dengan baik hingga mati dalam keadaan muslim. Sebaliknya betapa menderitanya seorang lahir dari orang tua kafir, tinggal di negeri kafir semisal Mexico hidup sama sekali tidak mengenal islam yang akhirnya mati dalam keadaan kafir. Sungguh perkataan ini tidaklah benar.
Seorang Salman Alfarisi pemuda Persi (Iran) terlahir dari masyarakat yang biasa menyembah api bahkan bapaknya adalah tokoh agama Majusi. Akan tetapi naluri tauhid rububiyyahnya menyebabkan ia kritis terhadap kebiasaan masyarakatnya hingga akhirnya ia berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya, dari satu pendeta Nasrani ke pendeta lainnya. Ketika suatu saat pendeta terakhir mewasiatkan kepadanya agar segera menyongsong kedatangan nabi terakhir yang tidak lama lagi akan muncul. Bertemulah ia dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan mengikrarkan kalimat sayahadat di hadapan beliau.
Sementara Abu jahal atau Abdulloh bin Ubay bin Salul, hidup berdampingan dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam, ia bisa melihat keluhuran budi beliau, kebenaran islam ada di depan matanya akan tetapi itu semua tidak menyebabkan keduanya untuk mengimani apa yang dibawa oleh beliau shollallohu alaihi wasallam
Mungkin ada pernah mendengar perkataan : betapa enaknya lahir dari orang tua muslim, hidup dilingkungan islami akhirnya mengenal islam dengan baik hingga mati dalam keadaan muslim. Sebaliknya betapa menderitanya seorang lahir dari orang tua kafir, tinggal di negeri kafir semisal Mexico hidup sama sekali tidak mengenal islam yang akhirnya mati dalam keadaan kafir. Sungguh perkataan ini tidaklah benar.
Seorang Salman Alfarisi pemuda Persi (Iran) terlahir dari masyarakat yang biasa menyembah api bahkan bapaknya adalah tokoh agama Majusi. Akan tetapi naluri tauhid rububiyyahnya menyebabkan ia kritis terhadap kebiasaan masyarakatnya hingga akhirnya ia berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya, dari satu pendeta Nasrani ke pendeta lainnya. Ketika suatu saat pendeta terakhir mewasiatkan kepadanya agar segera menyongsong kedatangan nabi terakhir yang tidak lama lagi akan muncul. Bertemulah ia dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan mengikrarkan kalimat sayahadat di hadapan beliau.
Sementara Abu jahal atau Abdulloh bin Ubay bin Salul, hidup berdampingan dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam, ia bisa melihat keluhuran budi beliau, kebenaran islam ada di depan matanya akan tetapi itu semua tidak menyebabkan keduanya untuk mengimani apa yang dibawa oleh beliau shollallohu alaihi wasallam
Kepada para duda
Kepada para duda
Suami yang baik adalah yang bisa mengenang kebaikan istri setelah sang istri wafat. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberikan kepada kita dengan sebaik-baik pelajaran tentang apa yang mesti dilakukan sang suami setelah kepergian istrinya
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: ما غرت على أحد من نساء النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ما غرت على خديجة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها وما رأيتها قط، ولكن كان يكثر ذكرها، وربما ذبح الشاة ثم يقطعها أعضاءً ثم يبعثها في صدائق خديجة. فربما قلت له: كأن لم يكن في الدنيا إلا خديجة فيقول: إنها كانت وكانت، وكان لي منها ولد مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : aku tidak pernah mencemburui satupun di antara istri nabi shollallohu alaihi wasallam, akupun sebenarnya tidak pernah mencemburui Khodijah karena memang aku belum pernah sekalipun berjumpa dengannya akan tetapi yang membuat aku sedikit merasa tidak enak adalah karena beliau sering menyebut-nyebutnya, terkadang beliau menyembelih kambing lalu memotong sebagian anggota tubuhnya lalu membagikannya kepada teman-teman Khodijah. Terkadang aku berkata : seolah-olah di dunia ini tidak ada orang selain Khodijah. Beliaupun bersabda : sesungguhnya Khodijah memiliki keistimewaan ini dan itu dan darinyalah aku mendapatkan keturunan [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : berdasarkan hadits ini bahwa memuliakan teman dari orang yang telah wafat bisa dinilai sebagai bentuk pemuliaan kepada orang yang telah wafat itu
Akhirnya bisa diambil pelajaran dari hadits ini bahwa seorang suami akan membiasakan dua hal sebagai bentuk penghormatannya kepada sang istri yang telah wafat :
• Mengenang selalu kebaikan-kebaikan sang istri
• Memberikan hadiah atau pemberian lainnya kepada teman-teman istri
Maroji’ : syarh riyadhush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/711
Suami yang baik adalah yang bisa mengenang kebaikan istri setelah sang istri wafat. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberikan kepada kita dengan sebaik-baik pelajaran tentang apa yang mesti dilakukan sang suami setelah kepergian istrinya
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: ما غرت على أحد من نساء النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ما غرت على خديجة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها وما رأيتها قط، ولكن كان يكثر ذكرها، وربما ذبح الشاة ثم يقطعها أعضاءً ثم يبعثها في صدائق خديجة. فربما قلت له: كأن لم يكن في الدنيا إلا خديجة فيقول: إنها كانت وكانت، وكان لي منها ولد مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : aku tidak pernah mencemburui satupun di antara istri nabi shollallohu alaihi wasallam, akupun sebenarnya tidak pernah mencemburui Khodijah karena memang aku belum pernah sekalipun berjumpa dengannya akan tetapi yang membuat aku sedikit merasa tidak enak adalah karena beliau sering menyebut-nyebutnya, terkadang beliau menyembelih kambing lalu memotong sebagian anggota tubuhnya lalu membagikannya kepada teman-teman Khodijah. Terkadang aku berkata : seolah-olah di dunia ini tidak ada orang selain Khodijah. Beliaupun bersabda : sesungguhnya Khodijah memiliki keistimewaan ini dan itu dan darinyalah aku mendapatkan keturunan [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : berdasarkan hadits ini bahwa memuliakan teman dari orang yang telah wafat bisa dinilai sebagai bentuk pemuliaan kepada orang yang telah wafat itu
Akhirnya bisa diambil pelajaran dari hadits ini bahwa seorang suami akan membiasakan dua hal sebagai bentuk penghormatannya kepada sang istri yang telah wafat :
• Mengenang selalu kebaikan-kebaikan sang istri
• Memberikan hadiah atau pemberian lainnya kepada teman-teman istri
Maroji’ : syarh riyadhush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/711
Kenapa suara adzab kubur tidak terdengar ?
Kenapa suara adzab kubur tidak terdengar ?
Manusia dan jin tidak mendapatkan kesempatan untuk mendengar suara adzab kubur dengan hikmah yang banyak. Di antara sekian hikmah yang ada adalah :
1. Menutupi aib si mayit
2. Tidak mengganggu keluarga si mayit
3. Agar tidak menjadi kehinaan bagi keluarga yang ditinggalkan
4. Supaya tidak membinasakan manusia karena rosululloh shollallohu alaihi wasallam menerangkan bahwa bila ada manusia yang sempat mendengarnya maka akan jatuh pingsan
5. Iman kepada adzab kubur adalah iman kepada yang ghoib, bila hal itu diperdengarkan maka hilanglah maslahat ujian karena sifat manusia adalah cepat mengimani sesuatu bila ia meyaksikannya secara langsung
Maroji’ : syarh aqidah wasitiyyah, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin hal 492
Manusia dan jin tidak mendapatkan kesempatan untuk mendengar suara adzab kubur dengan hikmah yang banyak. Di antara sekian hikmah yang ada adalah :
1. Menutupi aib si mayit
2. Tidak mengganggu keluarga si mayit
3. Agar tidak menjadi kehinaan bagi keluarga yang ditinggalkan
4. Supaya tidak membinasakan manusia karena rosululloh shollallohu alaihi wasallam menerangkan bahwa bila ada manusia yang sempat mendengarnya maka akan jatuh pingsan
5. Iman kepada adzab kubur adalah iman kepada yang ghoib, bila hal itu diperdengarkan maka hilanglah maslahat ujian karena sifat manusia adalah cepat mengimani sesuatu bila ia meyaksikannya secara langsung
Maroji’ : syarh aqidah wasitiyyah, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin hal 492
Kenapa bayi bisa menangis saat lahir ?
Kenapa bayi bisa menangis saat lahir ?
Tangisan bayi saat lahir ke dunia
Akan disambut senyuman bahagia oleh kedua orang tua
Pun oleh kerabat, handai taulan dan tetangga
Akan tetapi selama ini tangisannya dianggap lalu saja
Tanpa dipikir, itu kenapa
Di sinilah nabi shollallohu alaihi wasallam mengabarkan rahasianya
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : مَامِنْ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ إلاَّ نَخَسَهُ الشَّيْطَانُ إلاَّ إبْنَ مَرْيَمَ وَأمَّهُ ثُمَّ قَال وَإِنِّي أعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ رواه بخارى مسلم
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah bayi terlahir kecuali ditusuk oleh setan selain Isa anak Maryam dan ibunya kemudian beliau membaca firman alloh : Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." Ali imron : 36 [HR Bukhori Muslim]
Tangisan bayi saat lahir ke dunia
Akan disambut senyuman bahagia oleh kedua orang tua
Pun oleh kerabat, handai taulan dan tetangga
Akan tetapi selama ini tangisannya dianggap lalu saja
Tanpa dipikir, itu kenapa
Di sinilah nabi shollallohu alaihi wasallam mengabarkan rahasianya
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : مَامِنْ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ إلاَّ نَخَسَهُ الشَّيْطَانُ إلاَّ إبْنَ مَرْيَمَ وَأمَّهُ ثُمَّ قَال وَإِنِّي أعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ رواه بخارى مسلم
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah bayi terlahir kecuali ditusuk oleh setan selain Isa anak Maryam dan ibunya kemudian beliau membaca firman alloh : Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." Ali imron : 36 [HR Bukhori Muslim]
Kabar gembira
Kabar gembira
وَبَشِّرِ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا قَالُوْا هذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأتُوْا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيْهَا أزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya [albaqoroh : 25]
Ayat ini memberi pelajaran kepada kita tentang kabar gembira, dimana rinciannya adalah sebagai berikut :
• Pemberi kabar gembira adalah Alloh
• Penyampai kabar gembira adalah rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan siapa saja yang meneruskan dakwah beliau
• Kabar gembira ini ditujukan kepada orang beriman
• Bentuk kabar gembira adalah aljannah dimana siapa yang memasukinya akan mendapat sungai-sungai, buah-buahan dan istri-istri yang suci dan itu akan dinikmati untuk selamanya
• Syarat ketentuan untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Alloh dan beramal sholih untuk membuktikan keimanannya
Maroji’ : tafsir assa’di 1/39
وَبَشِّرِ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا قَالُوْا هذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأتُوْا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيْهَا أزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya [albaqoroh : 25]
Ayat ini memberi pelajaran kepada kita tentang kabar gembira, dimana rinciannya adalah sebagai berikut :
• Pemberi kabar gembira adalah Alloh
• Penyampai kabar gembira adalah rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan siapa saja yang meneruskan dakwah beliau
• Kabar gembira ini ditujukan kepada orang beriman
• Bentuk kabar gembira adalah aljannah dimana siapa yang memasukinya akan mendapat sungai-sungai, buah-buahan dan istri-istri yang suci dan itu akan dinikmati untuk selamanya
• Syarat ketentuan untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Alloh dan beramal sholih untuk membuktikan keimanannya
Maroji’ : tafsir assa’di 1/39
Jihad kaum wanita
Jihad kaum wanita
Jihadnya kaum wanita pada dasarnya hanyalah haji dan umroh
عن عائشة رضى الله عنها قالت يارسول الله عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ ؟ قال نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالٌ فِيْهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ رواه أحمد
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : ya rosulalloh apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita ? beliau menjawab : benar, wajib bagi wanita untuk berjihad akan tetapi yang tidak ada peperangan di dalamnya yaitu haji dan umroh [HR Ahmad]
Syaikh Abdulloh abdurrohman Albassam berkata : haji dan umroh bagi wanita pahalanya seimbang dengan jihad yang dilakukan kaum lelaki
Diperbolehkan bagi kaum wanita mencari jihad lain selain haji dan umroh yaitu terjun ke medan pertempuran untuk melayani keperluan mujahidin
عن الرّبيعة بنت معوّذ قالت كُنَّا نَغْزُو مَعَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم نَسْقِى الْقَوْمَ وَنُخْدِمُهُمْ وَنُرَدّ الْجَرْحَى وَالْقَتْلَ إلَى الْمَدِيْنَةِ رواه بخارى
Dari Robiah binti Mu’awwadz berkata : kami berperang bersama nabi shollallohu alihi wasallam dimana kami menyediakan air minum dan melayani mereka serta merawat dan mengurusi orang yang terluka dan terbunuh hingga kota Madinah [HR Bukhori]
Syaikh Abdulloh Azzam berkata : diperbolehkan bagi kaum wanita terjun ke medan perang dengan syarat disertai mahrom, tidak adanya ikhtilath (campur baur antara kaum wanita dan kaum laki-laki), aman dari fitnah (hendaknya bukan wanita yang cantik) dan diusahakan menutup wajah
Maroji’ :
Ittihaful ibad fi fadli ilil jihad, Syaikh Abdulloh Azzam hal 44-46
Taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh abdurrohman Albassam 2/635
Jihadnya kaum wanita pada dasarnya hanyalah haji dan umroh
عن عائشة رضى الله عنها قالت يارسول الله عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ ؟ قال نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالٌ فِيْهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ رواه أحمد
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : ya rosulalloh apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita ? beliau menjawab : benar, wajib bagi wanita untuk berjihad akan tetapi yang tidak ada peperangan di dalamnya yaitu haji dan umroh [HR Ahmad]
Syaikh Abdulloh abdurrohman Albassam berkata : haji dan umroh bagi wanita pahalanya seimbang dengan jihad yang dilakukan kaum lelaki
Diperbolehkan bagi kaum wanita mencari jihad lain selain haji dan umroh yaitu terjun ke medan pertempuran untuk melayani keperluan mujahidin
عن الرّبيعة بنت معوّذ قالت كُنَّا نَغْزُو مَعَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم نَسْقِى الْقَوْمَ وَنُخْدِمُهُمْ وَنُرَدّ الْجَرْحَى وَالْقَتْلَ إلَى الْمَدِيْنَةِ رواه بخارى
Dari Robiah binti Mu’awwadz berkata : kami berperang bersama nabi shollallohu alihi wasallam dimana kami menyediakan air minum dan melayani mereka serta merawat dan mengurusi orang yang terluka dan terbunuh hingga kota Madinah [HR Bukhori]
Syaikh Abdulloh Azzam berkata : diperbolehkan bagi kaum wanita terjun ke medan perang dengan syarat disertai mahrom, tidak adanya ikhtilath (campur baur antara kaum wanita dan kaum laki-laki), aman dari fitnah (hendaknya bukan wanita yang cantik) dan diusahakan menutup wajah
Maroji’ :
Ittihaful ibad fi fadli ilil jihad, Syaikh Abdulloh Azzam hal 44-46
Taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh abdurrohman Albassam 2/635
Islam agama yang mudah
Islam agama yang mudah
Setiap kesulitan ada kemudahan demikianlah prinsip islam yang agung. Tidak ada satupun bentuk ibadah yang sulit untuk dilakukan kecuali pasti ada jalan keluarnya.
Ketika seorang sedang shoum pada bulan romadlon lalu mengadakan safar yang berat atau ditimpa penyakit maka dipersilahkan untuk membatalkannya dengan diganti pada hari-hari yang lain.
Ketika hujan turun dengan derasnya sehingga menyulitkan jamaah untuk mendatangi masjid maka dipersilahkan untuk menunaikannya di rumah bahkan sang muadzin diperintah untuk mengganti lafadz hayya ‘alal falah dengan sholluu fii buyuu tikum (sholatlah di rumah kalian)
Ketika sakit perut, sementara iqomat dikumandangkan maka seseorang dipersilahkan untuk masuk wc bukan masuk masjid
Rasa kantuk yang luar biasa di saat tahajud ditunaikan maka islam memberi keringanan untuk tidur meskipun tahajud tidak bisa diselesaikan dengan sempurna
Bagi yang merasa sakit yang menyebabkan tidak mampu berdiri maka sholat bisa dilaksanakan dengan duduk bahkan berbaringpun tidak mengapa menjadi pilihan di saat dudukpun masih mengalami kepayahan
Demikianlah rosululloh shollallohu alaihi wasallam menggariskan :
عن أنس بن مالك رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال : يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا بَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا رواه بخارى مسلم
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : permudahkan jangan persulit dan gembirakan jangan mereka dibuat takut [HR Bukhori Muslim]
Tapi ingat diberi kemudahan jangan menganggap semua dianggap mudah
Setiap kesulitan ada kemudahan demikianlah prinsip islam yang agung. Tidak ada satupun bentuk ibadah yang sulit untuk dilakukan kecuali pasti ada jalan keluarnya.
Ketika seorang sedang shoum pada bulan romadlon lalu mengadakan safar yang berat atau ditimpa penyakit maka dipersilahkan untuk membatalkannya dengan diganti pada hari-hari yang lain.
Ketika hujan turun dengan derasnya sehingga menyulitkan jamaah untuk mendatangi masjid maka dipersilahkan untuk menunaikannya di rumah bahkan sang muadzin diperintah untuk mengganti lafadz hayya ‘alal falah dengan sholluu fii buyuu tikum (sholatlah di rumah kalian)
Ketika sakit perut, sementara iqomat dikumandangkan maka seseorang dipersilahkan untuk masuk wc bukan masuk masjid
Rasa kantuk yang luar biasa di saat tahajud ditunaikan maka islam memberi keringanan untuk tidur meskipun tahajud tidak bisa diselesaikan dengan sempurna
Bagi yang merasa sakit yang menyebabkan tidak mampu berdiri maka sholat bisa dilaksanakan dengan duduk bahkan berbaringpun tidak mengapa menjadi pilihan di saat dudukpun masih mengalami kepayahan
Demikianlah rosululloh shollallohu alaihi wasallam menggariskan :
عن أنس بن مالك رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال : يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا بَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا رواه بخارى مسلم
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : permudahkan jangan persulit dan gembirakan jangan mereka dibuat takut [HR Bukhori Muslim]
Tapi ingat diberi kemudahan jangan menganggap semua dianggap mudah
Islam adalah agama tawazun
Islam adalah agama tawazun
Tawazun adalah seimbang antara mengejar kepentingan dunia dan kebahagiaan akhirat. Prinsip ini Alloh ajarkan dalam doa :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa Ya Rob Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka [albaqoroh : 201]
Allohpun dalam ayat lain mengajari kita untuk bersikap tawazun kepada keduanya :
وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi [alqoshosh : 77]
Oleh karena itu rosululloh shollalllohu alaihi wasallam menegur 3 orang yang bersumpah untuk menyaingi ibadah beliau dengan cara shoum setiap harinya, sholat sepanjang malam tanpa tidur dan tidak menikah seumur hidupnya :
أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء؛ فمن رغب عن سنتي فليس مني متّفق عليه
Adapun demi Alloh aku adalah yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Alloh di antara kalian akan tetapi aku shoum dan berbuka, aku sholat malam dan menyempatkan tidur dan akupun menikahi wanita maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku ia bukan dari golonganku [muttafaq alaih]
Pada kesempatan lain rosululloh shollallohu alaihi wasallam membenarkan nasehat Salman Alfarisi kepada Abu Darda’ sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat
وعن أبي جحيفة وهب بن عبد اللَّه رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: آخى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بين سلمان وأبي الدرداء، فزار سلمان أبا الدرداء فرأى أم الدرداء متبذلة فقال لها ما شأنك؟ قالت أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا. فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاماً فقال له كل فإني صائم قال ما أنا بآكل حتى نأكل فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال نم فنام، ثم ذهب يقوم فقال له نم. فلما كان آخر الليل قال سلمان قم الآن. فصليا جميعا، فقال له سلمان: إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، لأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذي حق حقه. فأتى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فذكر ذلك له، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صدق سلمان رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdulloh rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Pada suatu hari Salman berkunjung ke tempat Abu Darda’. Ia melihat Ummu Darda memakai pakaian yang kurang menarik. Iapun bertanya kepadanya : kenapa engkau seperti ini ? Ia berkata : saudaramu Abu Darda’ adalah manusia yang tidak membutuhkan dunia. Datanglah Abu darda, iapun membuatkan makanan untuk Salman. Ia berkata : silahkan makan ! maaf aku sedang shoum. Salman berkata : saya tidak akan makan hingga kita makan bersama. Akhirnya Abu Darda’ ikut makan. Tatkala malam tiba Abu Darda berdiri untuk sholat malam. Salman berkata : tidurlah ! iapun tidur. Lalu ia kembali bangun untuk sholat. Salman berkata kepadanya : tidurlah ! Ketika tiba akhir malam Salman berkata : sekarang bangunlah ! keduanyapun sholat malam bersama. Selanjutnya Salman berkata kepadanya : sesungguhnya untuk Robmu ada hak yang wajib atasmu untuk ditunaikan, sesungguhnya pada dirimu ada haknya yang wajib engkau tunaikan dan istrimu ada hak yang wajib engkau tunaikan maka berikanlah hak itu kepada haknya. Akhirnya Abu Darda datang kepada nabi shollallohu alaihi wasallam untuk menceritakan apa yang disampaikan oleh Salman maka beliau bersabda : apa yang disampaikan Salman adalah benar [HR Bukhori]
Dan riwayat di bawah ini kita bisa mengambil pelajaran betapa menangis dan tertawa, bercanda dan serius adalah sesuatu yang perlu ada pada setiap manusia
وعن أبي ربعي حنظلة بن الربيع الأسيدي الكاتب أحد كتاب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لقيني أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فقال كيف أنت يا حنظلة قلت نافق حنظلة قال سبحان اللَّه ما تقول قلت: نكون عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يذكرنا بالجنة والنار كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً قال أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فوالله إنا لنلقى مثل هذا. فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقلت: نافق حنظلة يا رَسُول اللَّهِ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وما ذاك؟ قلت يا رَسُول اللَّهِ نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم والذي نفسي بيده لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة في فرشكم وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة ثلاث مرات رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Rib’i Handzulloh ibnu Robi’Al Usaidi rodliyallohu anhu salah seorang sekretaris nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : Abu Bakar menjumpaiku. Ia bertanya : bagaimana keadaanmu wahai Handzulloh ? aku berkata : Handzulloh munafiq. Abu bakar berkata : subhaanalloh apa yang engkau katakan tadi ? Aku berkata : bila kita berada di sisi rosululloh shollallohu alaihi wasallam beliau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata, akan tetapi manakala kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Abu Bakar berkata : aku juga mengalami hal yang serupa. Lalu dan Abu bakar pergi hingga menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aku Berkata : ya rosululloh Handzulloh munafiq. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : kenapa itu ? Aku berkata : ya rosululloh kalau kami berada di sisimu engkau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata maka bila kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di tanganNya seandainya kalian tetap seperti itu di sisiku dan dalam keadaan berdzikir maka malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan, akan tetapi sesaat engkau perlu khusyu di sisiku dan sesaat engkau perlu bercanda dengan istri dan anakmu beliau ucapkan tiga kali [HR Muslim]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata : islam adalah agama fitroh dan i’tidal (seimbang) yang menggabungkan antara maslahat dunia dan akhirat
Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/142
Tawazun adalah seimbang antara mengejar kepentingan dunia dan kebahagiaan akhirat. Prinsip ini Alloh ajarkan dalam doa :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa Ya Rob Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka [albaqoroh : 201]
Allohpun dalam ayat lain mengajari kita untuk bersikap tawazun kepada keduanya :
وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi [alqoshosh : 77]
Oleh karena itu rosululloh shollalllohu alaihi wasallam menegur 3 orang yang bersumpah untuk menyaingi ibadah beliau dengan cara shoum setiap harinya, sholat sepanjang malam tanpa tidur dan tidak menikah seumur hidupnya :
أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء؛ فمن رغب عن سنتي فليس مني متّفق عليه
Adapun demi Alloh aku adalah yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Alloh di antara kalian akan tetapi aku shoum dan berbuka, aku sholat malam dan menyempatkan tidur dan akupun menikahi wanita maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku ia bukan dari golonganku [muttafaq alaih]
Pada kesempatan lain rosululloh shollallohu alaihi wasallam membenarkan nasehat Salman Alfarisi kepada Abu Darda’ sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat
وعن أبي جحيفة وهب بن عبد اللَّه رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: آخى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بين سلمان وأبي الدرداء، فزار سلمان أبا الدرداء فرأى أم الدرداء متبذلة فقال لها ما شأنك؟ قالت أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا. فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاماً فقال له كل فإني صائم قال ما أنا بآكل حتى نأكل فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال نم فنام، ثم ذهب يقوم فقال له نم. فلما كان آخر الليل قال سلمان قم الآن. فصليا جميعا، فقال له سلمان: إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، لأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذي حق حقه. فأتى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فذكر ذلك له، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صدق سلمان رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdulloh rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Pada suatu hari Salman berkunjung ke tempat Abu Darda’. Ia melihat Ummu Darda memakai pakaian yang kurang menarik. Iapun bertanya kepadanya : kenapa engkau seperti ini ? Ia berkata : saudaramu Abu Darda’ adalah manusia yang tidak membutuhkan dunia. Datanglah Abu darda, iapun membuatkan makanan untuk Salman. Ia berkata : silahkan makan ! maaf aku sedang shoum. Salman berkata : saya tidak akan makan hingga kita makan bersama. Akhirnya Abu Darda’ ikut makan. Tatkala malam tiba Abu Darda berdiri untuk sholat malam. Salman berkata : tidurlah ! iapun tidur. Lalu ia kembali bangun untuk sholat. Salman berkata kepadanya : tidurlah ! Ketika tiba akhir malam Salman berkata : sekarang bangunlah ! keduanyapun sholat malam bersama. Selanjutnya Salman berkata kepadanya : sesungguhnya untuk Robmu ada hak yang wajib atasmu untuk ditunaikan, sesungguhnya pada dirimu ada haknya yang wajib engkau tunaikan dan istrimu ada hak yang wajib engkau tunaikan maka berikanlah hak itu kepada haknya. Akhirnya Abu Darda datang kepada nabi shollallohu alaihi wasallam untuk menceritakan apa yang disampaikan oleh Salman maka beliau bersabda : apa yang disampaikan Salman adalah benar [HR Bukhori]
Dan riwayat di bawah ini kita bisa mengambil pelajaran betapa menangis dan tertawa, bercanda dan serius adalah sesuatu yang perlu ada pada setiap manusia
وعن أبي ربعي حنظلة بن الربيع الأسيدي الكاتب أحد كتاب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لقيني أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فقال كيف أنت يا حنظلة قلت نافق حنظلة قال سبحان اللَّه ما تقول قلت: نكون عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يذكرنا بالجنة والنار كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً قال أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فوالله إنا لنلقى مثل هذا. فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقلت: نافق حنظلة يا رَسُول اللَّهِ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وما ذاك؟ قلت يا رَسُول اللَّهِ نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم والذي نفسي بيده لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة في فرشكم وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة ثلاث مرات رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Rib’i Handzulloh ibnu Robi’Al Usaidi rodliyallohu anhu salah seorang sekretaris nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : Abu Bakar menjumpaiku. Ia bertanya : bagaimana keadaanmu wahai Handzulloh ? aku berkata : Handzulloh munafiq. Abu bakar berkata : subhaanalloh apa yang engkau katakan tadi ? Aku berkata : bila kita berada di sisi rosululloh shollallohu alaihi wasallam beliau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata, akan tetapi manakala kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Abu Bakar berkata : aku juga mengalami hal yang serupa. Lalu dan Abu bakar pergi hingga menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aku Berkata : ya rosululloh Handzulloh munafiq. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : kenapa itu ? Aku berkata : ya rosululloh kalau kami berada di sisimu engkau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata maka bila kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di tanganNya seandainya kalian tetap seperti itu di sisiku dan dalam keadaan berdzikir maka malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan, akan tetapi sesaat engkau perlu khusyu di sisiku dan sesaat engkau perlu bercanda dengan istri dan anakmu beliau ucapkan tiga kali [HR Muslim]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata : islam adalah agama fitroh dan i’tidal (seimbang) yang menggabungkan antara maslahat dunia dan akhirat
Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/142
Ibu memanggilmu di saat engkau sholat
Ibu memanggilmu di saat engkau sholat
Sholat adalah ibadah yang ada kaitannya dengan hablun minalloh sementara menjawab panggilan orang tua bagian dari birrul walidain yang diperintahkan oleh islam. Lalu apa yang anda lakukan bila sholat tengah anda jalankan tiba-tiba ibu memanggil, meneruskan sholat atau membatalkannya demi menjawab panggilannya ?
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لم يتكلم في المهد إلا ثلاثة: عيسى ابن مريم، صاحب جريج. وكان جريج رجلاً عابداً فاتخذ صومعة فكان فيها، فأتته أمه وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: يا رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فانصرفت. فلما كان من الغد أتته وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: يا رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فلما كان من الغد أتته وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: أي رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فقالت: اللهم لا تمته حتى ينظر إلى وجوه المومسات! فتذاكر بنو إسرائيل جريجاً وعبادته، وكانت امرأة بغي يتمثل بحسنها فقالت: إن شئتم لأفتننه. فتعرضت له فلم يلتفت إليها، فأتت راعياً كانت يأوي إلى صومعته فأمكنته من نفسها فوقع عليها فحملت فلما ولدت قالت هو من جريج. فأتوه فاستنزلوه وهدموا صومعته وجعلوا يضربونه. فقال: ما شأنكم؟ قالوا: زنيت بهذه البغي فولدت منك. قال: أين الصبي؟ فجاءوا به، فقال: دعوني حتى أصلي، فصلى فلما انصرف أتى الصبي فطعن في بطنه وقال: يا غلام من أبوك؟ قال: فلان الراعي. فأقبلوا على جريج يقبلونه ويتمسحون به. وقالوا نبني لك صومعتك من ذهب. قال: لا، أعيدوها من طين كما كانت …..متفق عليه
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidak ada bayi yang ada dalam buaian yang bisa berbicara kecuali 3 : Isa putera Maryam, bayi pada masa Juraij. Juraij adalah seorang yang ahli ibadah, ia jadikan biara sebagai tempatnya untuk beribadah. Pada suatu hari ibunya datang sementara ia sedang menunaikan sholat. Ia berkata : wahai Juraij ! Juraij berkata dalam hati “ wahai robku ibuku atau sholatku “ akhirnya ia memilih untuk tetap meneruskan sholatnya, ibunyapun pulang. Keesokan harinya ibnya datang lagi dan berkata ; wahai Juraij. Juraij berkata dalam hati “ wahai robku ibuku atau sholatku “ akhirnya ia memilih untuk tetap meneruskan sholatnya. Ibunya berdoa “ ya Alloh jangan wafatkan ia sebelum berurusan dengan pelacur. Bani Isroil menyebut-nyebut Juraij tentang ibadahnya. Di sana ada seorang pelacur yang cantik berkata : jika kalian inginkan aku akan mengujinya. Iapun merayunya akan tetapi sedikitpun Juraij tidak menoleh kepadanya. Akhirnya ia mendatangi pengembala yang biasa datang ke biara Juraij lalu mengajaknya untuk bersetubuh hingga hamil. Tatkala melahirkan perempuan itu berkata : ini hasil dari hubunganku dengan Juraij. Masyarakat segera mendatanginya dan menurunkan paksa dari tempatnya dan menghancurkan biaranya serta memukulinya. Juraij berkata : apa yang terjadi pada diri kalian ? Mereka berkata : engkau telah berzina dengan pelacur itu hingga melahirkan bayi. Ia berkata : mana bayi itu ? merekapun mendatangkannya. Ia berkata : beri kesempatan aku untuk sholat. Lalu ia sholat maka selesai dari sholat ia mendatangi si bayi lalu ia menyodok perutnya seraya bertanya : wahai bayi siapa bapakmu ? Bayi menjawab : si fulan tukang penggembala. Masyarakat segera menciumi Juraij dan mengusapnya seraya berkata : kami akan membangunkan buatmu biara dari emas. Juraij berkata : tidak perlu, cukup dengan tanah liat saja ….. [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin menerangkan bahwa berdasarkan hadits ini bila ibu memanggil kita sementara kita sedang menunaikan sholat maka ada dua hal yang menjadi pertimbangan yaitu bila sholat kita saat itu adalah sholat fardlu maka meneruskan sholat diutamakan dari menjawab panggilan ibu sementara bila sholat yang kita tunaikan adalah sholat sunnah maka menjawab panggilan ibu dengan membatalkan sholat lebih utama daripada meneruskannya
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/633
Sholat adalah ibadah yang ada kaitannya dengan hablun minalloh sementara menjawab panggilan orang tua bagian dari birrul walidain yang diperintahkan oleh islam. Lalu apa yang anda lakukan bila sholat tengah anda jalankan tiba-tiba ibu memanggil, meneruskan sholat atau membatalkannya demi menjawab panggilannya ?
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لم يتكلم في المهد إلا ثلاثة: عيسى ابن مريم، صاحب جريج. وكان جريج رجلاً عابداً فاتخذ صومعة فكان فيها، فأتته أمه وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: يا رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فانصرفت. فلما كان من الغد أتته وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: يا رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فلما كان من الغد أتته وهو يصلي فقالت: يا جريج. فقال: أي رب أمي وصلاتي. فأقبل على صلاته فقالت: اللهم لا تمته حتى ينظر إلى وجوه المومسات! فتذاكر بنو إسرائيل جريجاً وعبادته، وكانت امرأة بغي يتمثل بحسنها فقالت: إن شئتم لأفتننه. فتعرضت له فلم يلتفت إليها، فأتت راعياً كانت يأوي إلى صومعته فأمكنته من نفسها فوقع عليها فحملت فلما ولدت قالت هو من جريج. فأتوه فاستنزلوه وهدموا صومعته وجعلوا يضربونه. فقال: ما شأنكم؟ قالوا: زنيت بهذه البغي فولدت منك. قال: أين الصبي؟ فجاءوا به، فقال: دعوني حتى أصلي، فصلى فلما انصرف أتى الصبي فطعن في بطنه وقال: يا غلام من أبوك؟ قال: فلان الراعي. فأقبلوا على جريج يقبلونه ويتمسحون به. وقالوا نبني لك صومعتك من ذهب. قال: لا، أعيدوها من طين كما كانت …..متفق عليه
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidak ada bayi yang ada dalam buaian yang bisa berbicara kecuali 3 : Isa putera Maryam, bayi pada masa Juraij. Juraij adalah seorang yang ahli ibadah, ia jadikan biara sebagai tempatnya untuk beribadah. Pada suatu hari ibunya datang sementara ia sedang menunaikan sholat. Ia berkata : wahai Juraij ! Juraij berkata dalam hati “ wahai robku ibuku atau sholatku “ akhirnya ia memilih untuk tetap meneruskan sholatnya, ibunyapun pulang. Keesokan harinya ibnya datang lagi dan berkata ; wahai Juraij. Juraij berkata dalam hati “ wahai robku ibuku atau sholatku “ akhirnya ia memilih untuk tetap meneruskan sholatnya. Ibunya berdoa “ ya Alloh jangan wafatkan ia sebelum berurusan dengan pelacur. Bani Isroil menyebut-nyebut Juraij tentang ibadahnya. Di sana ada seorang pelacur yang cantik berkata : jika kalian inginkan aku akan mengujinya. Iapun merayunya akan tetapi sedikitpun Juraij tidak menoleh kepadanya. Akhirnya ia mendatangi pengembala yang biasa datang ke biara Juraij lalu mengajaknya untuk bersetubuh hingga hamil. Tatkala melahirkan perempuan itu berkata : ini hasil dari hubunganku dengan Juraij. Masyarakat segera mendatanginya dan menurunkan paksa dari tempatnya dan menghancurkan biaranya serta memukulinya. Juraij berkata : apa yang terjadi pada diri kalian ? Mereka berkata : engkau telah berzina dengan pelacur itu hingga melahirkan bayi. Ia berkata : mana bayi itu ? merekapun mendatangkannya. Ia berkata : beri kesempatan aku untuk sholat. Lalu ia sholat maka selesai dari sholat ia mendatangi si bayi lalu ia menyodok perutnya seraya bertanya : wahai bayi siapa bapakmu ? Bayi menjawab : si fulan tukang penggembala. Masyarakat segera menciumi Juraij dan mengusapnya seraya berkata : kami akan membangunkan buatmu biara dari emas. Juraij berkata : tidak perlu, cukup dengan tanah liat saja ….. [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin menerangkan bahwa berdasarkan hadits ini bila ibu memanggil kita sementara kita sedang menunaikan sholat maka ada dua hal yang menjadi pertimbangan yaitu bila sholat kita saat itu adalah sholat fardlu maka meneruskan sholat diutamakan dari menjawab panggilan ibu sementara bila sholat yang kita tunaikan adalah sholat sunnah maka menjawab panggilan ibu dengan membatalkan sholat lebih utama daripada meneruskannya
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/633
BAB (buang air besar) kaum wanita pada masa nabi shollallohu alaihi wasallam
BAB (buang air besar) kaum wanita pada masa nabi shollallohu alaihi wasallam
Dulu belum dikenal WC yang biasa ada di tiap-tiap rumah, lalu bagaimana mereka kaum wanita qodlo ulhajah (buang air besar) ? Aisyah menuturkan kepada kita :
عن عائشة رضى الله عنها أنّ أزْوَاجَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم كُنَّ يَخْرُجْنَ بِاللّيْلِ إذَا تَبَرَّزْنَ إلَى الْمَنَاصِعِ وَهُوَ صَعِيْدٌ أفْيَحُ رواه بخارى مسلم
Dari Aisyah rodliyallohu anha bahwasanya para istri nabi shollallohu alaihi wasallam biasa keluar untuk buang air besar pada malam hari ke Manashi’ yaitu tanah yang luas [HR Bukhori Muslim]
وفي رواية كُنَّا لاَ نَخْرُجُ إلاَّ لَيْلاً إلَى لَيْلٍ
Pada riwayat lain disebutkan : kami tidak keluar untuk buang air kecuali pada malam hari sampai bertemu malam berikutnya
Sungguh bisa dibayangkan bila kaum wanita jaman sekarang harus mengalami apa yang mereka alami. Bersyukurlah kepada Alloh di mana di tiap rumah sudah ada wc sehingga kita bisa buang air kapanpun juga
Dulu belum dikenal WC yang biasa ada di tiap-tiap rumah, lalu bagaimana mereka kaum wanita qodlo ulhajah (buang air besar) ? Aisyah menuturkan kepada kita :
عن عائشة رضى الله عنها أنّ أزْوَاجَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم كُنَّ يَخْرُجْنَ بِاللّيْلِ إذَا تَبَرَّزْنَ إلَى الْمَنَاصِعِ وَهُوَ صَعِيْدٌ أفْيَحُ رواه بخارى مسلم
Dari Aisyah rodliyallohu anha bahwasanya para istri nabi shollallohu alaihi wasallam biasa keluar untuk buang air besar pada malam hari ke Manashi’ yaitu tanah yang luas [HR Bukhori Muslim]
وفي رواية كُنَّا لاَ نَخْرُجُ إلاَّ لَيْلاً إلَى لَيْلٍ
Pada riwayat lain disebutkan : kami tidak keluar untuk buang air kecuali pada malam hari sampai bertemu malam berikutnya
Sungguh bisa dibayangkan bila kaum wanita jaman sekarang harus mengalami apa yang mereka alami. Bersyukurlah kepada Alloh di mana di tiap rumah sudah ada wc sehingga kita bisa buang air kapanpun juga
Langganan:
Postingan (Atom)