Ibnu Umar kehilangan gunung
Bila ada umat islam ada yang meninggal dunia Ibnu Umar biasanya datang berta’ziyyah untuk menyolatkannya lalu ia pulang tanpa ia ikut ke pemakaman. Pada suatu hari ia mendengar hadits nabi shollallohu alaihi wasallam :
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلِّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيْرَاطَيْنِ كُلُّ قِيْرَاطٍ مِثْلُ أحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أنْ تُدْفَنَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيْرَاطٍ رواه بخارى مسلم
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa berta’ziyah kepada jenazah muslim atas dasar iman dan ihtisaaban (mengharap pahala) dimana ia terus berada di situ hingga menyolatkannya dan selesai dari penguburannya maka ia pulang membawa pahala 2 qiroth, satu qiroth seimbang dengan satu gunung uhud dan barangsiapa menyolatkannya lalu ia pulang sebelum jenazah dikubur maka ia pulang membawa pahala satu qiroth [HR Bukhori Muslim]
Begitu mendengar hadits ini ibnu Umar segera mengucapkan perkataan yang menunjukkan kesedihannya :
لَقَدْ فَرَطْتُ قَرَارِيْطَ كَثِيْرَة
Sungguh aku telah kehilangan banyak gunung
Mulai saat itu tidaklah ada yang meninggal kecuali ia hadiri jenazah untuk menyolatkannya dan mengantarkannya ke pemakaman
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin,Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/1144
Hemat air sempurnakan wudlu
Hemat air sempurnakan wudlu
Tulisan ini sering kita lihat di tempat wudlu yang ada di masjid-masjid. Barangkali yang melatarbelakanginya adalah sering kita kali kita lihat orang berwudlu dengan membuka kran lebar-lebar sehingga terjadi pemborosan. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam melarang pemborosan air dalam berwudlu sehingga beliau bersabda :
مِنَ الْوُضُوْءِ إسْرَافٌ وَلَوْ كُنْتَ عَلَى شَطِئِ النَّهْرِ
Wudlu dilarang memboroskan air meskipun engkau berada di pinggir sungai
Kalau memang pemborosan air dalam berwudlu dilarang lalu berapa kadar air yang semestinya kita pakai ? Maka Anas menuturkan kepada kita :
عن أنس رضى الله عنه كَانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ متفق عليه
Dari Anas rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam biasa berwudlu dengan air satu mud dan mandi dengan air satu sho’ hingga lima mud [muttafaq alaih]
Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam menerangkan bahwa satu mud setara dengan 625 gram atau 750 mili liter. Dengan air seperti itulah nabi shollallohu alaihi wasallam mampu menyelesaikan wudlunya dengan sempurna
Maroji’ :
Fathul bari, ibnu Hajar Al atsqolani 1/295
Taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 1/158
Tulisan ini sering kita lihat di tempat wudlu yang ada di masjid-masjid. Barangkali yang melatarbelakanginya adalah sering kita kali kita lihat orang berwudlu dengan membuka kran lebar-lebar sehingga terjadi pemborosan. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam melarang pemborosan air dalam berwudlu sehingga beliau bersabda :
مِنَ الْوُضُوْءِ إسْرَافٌ وَلَوْ كُنْتَ عَلَى شَطِئِ النَّهْرِ
Wudlu dilarang memboroskan air meskipun engkau berada di pinggir sungai
Kalau memang pemborosan air dalam berwudlu dilarang lalu berapa kadar air yang semestinya kita pakai ? Maka Anas menuturkan kepada kita :
عن أنس رضى الله عنه كَانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ متفق عليه
Dari Anas rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam biasa berwudlu dengan air satu mud dan mandi dengan air satu sho’ hingga lima mud [muttafaq alaih]
Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam menerangkan bahwa satu mud setara dengan 625 gram atau 750 mili liter. Dengan air seperti itulah nabi shollallohu alaihi wasallam mampu menyelesaikan wudlunya dengan sempurna
Maroji’ :
Fathul bari, ibnu Hajar Al atsqolani 1/295
Taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 1/158
Hati-hati dengan ipar !
Hati-hati dengan ipar !
Ipar adalah kerabat, ia juga mahrom bagi kita meskipun bersifat sementara. Artinya bila istri kita masih hidup maka ia haram untuk kita nikahi sementara bila sang istri wafat maka status ipar bukan lagi mahrom sehingga halal bagi kita untuk menikahinya.
Kendati ia adalah mahrom akan tetapi status kemahromannya berbeda dengan kemahroman kita dengan adik atau kakak kandung kita. Artinya tidak halal bagi kita untuk menjabat tangannya, melihat aurotnya yang bisa ditampakkan dihadapan mahromnya serta tidak layak bagi kita untuk berkholwat dengannya. Dalam masalah kholwat maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
إيَّاكُمْ وَالدُّخُوْلُ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يارسول الله أفَرَأيْتَ الْحَمْوُ ؟ قال الْحَمْوُ الْمَوْتُ رواه بخارى
Janganlah kalian masuk bercampur dengan kaum wanita ! Tiba-tiba berkatalah seorang lelaki dari kalangan Anshor : ya rosulalloh, apa pendapat engkau dengan ipar ? beliau menjawab : ipar adalah kematian [HR Bukhori]
Yang dimaksud dengan kematian di sini adalah ketika kita takut kepada kematian bahkan kita ingin lari menjauhnya maka demikian juga kitapun berhati-hati serta takut untuk tidak terlalu dekat dengan ipar apalagi berkholawat dengannya.
Bukankah sudah sering kita dengar keluarga berantakan karena tidak bisa menjaga hubungan dengan ipar
Ipar adalah kerabat, ia juga mahrom bagi kita meskipun bersifat sementara. Artinya bila istri kita masih hidup maka ia haram untuk kita nikahi sementara bila sang istri wafat maka status ipar bukan lagi mahrom sehingga halal bagi kita untuk menikahinya.
Kendati ia adalah mahrom akan tetapi status kemahromannya berbeda dengan kemahroman kita dengan adik atau kakak kandung kita. Artinya tidak halal bagi kita untuk menjabat tangannya, melihat aurotnya yang bisa ditampakkan dihadapan mahromnya serta tidak layak bagi kita untuk berkholwat dengannya. Dalam masalah kholwat maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
إيَّاكُمْ وَالدُّخُوْلُ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يارسول الله أفَرَأيْتَ الْحَمْوُ ؟ قال الْحَمْوُ الْمَوْتُ رواه بخارى
Janganlah kalian masuk bercampur dengan kaum wanita ! Tiba-tiba berkatalah seorang lelaki dari kalangan Anshor : ya rosulalloh, apa pendapat engkau dengan ipar ? beliau menjawab : ipar adalah kematian [HR Bukhori]
Yang dimaksud dengan kematian di sini adalah ketika kita takut kepada kematian bahkan kita ingin lari menjauhnya maka demikian juga kitapun berhati-hati serta takut untuk tidak terlalu dekat dengan ipar apalagi berkholawat dengannya.
Bukankah sudah sering kita dengar keluarga berantakan karena tidak bisa menjaga hubungan dengan ipar
Dua kelompok yang tidak mungkin datang ke majlis ta’lim
Dua kelompok yang tidak mungkin datang ke majlis ta’lim
Mujahid berkata :
لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحى وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ
Tidak akan menuntut ilmu pemalu dan orang sombong
Malu sebagian dari iman, itu benar bila ditempatkan pada tempat yang benar pula. Akan tetapi malu yang menghalangi antara dirinya dengan majlis ta’lim sehingga seluruh hidupnya dilalui dengan kebodohan terhadap islam jelas itu satu kesalahan yang oleh imam Syafi’i dikomentari :
مَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْم وَقْتَ شَبَابِهِ فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
Barangsiapa yang meninggalkan majlis ta’lim pada waktu mudanya maka takbirkan empat kali (sholatkan jenazah buatnya) karena ia telah dianggap sudah wafat
Bagi yang merasa punya rasa malu terhadap majlis ta’lim maka perhatikan pujian Aisyah rodliyallohu anha terhadap wanita anshor :
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أنْ يَتَفَقَّهُّنَّ فِى الدِّيْنِ
Sebaik-baik wanita adalah wanita anshor, rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu agama
Sementara sombong juga akhlaq tercela yang akan menjadi tabir antara dirinya dengan majlis ta’lim. Bagi yang merasa memiliki penyakit ini ada baiknya meniru nabi Musa alaihissalam yang dengan semangatnya belajar kepada Khidzir padahal sebagaimana yang kita ketahui Musa tidak hanya memiliki kedudukan sebagai rosul akan tetapi ia juga termasuk ulul azmi, sementara Khidzir adalah manusia yang statusnya masih diperselisihkan apakah ia nabi ataukah orang sholih biasa.
Atau berkacalah kepada Jabir bin Abdulloh yang mengadakan perjalanan satu bulan untuk mendapatkan satu hadits saja kepada Abdulloh bin Unais.
Jangan lupa terhadap Abdulloh bin Mas’ud seorang ulama pada jaman sababat yang berkata : seandainya aku tahu ada seorang yang lebih alim daraipadaku tentang kitabulloh maka aku akan datangi ia
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 218 dan 287
Mujahid berkata :
لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحى وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ
Tidak akan menuntut ilmu pemalu dan orang sombong
Malu sebagian dari iman, itu benar bila ditempatkan pada tempat yang benar pula. Akan tetapi malu yang menghalangi antara dirinya dengan majlis ta’lim sehingga seluruh hidupnya dilalui dengan kebodohan terhadap islam jelas itu satu kesalahan yang oleh imam Syafi’i dikomentari :
مَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْم وَقْتَ شَبَابِهِ فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
Barangsiapa yang meninggalkan majlis ta’lim pada waktu mudanya maka takbirkan empat kali (sholatkan jenazah buatnya) karena ia telah dianggap sudah wafat
Bagi yang merasa punya rasa malu terhadap majlis ta’lim maka perhatikan pujian Aisyah rodliyallohu anha terhadap wanita anshor :
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أنْ يَتَفَقَّهُّنَّ فِى الدِّيْنِ
Sebaik-baik wanita adalah wanita anshor, rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu agama
Sementara sombong juga akhlaq tercela yang akan menjadi tabir antara dirinya dengan majlis ta’lim. Bagi yang merasa memiliki penyakit ini ada baiknya meniru nabi Musa alaihissalam yang dengan semangatnya belajar kepada Khidzir padahal sebagaimana yang kita ketahui Musa tidak hanya memiliki kedudukan sebagai rosul akan tetapi ia juga termasuk ulul azmi, sementara Khidzir adalah manusia yang statusnya masih diperselisihkan apakah ia nabi ataukah orang sholih biasa.
Atau berkacalah kepada Jabir bin Abdulloh yang mengadakan perjalanan satu bulan untuk mendapatkan satu hadits saja kepada Abdulloh bin Unais.
Jangan lupa terhadap Abdulloh bin Mas’ud seorang ulama pada jaman sababat yang berkata : seandainya aku tahu ada seorang yang lebih alim daraipadaku tentang kitabulloh maka aku akan datangi ia
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 218 dan 287
Bilakah mujahid masuk neraka ?
Bilakah mujahid masuk neraka ?
Tidak terbantahkan bahwa jihad adalah amal yang paling afdhol. Tapi siapa sangka ketika seseorang naik bis bernama jihad fi sabilillah akan tetapi terminalnya adalah neraka jahannam bukan jannatul firdaus. Demikianlah ada empat hal yang menghalangi mujahid dari pahala yang akan ia terima di antaranya :
1. Melarikan diri saat perang berkecamuk
يأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلاَ تُوَلُّوْهُمُ الأدْبَارَ
وَمَنْ يُوَلِّيْهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إلاَّ مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ أوْ مُتَحَيِّزًا إلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ الله وَمَأْوَاهُ
جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْر
15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya. [al anfal : 15-16]
Pelajaran yang bisa diambil dari ayat ini bahwa dua hal yang akan diterima bagi mujahid yang diserse yaitu kemurkaan dari Alloh dan neraka jahanam kecuali bila larinya dengan tujuan untuk strategi atau bergabung dengan kelompok lain
2. Ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi)
وعن عمر بن الخطاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: لما كان يوم خيبر أقبل نفر من أصحاب النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا فلان شهيد وفلان شهيد حتى مروا على رجل فقالوا: فلان شهيد فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كلا إني رأيته في النار في بردة غلها أو عباءة رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Umar bin Khothob rodliyallohu anhu berkata : tatkala perang Khoibar datang menghadap serombongan sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam mereka berkata : si fulan syahid ! si fulan syahid ! hingga mereka melewati seseorang dan berkata : si fulan syahid ! maka nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sekali-kali tidak ! sesungguhnya aku melihatnya di neraka karena mantel yang dia melakukan ghulul terhadapnya [HR Muslim]
3. Salah niat
وعَنْ أبي موسى عبد اللَّه بن قيس الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سئل رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ الرجل يقاتل شجاعة ويقاتل حمية ويقاتل رياء أي ذلك في سبيل اللَّه ؟ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم من قاتل لتكون كلمة اللَّه هي العليا فهو في سبيل اللَّه مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Musa Abdulloh bin Qois Al Asy Ari rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya tentang seorang yang berperang karena ingin disebut pemberani, karena fanatisme, karena riya, yang mana di antara ketiganya yang bernilai fi sabilillah ? maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa yang berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Alloh maka itulah yang bernilai fi sabilillah [muttafaq alaih]
4. Bunuh diri akibat tidak sabar atas luka yang diserita
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah dibawa kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya. [Riwayat Muslim]
َوَعَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( أُتِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِرَجُلٍ قَتَلَ نَفْسَهُ بِمَشَاقِصَ, فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Tidak terbantahkan bahwa jihad adalah amal yang paling afdhol. Tapi siapa sangka ketika seseorang naik bis bernama jihad fi sabilillah akan tetapi terminalnya adalah neraka jahannam bukan jannatul firdaus. Demikianlah ada empat hal yang menghalangi mujahid dari pahala yang akan ia terima di antaranya :
1. Melarikan diri saat perang berkecamuk
يأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلاَ تُوَلُّوْهُمُ الأدْبَارَ
وَمَنْ يُوَلِّيْهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إلاَّ مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ أوْ مُتَحَيِّزًا إلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ الله وَمَأْوَاهُ
جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْر
15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya. [al anfal : 15-16]
Pelajaran yang bisa diambil dari ayat ini bahwa dua hal yang akan diterima bagi mujahid yang diserse yaitu kemurkaan dari Alloh dan neraka jahanam kecuali bila larinya dengan tujuan untuk strategi atau bergabung dengan kelompok lain
2. Ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi)
وعن عمر بن الخطاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: لما كان يوم خيبر أقبل نفر من أصحاب النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا فلان شهيد وفلان شهيد حتى مروا على رجل فقالوا: فلان شهيد فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كلا إني رأيته في النار في بردة غلها أو عباءة رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Umar bin Khothob rodliyallohu anhu berkata : tatkala perang Khoibar datang menghadap serombongan sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam mereka berkata : si fulan syahid ! si fulan syahid ! hingga mereka melewati seseorang dan berkata : si fulan syahid ! maka nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sekali-kali tidak ! sesungguhnya aku melihatnya di neraka karena mantel yang dia melakukan ghulul terhadapnya [HR Muslim]
3. Salah niat
وعَنْ أبي موسى عبد اللَّه بن قيس الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سئل رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ الرجل يقاتل شجاعة ويقاتل حمية ويقاتل رياء أي ذلك في سبيل اللَّه ؟ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم من قاتل لتكون كلمة اللَّه هي العليا فهو في سبيل اللَّه مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Musa Abdulloh bin Qois Al Asy Ari rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya tentang seorang yang berperang karena ingin disebut pemberani, karena fanatisme, karena riya, yang mana di antara ketiganya yang bernilai fi sabilillah ? maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa yang berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Alloh maka itulah yang bernilai fi sabilillah [muttafaq alaih]
4. Bunuh diri akibat tidak sabar atas luka yang diserita
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah dibawa kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya. [Riwayat Muslim]
َوَعَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( أُتِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِرَجُلٍ قَتَلَ نَفْسَهُ بِمَشَاقِصَ, فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Derajat orang yang berilmu
Derajat orang yang berilmu
يَرْفَعِ الله الّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَالّذِيْنَ أوتُواالْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang menuntut ilmu [almujadilah : 11]
Ibnu Hajar Al Atsqolani berkata : Alloh mengangkat orang berilmu atas orang yang tidak berilmu baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu yang dimaksud adalah ilmu terhadap kitabulloh karena ialah ilmu yang paling agung.
Bukti bahwa orang berilmu dilebihkan atas orang yang berilmu di dunia adalah tentang ketentuan rosululloh shollallohu alaihi wasallam siapa yang paling berhak menjadi imam memimpin jamaah
وعن أبي مسعود عقبة بن عمرو البدري الأنصاري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يؤم القوم أقرؤهم لكتاب اللَّه، فإن كانوا في القراءة سواء فأعلمهم بالسنة….. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu mas’ud Uqbah bin Amru Albadari Al Anshori rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : yang berhak menjadi imam bagi satu kaum adalah siapa yang paling mengerti kitabulloh, bila dalam qiroah terhadap kitabulloh kemampuannya sama maka siapa di antara mereka yang paling mengerti sunnah …… [HR Muslim]
Sementara bukti bahwa orang berilmu dilebihkan atas orang yang tidak berilmu di akhirat adalah ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengatur penguburan syuhada’ Uhud beliau bersabda :
وعن جابر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كان يجمع بين الرجلين من قتلى أحد يعني في القبر ثم يقول أيهما أكثر أخذاً للقرآن؟ فإذا أشير له إلى أحدهما قدمه في اللحد رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari jabir rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam mengumpulkan dua orang yang gugur dalam perang uhud untuk dimasukkan dalam satu lobang. Beliau bersabda : siapa di antara kedua jenazah ini yang lebih banyak hafalan qurannya ? bila ada yang menunjuk salah satu di antara keduanya maka beliau dahulukan yang lebih banyak hafalan alqurannya untuk lebih dahulu dimasukkan ke dalam liang lahad [HR bukhori]
Maroji’ : fathul bari, ibnu hajar Al Atsqolani 1/177
يَرْفَعِ الله الّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَالّذِيْنَ أوتُواالْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang menuntut ilmu [almujadilah : 11]
Ibnu Hajar Al Atsqolani berkata : Alloh mengangkat orang berilmu atas orang yang tidak berilmu baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu yang dimaksud adalah ilmu terhadap kitabulloh karena ialah ilmu yang paling agung.
Bukti bahwa orang berilmu dilebihkan atas orang yang berilmu di dunia adalah tentang ketentuan rosululloh shollallohu alaihi wasallam siapa yang paling berhak menjadi imam memimpin jamaah
وعن أبي مسعود عقبة بن عمرو البدري الأنصاري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يؤم القوم أقرؤهم لكتاب اللَّه، فإن كانوا في القراءة سواء فأعلمهم بالسنة….. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu mas’ud Uqbah bin Amru Albadari Al Anshori rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : yang berhak menjadi imam bagi satu kaum adalah siapa yang paling mengerti kitabulloh, bila dalam qiroah terhadap kitabulloh kemampuannya sama maka siapa di antara mereka yang paling mengerti sunnah …… [HR Muslim]
Sementara bukti bahwa orang berilmu dilebihkan atas orang yang tidak berilmu di akhirat adalah ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengatur penguburan syuhada’ Uhud beliau bersabda :
وعن جابر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كان يجمع بين الرجلين من قتلى أحد يعني في القبر ثم يقول أيهما أكثر أخذاً للقرآن؟ فإذا أشير له إلى أحدهما قدمه في اللحد رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari jabir rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam mengumpulkan dua orang yang gugur dalam perang uhud untuk dimasukkan dalam satu lobang. Beliau bersabda : siapa di antara kedua jenazah ini yang lebih banyak hafalan qurannya ? bila ada yang menunjuk salah satu di antara keduanya maka beliau dahulukan yang lebih banyak hafalan alqurannya untuk lebih dahulu dimasukkan ke dalam liang lahad [HR bukhori]
Maroji’ : fathul bari, ibnu hajar Al Atsqolani 1/177
Belajarlah kepada burung
Belajarlah kepada burung
Dalam alquran dan assunnah Alloh banyak menceritakan tentang burung-burung yang memiliki andil yang luar biasa dalam perkembangan dakwah tauhid dan mendidik manusia tentang hal-hal yang perlu ditiru sebagai bekal hidup diantaranya :
• Menghancurkan pasukan yang akan menghancurkan ka’bah
ألَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah
ألَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيْلٍ
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
وَأرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أبَابِيْلَ
3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيْلٍ
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). [alfiil : 1-5]
Pertanyaan buat kita adalah : sudahkah kita berjihad untuk membinasakan orang-orang kafir sebagaimana yang dilakukan oleh burung ababil ?
• Membantu nabi Sulaiman dalam mengenalkan islam kepada ratu Bilqis
Kisah ini dimulai ketika nabi Sulaiman alaihissalam mencari burung Hudhud yang tidak kelihatan dalam pertemuan sehingga nabi Sulaiman alaihissalam bertanya :
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فّقَالَ مَالِي لاَ أرَى الْهُدْهُدَ أمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِيْنَ ؟ لأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيْدًا أوْلَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُّبِيْنٍ
20. Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir.
21. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
Akhirnya burung Hudhud menerangkan alasan ketidakhadirannya kepada nabi Sulaiman alaihissalam :
إنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ. وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ الله وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لاَ يَهْتَدُوْنَ
23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita(1095) yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
24. Aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
(1095) Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.
Maka nabi Sulaiman alahissalam memerintahkannya agar membawa surat yang intinya mengajak Bilqis untuk masuk islam
اذْهَبْ بِّكِتَابِي هذَا فَأَلْقِهْ إلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ…
28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
إنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإنَّهُ بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ألاَّ تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِى مُسْلِمِيْنَ
30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
31. Bahwa janganlah kamu sekalian Berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
Akhirnya Bilqispun menerima islam dan mengucapkan :
قَالَتْ رَبِّ إنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمنَ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Pertanyaan buat kita adalah : sudahkan kita punya andil tersebarnya islam di muka bumi ? sebagaimana yang telah dilakukan burung hudhud ?
• Mengajari cara mengubur mayat :
فَبَعَثَ الله غُرَابًا يَبْحَثُ فِى الأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِى سَوْءَةَ أخِيْهِ قَالَ يَاوَيْلَتَى أعَجَزْتُ أنْ أكُوْنَ مِثْلَ هذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِى سَوْءَةَ أخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِيْنَ
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya (410). berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal [almaidah : 31]
(410) Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Pertanyaan buat kita adalah : tidakkah malu manusia harus diajari oleh burung sementara burung tidak pernah minta diajari oleh manusia ?
• Mengajari kita untuk istiqomah dalam berdzikir kepada Alloh :
ألَمْ تَرَ أنَّ الله يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالطَّيْرَ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلاَتَهُ وَتَسْبِيْحَهُ وَالله عَلِيْمٌ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya (dalam keadaan bertasbih). masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya (1043), dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. [annur : 41]
[1043] Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah.
Pertanyaan buat kita adalah : ketika burung sedang terbang di angkasa ternyata tidak meninggalkan tasbihnya kepada Alloh, apakah di setiap aktifitas kita juga senantiasa berdzikir kepada Alloh
• Bertawakal kepada Alloh dengan senantiasa mencari rizki
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال يدخل الجنة أقوام أفئدتهم مثل أفئدة الطير رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : akan masuk ke dalam aljannah satu kaum yang hati mereka berkarakter seperti burung [HR Muslim]
عن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يقول لو أنكم تتوكلون على اللَّه حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ
Dari Umar rodliyallohu anhu aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh dengan sepenuh tawakal maka Alloh akan anugerahkan rizki kepada kalian sebagaimana Alloh berikan rizki kepada burung dimana ia keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam keadaan temboloknya kosong lalu pulang pada sore hari dalam keadaan sudah kenyang [HR Tirmidzi]
Pertanyaan buat kita adalah : apakah kita orang yang senantiasa bekerja untuk menghidupi diri sendiri ataukah kita adalah orang yang senantiasa mengandalkan bantuan orang lain ?
Dalam alquran dan assunnah Alloh banyak menceritakan tentang burung-burung yang memiliki andil yang luar biasa dalam perkembangan dakwah tauhid dan mendidik manusia tentang hal-hal yang perlu ditiru sebagai bekal hidup diantaranya :
• Menghancurkan pasukan yang akan menghancurkan ka’bah
ألَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah
ألَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيْلٍ
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
وَأرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أبَابِيْلَ
3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيْلٍ
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). [alfiil : 1-5]
Pertanyaan buat kita adalah : sudahkah kita berjihad untuk membinasakan orang-orang kafir sebagaimana yang dilakukan oleh burung ababil ?
• Membantu nabi Sulaiman dalam mengenalkan islam kepada ratu Bilqis
Kisah ini dimulai ketika nabi Sulaiman alaihissalam mencari burung Hudhud yang tidak kelihatan dalam pertemuan sehingga nabi Sulaiman alaihissalam bertanya :
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فّقَالَ مَالِي لاَ أرَى الْهُدْهُدَ أمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِيْنَ ؟ لأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيْدًا أوْلَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُّبِيْنٍ
20. Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir.
21. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
Akhirnya burung Hudhud menerangkan alasan ketidakhadirannya kepada nabi Sulaiman alaihissalam :
إنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ. وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ الله وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لاَ يَهْتَدُوْنَ
23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita(1095) yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
24. Aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
(1095) Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.
Maka nabi Sulaiman alahissalam memerintahkannya agar membawa surat yang intinya mengajak Bilqis untuk masuk islam
اذْهَبْ بِّكِتَابِي هذَا فَأَلْقِهْ إلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ…
28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
إنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإنَّهُ بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ألاَّ تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِى مُسْلِمِيْنَ
30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
31. Bahwa janganlah kamu sekalian Berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
Akhirnya Bilqispun menerima islam dan mengucapkan :
قَالَتْ رَبِّ إنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمنَ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Pertanyaan buat kita adalah : sudahkan kita punya andil tersebarnya islam di muka bumi ? sebagaimana yang telah dilakukan burung hudhud ?
• Mengajari cara mengubur mayat :
فَبَعَثَ الله غُرَابًا يَبْحَثُ فِى الأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِى سَوْءَةَ أخِيْهِ قَالَ يَاوَيْلَتَى أعَجَزْتُ أنْ أكُوْنَ مِثْلَ هذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِى سَوْءَةَ أخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِيْنَ
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya (410). berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal [almaidah : 31]
(410) Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Pertanyaan buat kita adalah : tidakkah malu manusia harus diajari oleh burung sementara burung tidak pernah minta diajari oleh manusia ?
• Mengajari kita untuk istiqomah dalam berdzikir kepada Alloh :
ألَمْ تَرَ أنَّ الله يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالطَّيْرَ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلاَتَهُ وَتَسْبِيْحَهُ وَالله عَلِيْمٌ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya (dalam keadaan bertasbih). masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya (1043), dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. [annur : 41]
[1043] Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah.
Pertanyaan buat kita adalah : ketika burung sedang terbang di angkasa ternyata tidak meninggalkan tasbihnya kepada Alloh, apakah di setiap aktifitas kita juga senantiasa berdzikir kepada Alloh
• Bertawakal kepada Alloh dengan senantiasa mencari rizki
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال يدخل الجنة أقوام أفئدتهم مثل أفئدة الطير رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : akan masuk ke dalam aljannah satu kaum yang hati mereka berkarakter seperti burung [HR Muslim]
عن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يقول لو أنكم تتوكلون على اللَّه حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ
Dari Umar rodliyallohu anhu aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh dengan sepenuh tawakal maka Alloh akan anugerahkan rizki kepada kalian sebagaimana Alloh berikan rizki kepada burung dimana ia keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam keadaan temboloknya kosong lalu pulang pada sore hari dalam keadaan sudah kenyang [HR Tirmidzi]
Pertanyaan buat kita adalah : apakah kita orang yang senantiasa bekerja untuk menghidupi diri sendiri ataukah kita adalah orang yang senantiasa mengandalkan bantuan orang lain ?
Belajar kepada burung yang salah
Belajar kepada burung yang salah
Seorang pemalas, tidak mau bekerja, hidupnya senantiasa menggantungkan pada diri orang lain. Ketika ditanya oleh temannya tentang kemalasannya itu maka ia menjawab bahwa yang ia lakukan adalah semata-mata mencontoh seekor burung yang pincang, buta dan tidak bisa terbang karena sayapnya patah. Hidupnya dihabiskan di sarangnya. Untuk kebutuhan makannya setiap hari ada temannya yang selalu memberinya rizki sehingga ia bisa bertahan hidup. Rupanya burung yang cacat ini yang ia tiru sehingga ia mempunyai keyakinan bahwa malaspun pasti rizki akan datang padanya.
Orang inipun diberi wejangan oleh temannya “ kalau engkau hendak meniru burung, kenapa tidak engkau tiru burung yang sehat yang senantiasa mencari rizki lalu sebagiannya dia bagikan kepada burung yang cacat, bukankah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ? “
Seorang pemalas, tidak mau bekerja, hidupnya senantiasa menggantungkan pada diri orang lain. Ketika ditanya oleh temannya tentang kemalasannya itu maka ia menjawab bahwa yang ia lakukan adalah semata-mata mencontoh seekor burung yang pincang, buta dan tidak bisa terbang karena sayapnya patah. Hidupnya dihabiskan di sarangnya. Untuk kebutuhan makannya setiap hari ada temannya yang selalu memberinya rizki sehingga ia bisa bertahan hidup. Rupanya burung yang cacat ini yang ia tiru sehingga ia mempunyai keyakinan bahwa malaspun pasti rizki akan datang padanya.
Orang inipun diberi wejangan oleh temannya “ kalau engkau hendak meniru burung, kenapa tidak engkau tiru burung yang sehat yang senantiasa mencari rizki lalu sebagiannya dia bagikan kepada burung yang cacat, bukankah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ? “
Beda daging kambing dan daging onta
Beda daging kambing dan daging onta
Keduanya adalah halal, pernah dimakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bisa digunakan sebagai hewan korban dan hadyu bagi yang menunaikan haji. Akan tetapi keduanya memiliki perbedaan :
Kambing disembelih dengan cara direbahkan sementara onta disembelih dengan posisi berdiri sebagaimana firman Alloh :
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ الله لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوْا اسْمَ الله عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَ أطْعِمُوْا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَالِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. [alhajj : 36]
Daging kambing bisa digunakan dalam rangka aqiqoh sementara tidak ada satupun nash yang memerintahkan aqiqoh dengan daging onta
Daging onta menyebabkan wudlu batal dan tidak pada daging kambing
عن جابر بن سمرة رضى الله عنه أنَّ رَجُلاً سَأَلَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم أتَوَضَّأُ مِنْ لُحُوْمِ الْغَنَمِ ؟ قال إنْ شِئْتَ قال أتَوَضَّأُ مِنْ لُحُوْمِ الإِبِلِ قال نَعَمْ أخرجه مسلم
Dari Jabir bin Samuroh rodliyallohu anhu bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada nabi shollallohu alaihi wasallam : apakah aku mesti berwudlu setelah makan daging kambing ? beliau menjawab : jika engkau mau. Ia bertanya lagi : apakah mesti aku berwudlu setelah makan daging onta ? beliau menjawab : benar [dikeluarkan oleh Muslim]
Hadits ini disimpulkan oleh syaikh Muhammad Sholih Utsaimin bahwa daging onta membatalkan wudlu. Sementara Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : daging onta memiliki kekuatan setan maka untuk menghilangkannya adalah dengan berwudlu.
Maroji’ : taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam
Keduanya adalah halal, pernah dimakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bisa digunakan sebagai hewan korban dan hadyu bagi yang menunaikan haji. Akan tetapi keduanya memiliki perbedaan :
Kambing disembelih dengan cara direbahkan sementara onta disembelih dengan posisi berdiri sebagaimana firman Alloh :
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ الله لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوْا اسْمَ الله عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَ أطْعِمُوْا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَالِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. [alhajj : 36]
Daging kambing bisa digunakan dalam rangka aqiqoh sementara tidak ada satupun nash yang memerintahkan aqiqoh dengan daging onta
Daging onta menyebabkan wudlu batal dan tidak pada daging kambing
عن جابر بن سمرة رضى الله عنه أنَّ رَجُلاً سَأَلَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم أتَوَضَّأُ مِنْ لُحُوْمِ الْغَنَمِ ؟ قال إنْ شِئْتَ قال أتَوَضَّأُ مِنْ لُحُوْمِ الإِبِلِ قال نَعَمْ أخرجه مسلم
Dari Jabir bin Samuroh rodliyallohu anhu bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada nabi shollallohu alaihi wasallam : apakah aku mesti berwudlu setelah makan daging kambing ? beliau menjawab : jika engkau mau. Ia bertanya lagi : apakah mesti aku berwudlu setelah makan daging onta ? beliau menjawab : benar [dikeluarkan oleh Muslim]
Hadits ini disimpulkan oleh syaikh Muhammad Sholih Utsaimin bahwa daging onta membatalkan wudlu. Sementara Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : daging onta memiliki kekuatan setan maka untuk menghilangkannya adalah dengan berwudlu.
Maroji’ : taudlihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam
Baik hati yang sombong
Baik hati yang sombong
Orang yang sombong biasanya diidentikkan dengan kekasaran, kesemena-menaan, sering membuat onar dan hidupnya dihabiskan untuk membuat orang tidak nyaman hidup. Orang yang lembut, penyantun murah hati dan sering membantu sesama terkadang ia tidak lolos dari vonis “ sombong “ kenapa demikian ? karena definisi sombong menurut islam adalah :
بَطَرُ الْحَقّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Menolak kebenaran dan meremehkan manusia
Alhaq adalah islam, siapapun yang menolak islam sebagai din, sampai mati dua kalimat syahadat tidak dia ucapkan maka ia masuk kategori sombong sebaik apapun dia terhadap sesama.
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/623
Orang yang sombong biasanya diidentikkan dengan kekasaran, kesemena-menaan, sering membuat onar dan hidupnya dihabiskan untuk membuat orang tidak nyaman hidup. Orang yang lembut, penyantun murah hati dan sering membantu sesama terkadang ia tidak lolos dari vonis “ sombong “ kenapa demikian ? karena definisi sombong menurut islam adalah :
بَطَرُ الْحَقّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Menolak kebenaran dan meremehkan manusia
Alhaq adalah islam, siapapun yang menolak islam sebagai din, sampai mati dua kalimat syahadat tidak dia ucapkan maka ia masuk kategori sombong sebaik apapun dia terhadap sesama.
Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/623
3 sifat utama
3 sifat utama
الّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَالله يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [ali imron : 134]
Ayat ini memuat 3 sifat mulia :
• Berinfaq di saat lapang dan sempit
• Kemampuan menahan amarah
• Kemampuan untuk memaafkan kesalahan manusia
Ada orang yang mampu berinfaq di saat lapang akan tetapi tidak mampu berinfaq di saat sempit.
Ada orang yang mampu menahan amarah akan tetapi tidak mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Maka yang terbaik adalah siapa yang mampu menggabungkan antara infaq di saat lapang dan sempit dan mampu menahan amarah disertai pemaafan. Kalau ini terjadi maka orang tersebut akan mendapatkan 2 hal yaitu : mahabbah (kecintaan) dari Alloh dan derajat ihsan
الّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَالله يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [ali imron : 134]
Ayat ini memuat 3 sifat mulia :
• Berinfaq di saat lapang dan sempit
• Kemampuan menahan amarah
• Kemampuan untuk memaafkan kesalahan manusia
Ada orang yang mampu berinfaq di saat lapang akan tetapi tidak mampu berinfaq di saat sempit.
Ada orang yang mampu menahan amarah akan tetapi tidak mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Maka yang terbaik adalah siapa yang mampu menggabungkan antara infaq di saat lapang dan sempit dan mampu menahan amarah disertai pemaafan. Kalau ini terjadi maka orang tersebut akan mendapatkan 2 hal yaitu : mahabbah (kecintaan) dari Alloh dan derajat ihsan
Kuku kakiku dan kuku tanganku
Kuku kakiku dan kuku tanganku
Kuku yang merupakan anggota tubuh yang kecil dan dipandang remeh. Sekiranya tubuh manusia tidak dilengkapi dengannya kemudian ia gatal dan membutuhkan untuk digaruk niscaya tidak ada anggota tubuh yang dapat menggantikan fungsi kuku dalam hal ini.
Lalu perhatikan hikmah dimatikannya rasa dari kuku-kuku tersebut. Sebab kuku akan memanjang dan butuh untuk dipotong dan dipendekkan. Sekiranya diberi rasa niscaya ia akan merasakan sakit bila dipotong. Sekiranya kuku diberi alat perasa tentunya manusia akan menemui dua kesulitan. Pertama ia terpaksa memanjangkannya sehingga menjadi buruk dan berat baginya. Kedua ia harus memotongnya dan merasakan sakit yang luar biasa.
فبأيّ ءالاء ربّكما تكذّبان
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 35
Kuku yang merupakan anggota tubuh yang kecil dan dipandang remeh. Sekiranya tubuh manusia tidak dilengkapi dengannya kemudian ia gatal dan membutuhkan untuk digaruk niscaya tidak ada anggota tubuh yang dapat menggantikan fungsi kuku dalam hal ini.
Lalu perhatikan hikmah dimatikannya rasa dari kuku-kuku tersebut. Sebab kuku akan memanjang dan butuh untuk dipotong dan dipendekkan. Sekiranya diberi rasa niscaya ia akan merasakan sakit bila dipotong. Sekiranya kuku diberi alat perasa tentunya manusia akan menemui dua kesulitan. Pertama ia terpaksa memanjangkannya sehingga menjadi buruk dan berat baginya. Kedua ia harus memotongnya dan merasakan sakit yang luar biasa.
فبأيّ ءالاء ربّكما تكذّبان
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 35
Kisah semut yang menakjubkan
Kisah semut yang menakjubkan
Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu dengan disertai serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba , semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnya merekapun kembali
Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan disertai serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat kembali bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi.
Aku kembali menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil teman-temannya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat kembali bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa.
Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran. Kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian.
Sungguh pelajaran yang menakjubkan betapa bohong bisa berakibat fatal, sehingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال إن الصدق يهدي إِلَى البر وإن البر يهدي إِلَى الجنة؛ وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند اللَّه صديقا، وإن الكذب يهدي إِلَى الفجور وإن الفجور يهدي إِلَى النار؛ وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند اللَّه كذابا مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
Dari ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya kejujuran mengajak kepada kebaikan, kebaikan mengajak kepada aljannah. Sungguh seseorang senantiasa jujur hingga ia dicatat di sisi Alloh sebagai shiddiq (manusia jujur). Sesungguhnya bohong mengajak kepada perbuatan jahat, jahat mengajak pelakunya ke dalam neraka. Sungguh seseorang senantiasa berlaku bohong hingga dicatat di sisi Alloh sebagai kadzdzab (pendusta) [muttafaq alaih]
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 176
Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu dengan disertai serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba , semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa. Akhirnya merekapun kembali
Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan disertai serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat kembali bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi.
Aku kembali menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil teman-temannya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat kembali bangkai belalang tersebut. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut itu berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa.
Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran. Kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian.
Sungguh pelajaran yang menakjubkan betapa bohong bisa berakibat fatal, sehingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال إن الصدق يهدي إِلَى البر وإن البر يهدي إِلَى الجنة؛ وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند اللَّه صديقا، وإن الكذب يهدي إِلَى الفجور وإن الفجور يهدي إِلَى النار؛ وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند اللَّه كذابا مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
Dari ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya kejujuran mengajak kepada kebaikan, kebaikan mengajak kepada aljannah. Sungguh seseorang senantiasa jujur hingga ia dicatat di sisi Alloh sebagai shiddiq (manusia jujur). Sesungguhnya bohong mengajak kepada perbuatan jahat, jahat mengajak pelakunya ke dalam neraka. Sungguh seseorang senantiasa berlaku bohong hingga dicatat di sisi Alloh sebagai kadzdzab (pendusta) [muttafaq alaih]
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 176
Zina terang-terangan
Zina terang-terangan
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ شَرَّ اَلنَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اَللَّهِ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ; اَلرَّجُلُ يُفْضِي إِلَى اِمْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ , ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang paling jelek derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang bersetubuh dengan istrinya, kemudian ia membuka rahasianya. Dengan menceritakannya " Riwayat Muslim.
َ
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan kriteria orang yang paling hina di sisi Alloh pada hari kiamat ketika pasangan suami istri melakukan hubungan badan yang syah karena didikat dengan pernikahan lalu menceritakan hubungan badannya kepada orang lain dengan mulutnya, lalu bagaimana dengan pasangan yang melakukan hubungan badan yang tidak syah karena tidak diikat dengan tali pernikahan sementara pengalamannya disebarluaskan tidak hanya dengan mulut akan tetapi lewat rekaman gambar ? Kalau toh yang bersangkutan dengan tangisannya meminta maaf kepada masyarakat akan tetapi tidak ada satupun ucapannya yang keluar beristighfar memohon ampun kepada Alloh.
Bedakan sikap artis tersebut dengan pengakuan tulus dari seorang lelaki pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan seorang wanita dari Juhainah, pengakuan jujur tanpa dipaksa dan didesak oleh masyarakat sebelumnya meskipun pengakuannya harus berujung kepada kematian yang menyakitkan sebelumnya sebagaimana tersebut dalam sebuah riwayat :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( أَتَى رَجُلٌ مِنْ اَلْمُسْلِمِينَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -وَهُوَ فِي اَلْمَسْجِدِ- فَنَادَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, فَتَنَحَّى تِلْقَاءَ وَجْهِهِ, فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, حَتَّى ثَنَّى ذَلِكَ عَلَيْهِ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ, فَلَمَّا شَهِدَ عَلَى. نَفْسِهِ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ. دَعَاهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أَبِكَ جُنُونٌ? قَالَ لَا قَالَ: فَهَلْ أَحْصَنْتَ? قَالَ: نَعَمْ فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِذْهَبُوا بِهِ فَارْجُمُوهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang dari kaum muslimin menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau sedang berada di masjid. Ia menyeru beliau dan berkata: wahai Rasulullah, sungguh aku telah berzina. Beliau berpaling darinya dan orang itu berputar menghadap wajah beliau, lalu berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku telah berzina. Beliau memalingkan muka lagi, hingga orang itu mengulangi ucapannya empat kali. Setelah ia bersaksi dengan kesalahannya sendiri empat kali, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggilnya dan bersabda: "Apakah engkau gila?". Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: "Apakah engkau sudah kawin?". Ia menjawab: Ya. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "bawalah dia dan rajamlah." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حَصِينٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اِمْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ أَتَتْ نَبِيَّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -وَهِيَ حُبْلَى مِنْ اَلزِّنَا-فَقَالَتْ: يَا نَبِيَّ اَللَّهِ! أَصَبْتُ حَدًّا, فَأَقِمْهُ عَلَيَّ, فَدَعَا نَبِيُّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَلِيَّهَا. فَقَالَ: أَحْسِنْ إِلَيْهَا فَإِذَا وَضَعَتْ فَائْتِنِي بِهَا فَفَعَلَ فَأَمَرَ بِهَا فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا, ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ, ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا, فَقَالَ عُمَرُ: أَتُصَلِّي عَلَيْهَا يَا نَبِيَّ اَللَّهِ وَقَدْ زَنَتْ? فَقَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ اَلْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ, وَهَلْ وَجَدَتْ أَفَضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ? ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
َ
Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam -dia sedang hamil karena zina- dan berkata: Wahai Nabi Allah, aku harus dihukum, lakukanlah hukuman itu padaku. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggil walinya dan bersabda: "Berbuat baiklah padanya, apabila ia melahirkan, bawalah bayi itu kepadaku." Kemudian beliau menyolatkannya. Berkatalah Umar: Apakah baginda menyolatkannya wahai Nabi Allah, padahal ia telah berzina? Beliau menjawab: "Ia benar-benar telah bertaubat yang sekiranya taubatnya dibagi antara tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya cukup buat mereka. Apakah engkau mendapatkan seseorang yang lebih utama daripada ia menyerahkan dirinya karena Allah?". Riwayat Muslim.
َ
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ شَرَّ اَلنَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اَللَّهِ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ; اَلرَّجُلُ يُفْضِي إِلَى اِمْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ , ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang paling jelek derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang bersetubuh dengan istrinya, kemudian ia membuka rahasianya. Dengan menceritakannya " Riwayat Muslim.
َ
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan kriteria orang yang paling hina di sisi Alloh pada hari kiamat ketika pasangan suami istri melakukan hubungan badan yang syah karena didikat dengan pernikahan lalu menceritakan hubungan badannya kepada orang lain dengan mulutnya, lalu bagaimana dengan pasangan yang melakukan hubungan badan yang tidak syah karena tidak diikat dengan tali pernikahan sementara pengalamannya disebarluaskan tidak hanya dengan mulut akan tetapi lewat rekaman gambar ? Kalau toh yang bersangkutan dengan tangisannya meminta maaf kepada masyarakat akan tetapi tidak ada satupun ucapannya yang keluar beristighfar memohon ampun kepada Alloh.
Bedakan sikap artis tersebut dengan pengakuan tulus dari seorang lelaki pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan seorang wanita dari Juhainah, pengakuan jujur tanpa dipaksa dan didesak oleh masyarakat sebelumnya meskipun pengakuannya harus berujung kepada kematian yang menyakitkan sebelumnya sebagaimana tersebut dalam sebuah riwayat :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( أَتَى رَجُلٌ مِنْ اَلْمُسْلِمِينَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -وَهُوَ فِي اَلْمَسْجِدِ- فَنَادَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, فَتَنَحَّى تِلْقَاءَ وَجْهِهِ, فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, حَتَّى ثَنَّى ذَلِكَ عَلَيْهِ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ, فَلَمَّا شَهِدَ عَلَى. نَفْسِهِ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ. دَعَاهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أَبِكَ جُنُونٌ? قَالَ لَا قَالَ: فَهَلْ أَحْصَنْتَ? قَالَ: نَعَمْ فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِذْهَبُوا بِهِ فَارْجُمُوهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang dari kaum muslimin menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau sedang berada di masjid. Ia menyeru beliau dan berkata: wahai Rasulullah, sungguh aku telah berzina. Beliau berpaling darinya dan orang itu berputar menghadap wajah beliau, lalu berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku telah berzina. Beliau memalingkan muka lagi, hingga orang itu mengulangi ucapannya empat kali. Setelah ia bersaksi dengan kesalahannya sendiri empat kali, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggilnya dan bersabda: "Apakah engkau gila?". Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: "Apakah engkau sudah kawin?". Ia menjawab: Ya. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "bawalah dia dan rajamlah." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حَصِينٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اِمْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ أَتَتْ نَبِيَّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -وَهِيَ حُبْلَى مِنْ اَلزِّنَا-فَقَالَتْ: يَا نَبِيَّ اَللَّهِ! أَصَبْتُ حَدًّا, فَأَقِمْهُ عَلَيَّ, فَدَعَا نَبِيُّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَلِيَّهَا. فَقَالَ: أَحْسِنْ إِلَيْهَا فَإِذَا وَضَعَتْ فَائْتِنِي بِهَا فَفَعَلَ فَأَمَرَ بِهَا فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا, ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ, ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا, فَقَالَ عُمَرُ: أَتُصَلِّي عَلَيْهَا يَا نَبِيَّ اَللَّهِ وَقَدْ زَنَتْ? فَقَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ اَلْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ, وَهَلْ وَجَدَتْ أَفَضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ? ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
َ
Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam -dia sedang hamil karena zina- dan berkata: Wahai Nabi Allah, aku harus dihukum, lakukanlah hukuman itu padaku. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggil walinya dan bersabda: "Berbuat baiklah padanya, apabila ia melahirkan, bawalah bayi itu kepadaku." Kemudian beliau menyolatkannya. Berkatalah Umar: Apakah baginda menyolatkannya wahai Nabi Allah, padahal ia telah berzina? Beliau menjawab: "Ia benar-benar telah bertaubat yang sekiranya taubatnya dibagi antara tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya cukup buat mereka. Apakah engkau mendapatkan seseorang yang lebih utama daripada ia menyerahkan dirinya karena Allah?". Riwayat Muslim.
َ
Kekuasaan Alloh dalam penciptaan manusia
Kekuasaan Alloh dalam penciptaan manusia
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi tak ada satupun di antara mereka memiliki wajah yang sama meskipun saudara kembarnya.
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi tak ada satupun di antara mereka yang memiliki suara yang sama.
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi ternyata masing-masing berbeda sifat, bakat, kelebihan dan kekurangan.
Bila manusia yang telah Alloh ciptakan dari Adam alaihissalam hingga sekarang berjumlah 20 milyar maka berarti Alloh telah menciptakan 20 milyar wajah, 20 milyar suara, 20 milyar karakter dan 20 milyar lainnya.
Dan ingat, tidaklah manusia yang tengah berkedip matanya, menguap mulutnya hingga lintasan dalam pikirannya kecuali Alloh mengetahuinya. Walhasil masihkan ada di antara kita yang berani menentang Alloh ?
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi tak ada satupun di antara mereka memiliki wajah yang sama meskipun saudara kembarnya.
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi tak ada satupun di antara mereka yang memiliki suara yang sama.
Sudah miliaran manusia Alloh ciptakan, tapi ternyata masing-masing berbeda sifat, bakat, kelebihan dan kekurangan.
Bila manusia yang telah Alloh ciptakan dari Adam alaihissalam hingga sekarang berjumlah 20 milyar maka berarti Alloh telah menciptakan 20 milyar wajah, 20 milyar suara, 20 milyar karakter dan 20 milyar lainnya.
Dan ingat, tidaklah manusia yang tengah berkedip matanya, menguap mulutnya hingga lintasan dalam pikirannya kecuali Alloh mengetahuinya. Walhasil masihkan ada di antara kita yang berani menentang Alloh ?
Dari setetes air mani
Dari setetes air mani
ألَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِيْنٍ
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air mani yang hina ? [almursalat : 20]
Dari setetes air yang hina, rendah dan kotor. Sekiranya anda biarkan sejenak saja niscaya menimbulkan bau busuk. Kalaulah mengenai pakaian niscaya pikiran anda tidak akan tenang hingga kita segera membersihkannya.
Dari setetes air yang hina, rendah dan kotor yang keluar dari kemaluan laki-laki lalu masuk ke kemaluan wanita dan akhirnya lahir lewat kemaluan itu juga. Sungguh keterlaluan kalau ada manusia yang tidak memiliki rasa malu kepada Rob yang telah menciptakannya hingga menjadi orang yang mengkufuriNya :
أوَلَمْ يَرَالإِنْسَانُ أنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ
Dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! [yasin : 77]
Maroji’ :
Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 5
ألَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِيْنٍ
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air mani yang hina ? [almursalat : 20]
Dari setetes air yang hina, rendah dan kotor. Sekiranya anda biarkan sejenak saja niscaya menimbulkan bau busuk. Kalaulah mengenai pakaian niscaya pikiran anda tidak akan tenang hingga kita segera membersihkannya.
Dari setetes air yang hina, rendah dan kotor yang keluar dari kemaluan laki-laki lalu masuk ke kemaluan wanita dan akhirnya lahir lewat kemaluan itu juga. Sungguh keterlaluan kalau ada manusia yang tidak memiliki rasa malu kepada Rob yang telah menciptakannya hingga menjadi orang yang mengkufuriNya :
أوَلَمْ يَرَالإِنْسَانُ أنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ
Dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! [yasin : 77]
Maroji’ :
Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 5
Beda tangisan anak dengan tangisan orang dewasa
Beda tangisan anak dengan tangisan orang dewasa
Mengapa anak begitu mudah menangis ? manfaat apa di balik itu ? Para ahli anatomi tubuh mengatakan : pada otak anak kecil ada banyak cairan yang apabila terus mendekam dalam otak maka akan menyebabkan kerusakan dan akibat yang buruk. Menangis akan dapat menyedot cairan yang ada pada otak mereka dengan begitu otak mereka akan kuat dan sehat.
Pertanyaan selanjutnya adalah : apakah di otak orang dewasa ada cairan seperti yang ada di otak anak kecil ? jawabannya benar, meskipun tidak sebanyak yang ada pada otak anak kecil akan tetapi tetap perlu untuk dikeluarkan. Keluarnya cairan orang dewasa bukan air mata rengekan karena lapar, ingin pipis atau minta digendong, akan tetapi tangisan orang dewasa disebabkan banyaknya takut kepada Alloh, ingat akan dosa dan pertanggungjawabannya di hadapan Alloh.
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 19
Mengapa anak begitu mudah menangis ? manfaat apa di balik itu ? Para ahli anatomi tubuh mengatakan : pada otak anak kecil ada banyak cairan yang apabila terus mendekam dalam otak maka akan menyebabkan kerusakan dan akibat yang buruk. Menangis akan dapat menyedot cairan yang ada pada otak mereka dengan begitu otak mereka akan kuat dan sehat.
Pertanyaan selanjutnya adalah : apakah di otak orang dewasa ada cairan seperti yang ada di otak anak kecil ? jawabannya benar, meskipun tidak sebanyak yang ada pada otak anak kecil akan tetapi tetap perlu untuk dikeluarkan. Keluarnya cairan orang dewasa bukan air mata rengekan karena lapar, ingin pipis atau minta digendong, akan tetapi tangisan orang dewasa disebabkan banyaknya takut kepada Alloh, ingat akan dosa dan pertanggungjawabannya di hadapan Alloh.
Maroji’ : Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 19
Air mata, air telinga dan air liur
Air mata, air telinga dan air liur
Sudah ketentuan Alloh bahwa air telinga rasanya pahit. Fungsinya adalah agar hewan-hewan tidak mudah masuk ke dalam rongga telinga. Setiap kali ada hewan masuk ke dalamnya pastilah segera mencari jalan keluar.
Alloh menciptakan air mata rasanya asin tujuannya agar dapat menjaga kesehatan mata. Sebab lemak yang ada pada mata mudah sekali rusak maka air matapun diciptakan asin untuk memelihara keduanya.
Alloh menciptakan air liur itu rasanya tawar agar dapat mencicipi berbagai jenis rasa makanan sesuai dengan rasa aslinya. Sebab bila rasanya tidak tawar tentunya setiap rasa akan berubah misalnya air liurnya pahit karena sakit, maka segala sesuatu yang dicicipinya akan terasa pahit. Sebagaimana perkataan penyair :
Siapa saja yang air liurnya pahit
Maka air tawar akan terasa pahit baginya
فَبِأَيِّ ءَالاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? [arrohman : 23]
Maroji’ :
Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 24
Sudah ketentuan Alloh bahwa air telinga rasanya pahit. Fungsinya adalah agar hewan-hewan tidak mudah masuk ke dalam rongga telinga. Setiap kali ada hewan masuk ke dalamnya pastilah segera mencari jalan keluar.
Alloh menciptakan air mata rasanya asin tujuannya agar dapat menjaga kesehatan mata. Sebab lemak yang ada pada mata mudah sekali rusak maka air matapun diciptakan asin untuk memelihara keduanya.
Alloh menciptakan air liur itu rasanya tawar agar dapat mencicipi berbagai jenis rasa makanan sesuai dengan rasa aslinya. Sebab bila rasanya tidak tawar tentunya setiap rasa akan berubah misalnya air liurnya pahit karena sakit, maka segala sesuatu yang dicicipinya akan terasa pahit. Sebagaimana perkataan penyair :
Siapa saja yang air liurnya pahit
Maka air tawar akan terasa pahit baginya
فَبِأَيِّ ءَالاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? [arrohman : 23]
Maroji’ :
Keajaiban-keajaiban makhluq dalam pandangan al imam ibnul Qoyyim, Abu Mundzir Kholil bin Ibrohim Amin hal 24
Tukang sapu masjid
Tukang sapu masjid
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia yang diperintahkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عن عائشة رضى الله عنها قالت أمَرَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِى الدُّوْرِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ رواه أحمد
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam memerintahkan agar dibangun masjid di setiap kampung lalu diberi wewangian dan dibersihkan dari kotoran [HR Ahmad]
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia hingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah melihat besarnya pahala siapa yang menjaga kebersihan masjid
عن أنس رضى الله عليه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عُرِضَتْ عَلَيَّ أجُوْرَ أمَّتِى حَتَّى الْقَذَاةَ يُخْرِجُهَا الرَّجُلُ مِنَ الْمَسْجِدِ رواه أبو داود والترمذى
Dari Anas rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : telah ditampakkan kepadaku pahala yang Alloh berikan kepada umatku hingga sampah yang dikeluarkan oleh seseorang dari masjid [HR Abu Daud dan Tirmidzi]
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia hingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi perhatian khusus kepada seorang wanita penyapu masjid nabawi
عن أبى هريرة رضى الله عنه فِى قِصَّةِ الْمَرأَةِ الّتِى تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم فَقَالُوْا مَاتَتْ أفَلاَ كُنْتُمْ اذَنْتُمُوْنِى فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوْا أمْرَهَا فقال دَلُّوْنِى عَلَى قَبْرِهَا فَدَلُّوْهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا متفق عليه وَزَادَ مسلم ثُمَّ قال إنَّ هذِهِ الْقُبُوْرَ مَمْلُوْءَةٌ ظُلْمَة عَلَى أهْلِهَا وَإنَّ الله يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى عَلَيْهِمْ
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu tentang kisah wanita yang biasa menyapu masjid. Nabi shollallohu alaihi wasallam menanyakan keberadaannya, maka mereka menjawab : ia telah mati (dijawab dengan enteng seolah-olah mereka menganggap remeh kematiannya). Beliau bertanya : kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku, tunjukkan kepadaku di mana kuburnya ! akhirnya merekapun menunjukkannya lalu beliau menyolatkannya [muttafaq alaih] imam Muslim menambahkan : beliau bersabda : sesungguhnya kubur ini penuh dengan kegelapan dan sesungguhnya Alloh menyinarinya lewat sholatku untuk mereka.
Dalam hadits ini Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam berkomentar :
• Hadits ini menunjukkan tentang tawadlu dan kasih sayang nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap umatnya. Beliau perhatikan kondisi mereka dan beliau penuhi hak mereka serta beliau perhatikan maslahat dunia dan masa depan umatnya di akhirat sehingga beliau menyolat si wanita tersebut.
• Larangan meremehkan seorang muslim meskipun rendah kedudukannya di hadapan umat islam
• Keutamaan menjaga kebersihan masjid
Maroji’ : taudlihul ahkam, Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam 2/339
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia yang diperintahkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عن عائشة رضى الله عنها قالت أمَرَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِى الدُّوْرِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ رواه أحمد
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam memerintahkan agar dibangun masjid di setiap kampung lalu diberi wewangian dan dibersihkan dari kotoran [HR Ahmad]
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia hingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah melihat besarnya pahala siapa yang menjaga kebersihan masjid
عن أنس رضى الله عليه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عُرِضَتْ عَلَيَّ أجُوْرَ أمَّتِى حَتَّى الْقَذَاةَ يُخْرِجُهَا الرَّجُلُ مِنَ الْمَسْجِدِ رواه أبو داود والترمذى
Dari Anas rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : telah ditampakkan kepadaku pahala yang Alloh berikan kepada umatku hingga sampah yang dikeluarkan oleh seseorang dari masjid [HR Abu Daud dan Tirmidzi]
Menjaga kebersihan masjid adalah pekerjaan mulia hingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi perhatian khusus kepada seorang wanita penyapu masjid nabawi
عن أبى هريرة رضى الله عنه فِى قِصَّةِ الْمَرأَةِ الّتِى تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم فَقَالُوْا مَاتَتْ أفَلاَ كُنْتُمْ اذَنْتُمُوْنِى فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوْا أمْرَهَا فقال دَلُّوْنِى عَلَى قَبْرِهَا فَدَلُّوْهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا متفق عليه وَزَادَ مسلم ثُمَّ قال إنَّ هذِهِ الْقُبُوْرَ مَمْلُوْءَةٌ ظُلْمَة عَلَى أهْلِهَا وَإنَّ الله يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى عَلَيْهِمْ
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu tentang kisah wanita yang biasa menyapu masjid. Nabi shollallohu alaihi wasallam menanyakan keberadaannya, maka mereka menjawab : ia telah mati (dijawab dengan enteng seolah-olah mereka menganggap remeh kematiannya). Beliau bertanya : kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku, tunjukkan kepadaku di mana kuburnya ! akhirnya merekapun menunjukkannya lalu beliau menyolatkannya [muttafaq alaih] imam Muslim menambahkan : beliau bersabda : sesungguhnya kubur ini penuh dengan kegelapan dan sesungguhnya Alloh menyinarinya lewat sholatku untuk mereka.
Dalam hadits ini Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam berkomentar :
• Hadits ini menunjukkan tentang tawadlu dan kasih sayang nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap umatnya. Beliau perhatikan kondisi mereka dan beliau penuhi hak mereka serta beliau perhatikan maslahat dunia dan masa depan umatnya di akhirat sehingga beliau menyolat si wanita tersebut.
• Larangan meremehkan seorang muslim meskipun rendah kedudukannya di hadapan umat islam
• Keutamaan menjaga kebersihan masjid
Maroji’ : taudlihul ahkam, Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam 2/339
Tidak jadi kebakaran
Tidak jadi kebakaran
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال وَالّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أنْ امًرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ ثُمَّ امُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمّ امُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أخَالِفُ إلَى رِجَالٍ لاَ يَشْهَدُوْنَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقُ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ متفق عليه
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di TanganNya sungguh aku ingin menyuruh orang untuk mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan manusia untuk sholat lalu dikumandangklan adzan selanjutnya aku perintahkan seorang untuk mengimami manusia setelah itu aku datangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjamaah maka aku akan bakar rumah-rumah mereka [muttafaq alaih]
Kebakaran yang menimpa pemukiman padat sering terjadi. Itu semua bisa diakibatkan oleh arus listri yang konslet, kompor gas yang meledak atau lainnya. Bisa dibayangkan bila hadits di atas dilaksanakan sungguh akan terjadi kebakaran massal yang menimpa hampir tiap rumah karena banyaknya umat islam yang meremehkan sholat berjamaah.
Yang menjadi pertanyaan adalah : apakah rosululloh shollallohu alaihi wasallam betul-betul melaksanakan sumpah beliau untuk membakar ruma-rumah penduduk yang meremehkan sholat berjamaah ?
Syaikh Abdulloh Albassam menerangkan bahwa niat itu beliau urungkan dengan satu pertimbangan bahwa di rumah ada wanita, anak-anak yang masih bersih dari dosa sehingga hal ini sesuai dengan kaedah :
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Menolak kerusakan diutamakan daripada usaha mewujudkan maslahat
Maroji’ : taisirul Alam Syarh umdatul ahkam, Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam hal 179-180
عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال وَالّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أنْ امًرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ ثُمَّ امُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمّ امُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أخَالِفُ إلَى رِجَالٍ لاَ يَشْهَدُوْنَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقُ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ متفق عليه
Dari Abu huroiroh rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di TanganNya sungguh aku ingin menyuruh orang untuk mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan manusia untuk sholat lalu dikumandangklan adzan selanjutnya aku perintahkan seorang untuk mengimami manusia setelah itu aku datangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjamaah maka aku akan bakar rumah-rumah mereka [muttafaq alaih]
Kebakaran yang menimpa pemukiman padat sering terjadi. Itu semua bisa diakibatkan oleh arus listri yang konslet, kompor gas yang meledak atau lainnya. Bisa dibayangkan bila hadits di atas dilaksanakan sungguh akan terjadi kebakaran massal yang menimpa hampir tiap rumah karena banyaknya umat islam yang meremehkan sholat berjamaah.
Yang menjadi pertanyaan adalah : apakah rosululloh shollallohu alaihi wasallam betul-betul melaksanakan sumpah beliau untuk membakar ruma-rumah penduduk yang meremehkan sholat berjamaah ?
Syaikh Abdulloh Albassam menerangkan bahwa niat itu beliau urungkan dengan satu pertimbangan bahwa di rumah ada wanita, anak-anak yang masih bersih dari dosa sehingga hal ini sesuai dengan kaedah :
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Menolak kerusakan diutamakan daripada usaha mewujudkan maslahat
Maroji’ : taisirul Alam Syarh umdatul ahkam, Syaikh Abdurrohman Abdulloh Albassam hal 179-180
Tertawa dibalas tertawa
Tertawa dibalas tertawa
Kebiasaan orang kafir adalah mengejek dan mentertawakan orang beriman. Kepuasan hidup mereka diukur dari prestasi mereka dalam menghinakan orang beriman sebagaimana yang Alloh firmankan :
إنَّ الّذِيْنَ أجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الّّذِيْنَ ءامَنُوْا يَضْحَكُوْنَ
وإذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ
وَإذَا انْقَلَبُوْا إلَى أهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَ
29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.
30. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
31. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. [almuthoffifiin : 29-31]
Alloh memberi kabar gembira kepada kita bahwa kelakuan mereka akan berbalas. Di saat mereka menghadapi siksa, sambil duduk santai menikmati semua kesenangan aljannah kita akan gantian mentertawakan mereka
فَالْيَوْمَ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَ
عَلَى الأَرَائِكِ يَنْظُرُوْنَ
34. Maka pada hari ini (hari kiamat), orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,
35. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. [almuthoffifin : 34-35]
Kebiasaan orang kafir adalah mengejek dan mentertawakan orang beriman. Kepuasan hidup mereka diukur dari prestasi mereka dalam menghinakan orang beriman sebagaimana yang Alloh firmankan :
إنَّ الّذِيْنَ أجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الّّذِيْنَ ءامَنُوْا يَضْحَكُوْنَ
وإذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ
وَإذَا انْقَلَبُوْا إلَى أهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَ
29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.
30. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
31. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. [almuthoffifiin : 29-31]
Alloh memberi kabar gembira kepada kita bahwa kelakuan mereka akan berbalas. Di saat mereka menghadapi siksa, sambil duduk santai menikmati semua kesenangan aljannah kita akan gantian mentertawakan mereka
فَالْيَوْمَ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَ
عَلَى الأَرَائِكِ يَنْظُرُوْنَ
34. Maka pada hari ini (hari kiamat), orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,
35. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. [almuthoffifin : 34-35]
Tangisan
Tangisan
Macam-macam tangisan :
Tangisan yang diridloi Alloh
1. Tangisan karena takut kepada Alloh
وعن ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال لي النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم اقرأ علي القرآن قلت : يا رَسُول اللَّهِ أقرأ عليك وعليك أنزل؟ قال إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة النساء حتى جئت إلى هذه الآية: فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيداً النساء 41 قال: حسبك الآن فالتفت إليه فإذا عيناه تذرفان. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari ibnu masud rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda kepadaku : bacakan alquran untukku ! aku berkata : bagaimana mungkin aku membacakan alquran sedangkan alquran turun langsung kepada engkau ? beliau bersabda : sesungguhnya aku ingin mendengarnya dari selain aku. Akhirnya aku bacakan surat annisa’ hingga melewati ayat :
Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) [annisa : 41]
Beliau bersabda : cukup sekarang ! akupun melihat beliau ternyata bercucuranlah airmata beliau [muttafaq alaih]
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم لا يلج النار رجل بكى من خشية اللَّه حتى يعود اللبن في الضرع، ولا يجتمع غبار في سبيل اللَّه ودخان جهنم رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : tidak akan disentuh oleh api neraka seorang yang menangis karena Alloh hingga susu masuk ke putingnya lagi dan tidak akan bersatu debu yang beterbangan dalam jihad fi sabilillah dengan asap Jahannam [HR Tirmidzi]
وعن عبد اللَّه بن الشخير رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال : أتيت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وهو يصلي ولجوفه أزيز كأزيز المرجل من البكاء رواه أبو داود والترمذي.
Dari Abdulloh bin Syikhir rodliyallohu anhu berkata : aku mendatangi rosululloh shollallohu alaihi wasallam dimana beliau sedang sholat pada tenggorokannya ada suara menggelegak seperti suara air mendidih karena tangisan [HR Abu Daud]
وعن إبراهيم بن عبد الرحمن بن عوف أن عبد الرحمن بن عوف رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أتي بطعام وكان صائماً فقال: قتل مصعب بن عمير رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ، وهو خير مني، فلم يوجد له ما يكفن فيه إلا بردة إن غطي بها رأسه بدت رجلاه وإن غطي بها رجلاه بدا رأسه، ثم بسط لنا من الدنيا ما بسط، أو قال: أعطينا من الدنيا ما أعطينا قد خشينا أن تكون حسناتنا عجلت لنا، ثم جعل يبكي حتى ترك الطعام. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Ibrohim bin Abdurrohman bin Auf bahwasanya ketika dihidangkan makanan ke hadapan Abdurrohman bin Auf dan waktu itu ia sedang menunaikan shoum sunnah. Ia berkata : Mush’ab bin Umair rodliyallohu anhu adalah orang yang lebih baik daripada diriku, ketika ia terbunuh dalam peperangan tidak ada kain untuk mengkafaninya kecuali sepotong selimut dari bulu, dimana bila kepalanya ditutup maka kedua kakinya terbuka dan bila kedua kakinya ditutup maka kepalanya yang terbuka. Kemudian kami telah dibentangkan kekayaan yang melimpah. Kami khawatir kalau kebaikan kami telah dibalas dengan kekayaan ini . Kemudian ia menangis dan meninggalkan makanan itu [HR Bukhori]
2. Tangisan haru
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم لأبي بن كعب رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ إن اللَّه عَزَّ وَجَلَّ أمرني أن أقرأ عليك: {لم يكن الذين كفروا} (البينة) قال: وسماني؟ قال نعم فبكى. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada Ubay bin Ka’ab rodliyallohu anhu : sesungguhnya Alloh Azza Wajalla memerintahkan kepadaku agar membacakan kepadamu lamyakunilladziina kafaruu yaitu surat albayyinah. Ubay berkata : apakah Alloh menyebut namaku ? Beliau menjawab : benar. Akhirnya Ubaypun menangis [muttafaq alaih]
3. Tangisan sedih dan kasih sayang kepada sesama
وعنه رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: قال أبو بكر لعمر رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما بعد وفاة رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: انطلق بنا إلى أم أيمن نزورها كما كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يزورها. فلما انتهينا إليها بكت. فقالا لها ما يبكيك؟ أما تعلمين أن ما عند اللَّه خير لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم؟! قالت: إني لا أبكي أني لا أعلم أن ما عند اللَّه خير لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ولكن أبكي أن الوحي قد انقطع من السماء. فهيجتهما على البكاء فجعلا يبكيان معها. رَوَاهُ مُسلِمٌ
Sewaktu rosululloh shollallohu alaihi wasallam telah wafat maka Abu Bakar berkata kepada Umar rodliyallohu anhuma : marilah kita berkunjung ke tempat Ummu Aiman sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam biasa berkunjung ke tempatnya di saat beliau masih hidup. Ketika keduanya tiba di tempat Ummu Aiman, maka menangislah Ummu Aiman. Lantas keduanya bertanya : mengapa engkau menangis ? bukankah engkau tahu bahwa apa yang ada pada diri nabi shollallohu alaihi wasallam sekarang adalah lebih baik ? Ia menjawab : sesungguhnya saya menangis bukan karena itu, saya tahu bahwa apa yang disediakan Alloh buat rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah lebih baik, saya menangis karena wahyu telah terputus. Akhirnya ucapan Ummu Aiman menyebabkan keduanya menangis hingga akhirnya ketiganyapun menangis [HR Muslim]
وعَنْ أبي زيد أسامة بن زيد بن حارثة مولى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وحبه وابن حبه رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قال: أرسلت بنت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم إن ابني قد احتضر فاشهدنا. فأرسل يقرئ السلام ويقول إن لله ما أخذ، وله ما أعطى، وكل شيء عنده بأجل مسمى، فلتصبر ولتحتسب فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها، فقام ومعه سعد بن عبادة ومعاذ بن جبل وأبي ابن كعب وزيد بن ثابت ورجال رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُم، فرفع إِلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الصبي، فأقعده في حجره ونفسه تقعقع ففاضت عيناه. فقال سعد: يا رَسُول اللَّهِ ما هذا ؟ فقال هذه رحمة جعلها اللَّه تعالى في قلوب عباده. وفي رواية: في قلوب من شاء مِنْ عباده، وإنما يرحم اللَّه مِنْ عباده الرحماء مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah pelayan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan kesayangannya, ia berkata : salah seorang putri nabi shollallohu alaihi wasallam mengutus seseorang untuk memberi tahu kepada beliau bahwa anaknya sekarang sedang berada dalam sakarotul maut, maka kami meminta beliau untuk datang, lalu beliau hanya mengutus seorang untuk menyampaikan sabda beliau : sungguh hak bagi Alloh untuk mengambil, memberi dan segala sesuatu telah Alloh tentukan, maka bersabarlah dan bermohonlah pahala kepadaNya. Kemudian utusan itu disuruh kembali sambil meminta dengan sangat dan disertai sumpah agar beliau sudi mendatanginya. Maka pergilah beliau beserta Sa’ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid binTsabit dan beberapa sahabat lainnya. Maka diangkatlah anak yang sakit itu ke pangkuan nabi shollallohu alaihi wasallam, sedangkan nafasnya mulai tersengal-sengal, meneteslah air mata beliau, lantas Sa’ad bertanya : ya rosulalloh, kenapa engkau meneteskan air mata ? beliau menjawab : tetesan air mata ini adalah tangisan kasih sayang yang Alloh karuniakan ke hati hamba-hambaNya. Dalam riwayat lain : di dalam hati hamba-hamba yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh menyayangi hamba-hambaNya yang mempunyai rasa kasih sayang terhadap sesama [HR Bukhori Muslim]
Tangisan yang dimurkai :
1. Niyahah (meratap, histeris di saat tertimpa musibah)
وعن أبي مالك الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران ودرع من جَرَب رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Malik Al asy ‘ari rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wanita yang menangis histeris apabila belum bertaubat sebelum meninggalnya maka akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dikenakan kepadanya baju yang berlumuran cairan tembaga dan mantel yang bercampur peyakit gatal [HR Muslim]
2. Tangisan buaya ( pura-pura menangis untuk menutupi tindakan jahatnya ) sebagaimana tangisan saudara-saudara Yusuf di hadapan bapaknya setelah berhasil membuang yusuf di sumur tua
وَجَاءُوْا أبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُوْنَ
Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis [yusuf : 16]
Macam-macam tangisan :
Tangisan yang diridloi Alloh
1. Tangisan karena takut kepada Alloh
وعن ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال لي النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم اقرأ علي القرآن قلت : يا رَسُول اللَّهِ أقرأ عليك وعليك أنزل؟ قال إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة النساء حتى جئت إلى هذه الآية: فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيداً النساء 41 قال: حسبك الآن فالتفت إليه فإذا عيناه تذرفان. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari ibnu masud rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda kepadaku : bacakan alquran untukku ! aku berkata : bagaimana mungkin aku membacakan alquran sedangkan alquran turun langsung kepada engkau ? beliau bersabda : sesungguhnya aku ingin mendengarnya dari selain aku. Akhirnya aku bacakan surat annisa’ hingga melewati ayat :
Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) [annisa : 41]
Beliau bersabda : cukup sekarang ! akupun melihat beliau ternyata bercucuranlah airmata beliau [muttafaq alaih]
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم لا يلج النار رجل بكى من خشية اللَّه حتى يعود اللبن في الضرع، ولا يجتمع غبار في سبيل اللَّه ودخان جهنم رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : tidak akan disentuh oleh api neraka seorang yang menangis karena Alloh hingga susu masuk ke putingnya lagi dan tidak akan bersatu debu yang beterbangan dalam jihad fi sabilillah dengan asap Jahannam [HR Tirmidzi]
وعن عبد اللَّه بن الشخير رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال : أتيت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وهو يصلي ولجوفه أزيز كأزيز المرجل من البكاء رواه أبو داود والترمذي.
Dari Abdulloh bin Syikhir rodliyallohu anhu berkata : aku mendatangi rosululloh shollallohu alaihi wasallam dimana beliau sedang sholat pada tenggorokannya ada suara menggelegak seperti suara air mendidih karena tangisan [HR Abu Daud]
وعن إبراهيم بن عبد الرحمن بن عوف أن عبد الرحمن بن عوف رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أتي بطعام وكان صائماً فقال: قتل مصعب بن عمير رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ، وهو خير مني، فلم يوجد له ما يكفن فيه إلا بردة إن غطي بها رأسه بدت رجلاه وإن غطي بها رجلاه بدا رأسه، ثم بسط لنا من الدنيا ما بسط، أو قال: أعطينا من الدنيا ما أعطينا قد خشينا أن تكون حسناتنا عجلت لنا، ثم جعل يبكي حتى ترك الطعام. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Ibrohim bin Abdurrohman bin Auf bahwasanya ketika dihidangkan makanan ke hadapan Abdurrohman bin Auf dan waktu itu ia sedang menunaikan shoum sunnah. Ia berkata : Mush’ab bin Umair rodliyallohu anhu adalah orang yang lebih baik daripada diriku, ketika ia terbunuh dalam peperangan tidak ada kain untuk mengkafaninya kecuali sepotong selimut dari bulu, dimana bila kepalanya ditutup maka kedua kakinya terbuka dan bila kedua kakinya ditutup maka kepalanya yang terbuka. Kemudian kami telah dibentangkan kekayaan yang melimpah. Kami khawatir kalau kebaikan kami telah dibalas dengan kekayaan ini . Kemudian ia menangis dan meninggalkan makanan itu [HR Bukhori]
2. Tangisan haru
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم لأبي بن كعب رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ إن اللَّه عَزَّ وَجَلَّ أمرني أن أقرأ عليك: {لم يكن الذين كفروا} (البينة) قال: وسماني؟ قال نعم فبكى. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada Ubay bin Ka’ab rodliyallohu anhu : sesungguhnya Alloh Azza Wajalla memerintahkan kepadaku agar membacakan kepadamu lamyakunilladziina kafaruu yaitu surat albayyinah. Ubay berkata : apakah Alloh menyebut namaku ? Beliau menjawab : benar. Akhirnya Ubaypun menangis [muttafaq alaih]
3. Tangisan sedih dan kasih sayang kepada sesama
وعنه رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: قال أبو بكر لعمر رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما بعد وفاة رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: انطلق بنا إلى أم أيمن نزورها كما كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يزورها. فلما انتهينا إليها بكت. فقالا لها ما يبكيك؟ أما تعلمين أن ما عند اللَّه خير لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم؟! قالت: إني لا أبكي أني لا أعلم أن ما عند اللَّه خير لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ولكن أبكي أن الوحي قد انقطع من السماء. فهيجتهما على البكاء فجعلا يبكيان معها. رَوَاهُ مُسلِمٌ
Sewaktu rosululloh shollallohu alaihi wasallam telah wafat maka Abu Bakar berkata kepada Umar rodliyallohu anhuma : marilah kita berkunjung ke tempat Ummu Aiman sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam biasa berkunjung ke tempatnya di saat beliau masih hidup. Ketika keduanya tiba di tempat Ummu Aiman, maka menangislah Ummu Aiman. Lantas keduanya bertanya : mengapa engkau menangis ? bukankah engkau tahu bahwa apa yang ada pada diri nabi shollallohu alaihi wasallam sekarang adalah lebih baik ? Ia menjawab : sesungguhnya saya menangis bukan karena itu, saya tahu bahwa apa yang disediakan Alloh buat rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah lebih baik, saya menangis karena wahyu telah terputus. Akhirnya ucapan Ummu Aiman menyebabkan keduanya menangis hingga akhirnya ketiganyapun menangis [HR Muslim]
وعَنْ أبي زيد أسامة بن زيد بن حارثة مولى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وحبه وابن حبه رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قال: أرسلت بنت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم إن ابني قد احتضر فاشهدنا. فأرسل يقرئ السلام ويقول إن لله ما أخذ، وله ما أعطى، وكل شيء عنده بأجل مسمى، فلتصبر ولتحتسب فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها، فقام ومعه سعد بن عبادة ومعاذ بن جبل وأبي ابن كعب وزيد بن ثابت ورجال رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُم، فرفع إِلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الصبي، فأقعده في حجره ونفسه تقعقع ففاضت عيناه. فقال سعد: يا رَسُول اللَّهِ ما هذا ؟ فقال هذه رحمة جعلها اللَّه تعالى في قلوب عباده. وفي رواية: في قلوب من شاء مِنْ عباده، وإنما يرحم اللَّه مِنْ عباده الرحماء مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah pelayan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan kesayangannya, ia berkata : salah seorang putri nabi shollallohu alaihi wasallam mengutus seseorang untuk memberi tahu kepada beliau bahwa anaknya sekarang sedang berada dalam sakarotul maut, maka kami meminta beliau untuk datang, lalu beliau hanya mengutus seorang untuk menyampaikan sabda beliau : sungguh hak bagi Alloh untuk mengambil, memberi dan segala sesuatu telah Alloh tentukan, maka bersabarlah dan bermohonlah pahala kepadaNya. Kemudian utusan itu disuruh kembali sambil meminta dengan sangat dan disertai sumpah agar beliau sudi mendatanginya. Maka pergilah beliau beserta Sa’ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid binTsabit dan beberapa sahabat lainnya. Maka diangkatlah anak yang sakit itu ke pangkuan nabi shollallohu alaihi wasallam, sedangkan nafasnya mulai tersengal-sengal, meneteslah air mata beliau, lantas Sa’ad bertanya : ya rosulalloh, kenapa engkau meneteskan air mata ? beliau menjawab : tetesan air mata ini adalah tangisan kasih sayang yang Alloh karuniakan ke hati hamba-hambaNya. Dalam riwayat lain : di dalam hati hamba-hamba yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh menyayangi hamba-hambaNya yang mempunyai rasa kasih sayang terhadap sesama [HR Bukhori Muslim]
Tangisan yang dimurkai :
1. Niyahah (meratap, histeris di saat tertimpa musibah)
وعن أبي مالك الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران ودرع من جَرَب رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Malik Al asy ‘ari rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wanita yang menangis histeris apabila belum bertaubat sebelum meninggalnya maka akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dikenakan kepadanya baju yang berlumuran cairan tembaga dan mantel yang bercampur peyakit gatal [HR Muslim]
2. Tangisan buaya ( pura-pura menangis untuk menutupi tindakan jahatnya ) sebagaimana tangisan saudara-saudara Yusuf di hadapan bapaknya setelah berhasil membuang yusuf di sumur tua
وَجَاءُوْا أبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُوْنَ
Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis [yusuf : 16]
Si pemalu itu adalah gadis
Si pemalu itu adalah gadis
Bagi orang tua yang merasa bangga punya anak gadis supel, mudah bergaul dengan lawan jenis, tidak canggung untuk berboncengan dengan lelaki, punya pacar berganti-ganti … sungguh itu bukan dasar akhlaq wanita sholehah. Wanita sesuai dengan fitrohnya diciptakan memiliki rasa malu yang lebih besar dari kaum lelaki. Dua dalil di bawah ini mengajari kita betapa pentingnya rasa malu dimiliki kaum wanita :
1. Kisah putri nabi Syuaib alaihissalam
فَجَاءَتْهُ إحْدَاهُمَا تَمْشِى عَلَى اسْتِحْيَاءٍ
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan [alqoshosh : 25]
Yang dimaksud dengan berjalan kemalu-maluan adalah : meletakkan ujung kain tangan untuk menutupi wajahnya.
2. Ungkapan wanita dalam menerima lamaran
عن ابن عبّاس رضى الله عنه أنّ رسول الله قال لاَ تُنْكَحُ الأيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرُ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنُ قالوا يَا رسول الله وَكَيْفَ إذْنُهَا ؟ قال أنْ تَسْكُتَ متفق عليه
Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah janda dinikahi hingga diajak berembuk dan tidaklah gadis diajak dinikahi hingga dimintai izin. Mereka bertanya : bagaimana tanda setujunya ? beliau menjawab : diamnya si gadis [muttafaq alaih]
Imam shon’ani berkata : tanda setuju wanita dalam pinangan adalah diam karena rasa malunya untuk menjawab dengan bahasa terang. Sementara dalam riwayat lain disebutkan : Aisyah berkata : ya rosulalloh wanita itu malu untuk menjawab lamaran, bagaimana tanda setujunya ? beliau menjawab : bila ia diam [dikeluarkan oleh Bukhori Muslim]
Maroji’ :
• Subulussalam, Imam shon’ani 3/119
• Tafsir jalalain, Jalaluddin Muhammad ahmad Almahalli dan Jalaluddin abdurrohman bin Abu bakar Assuyuti hal 388
Bagi orang tua yang merasa bangga punya anak gadis supel, mudah bergaul dengan lawan jenis, tidak canggung untuk berboncengan dengan lelaki, punya pacar berganti-ganti … sungguh itu bukan dasar akhlaq wanita sholehah. Wanita sesuai dengan fitrohnya diciptakan memiliki rasa malu yang lebih besar dari kaum lelaki. Dua dalil di bawah ini mengajari kita betapa pentingnya rasa malu dimiliki kaum wanita :
1. Kisah putri nabi Syuaib alaihissalam
فَجَاءَتْهُ إحْدَاهُمَا تَمْشِى عَلَى اسْتِحْيَاءٍ
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan [alqoshosh : 25]
Yang dimaksud dengan berjalan kemalu-maluan adalah : meletakkan ujung kain tangan untuk menutupi wajahnya.
2. Ungkapan wanita dalam menerima lamaran
عن ابن عبّاس رضى الله عنه أنّ رسول الله قال لاَ تُنْكَحُ الأيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرُ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنُ قالوا يَا رسول الله وَكَيْفَ إذْنُهَا ؟ قال أنْ تَسْكُتَ متفق عليه
Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah janda dinikahi hingga diajak berembuk dan tidaklah gadis diajak dinikahi hingga dimintai izin. Mereka bertanya : bagaimana tanda setujunya ? beliau menjawab : diamnya si gadis [muttafaq alaih]
Imam shon’ani berkata : tanda setuju wanita dalam pinangan adalah diam karena rasa malunya untuk menjawab dengan bahasa terang. Sementara dalam riwayat lain disebutkan : Aisyah berkata : ya rosulalloh wanita itu malu untuk menjawab lamaran, bagaimana tanda setujunya ? beliau menjawab : bila ia diam [dikeluarkan oleh Bukhori Muslim]
Maroji’ :
• Subulussalam, Imam shon’ani 3/119
• Tafsir jalalain, Jalaluddin Muhammad ahmad Almahalli dan Jalaluddin abdurrohman bin Abu bakar Assuyuti hal 388
Senandung wanita kesepian
Senandung wanita kesepian
Salah satu kebiasaan Umar bin Khothob setelah menjabat kholifah adalah ronda untuk mengetahui secara langsung kondisi rakyatnya. Tiba-tiba ia melewati sebuah rumah di mana ada seorang wanita yang sudah lama ditinggalkan suaminya pergi berjihad. Ia senadungkan bait-bait syair untuk mengungkapkan kerinduannya pada sang suami :
تطاول هذا الليل واسود جانبه وطال علي ا ن لا خليل الاعبه
والله لولاخشية الله وحده لحرك من هذا السرير جوانبه
ولكن ربي والحياء يكفني واكرم بعلى ا ن توطا مراكبه
Malam ini begitu panjang dan terasa gelap di sekelilingnya
Lama aku alami, tanpa teman yang aku bisa bercanda dengannya
Demi Alloh ! kalau bukan karena takut kepada Alloh semata
Sungguh akan bergoyang kaki – kaki ranjang ini karenanya
Akan tetapi robku dan rasa malu yang menjagaku
Akan tetapi ternyata onta lebih diutamakan untuk dikendarai suamiku daripada diriku
Umarpun buru-buru pulang untuk menanyakan kepada Hafshoh tentang berapa lama wanita tahan ditinggalkan oleh suami. Maka dijawab oleh Hafshoh : 6 bulan. Akhirnya Umar menetapkan batas waktu maksimal penugasan mujahid adalah 6 bulan
Maroji’ : fiqh sunnah, Sayyid Sabiq 3/163
Salah satu kebiasaan Umar bin Khothob setelah menjabat kholifah adalah ronda untuk mengetahui secara langsung kondisi rakyatnya. Tiba-tiba ia melewati sebuah rumah di mana ada seorang wanita yang sudah lama ditinggalkan suaminya pergi berjihad. Ia senadungkan bait-bait syair untuk mengungkapkan kerinduannya pada sang suami :
تطاول هذا الليل واسود جانبه وطال علي ا ن لا خليل الاعبه
والله لولاخشية الله وحده لحرك من هذا السرير جوانبه
ولكن ربي والحياء يكفني واكرم بعلى ا ن توطا مراكبه
Malam ini begitu panjang dan terasa gelap di sekelilingnya
Lama aku alami, tanpa teman yang aku bisa bercanda dengannya
Demi Alloh ! kalau bukan karena takut kepada Alloh semata
Sungguh akan bergoyang kaki – kaki ranjang ini karenanya
Akan tetapi robku dan rasa malu yang menjagaku
Akan tetapi ternyata onta lebih diutamakan untuk dikendarai suamiku daripada diriku
Umarpun buru-buru pulang untuk menanyakan kepada Hafshoh tentang berapa lama wanita tahan ditinggalkan oleh suami. Maka dijawab oleh Hafshoh : 6 bulan. Akhirnya Umar menetapkan batas waktu maksimal penugasan mujahid adalah 6 bulan
Maroji’ : fiqh sunnah, Sayyid Sabiq 3/163
Semua nabi beristighfar
Semua nabi beristighfar
Manusia adalah tempat salah dan lupa. Kesalahan yang ia lakukan ada yang ia sadari dan ada yang ia tidak sadari, ada yang berkenaan dengan hablun minalloh dan ada yang berkenaan dengan hablun minannas. Sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah siapa yang cepat bertobat kepada Alloh. Para nabi adalah uswah (contoh suri tauladan) meskipun mereka mendapat jaminan ma’shum dan mendapat jaminan ampunan akan tetapi mulut mereka senantiasa basah oleh istighfar.
Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Adam alaihissalam :
قالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Keduanya (Adam dan Hawa) berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. [al a’rof : 23]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Nuh alaihissalam :
ربِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِى مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إلاَّ تَبَارًا
Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". [nuh : 28]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Musa alaihissalam beristighfar
قال رَبِّ إنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَغَفَرَ لَهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [alqoshosh : 16]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Yunus alaihissalam :
وَذَا النُّوْن إذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِى الظُّلُمَاتِ أنْ لا إله إلاّ أنْتَ سُبْحَانَكَ
إنّى كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَالِكَ نُنْجِى الْمُؤْمِنِِيْنَ
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap : "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim."
88. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman [al anbiya’ : 87-88]
Kitapun akan mendapatkan rosululloh shollallohu alaihi wasallam memperbanyak istighfar dalam setiap harinya :
وعَنْ الأغر بن يسار المزني رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يا أيها الناس توبوا إِلَى اللَّه واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Aghor bin Yasar Almuzni rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wahai manusia bertaubat dan beristighfarlah kalian kepada Alloh karena sesungguhnya aku bertaubat dalam seharinya adalah 100 kali [HR Muslim]
Pertanyaan yang harus kita ketahui adalah kenapa para nabi memperbanyak istighfar padahal mereka meiliki jaminan ampunan dari Alloh maka para ulama menerangkan bahwa hikmah dari itu adalah :
• Memberi pelajaran kepada umatnya
• Mengangkat derajat di sisi Alloh
Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/31
Manusia adalah tempat salah dan lupa. Kesalahan yang ia lakukan ada yang ia sadari dan ada yang ia tidak sadari, ada yang berkenaan dengan hablun minalloh dan ada yang berkenaan dengan hablun minannas. Sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah siapa yang cepat bertobat kepada Alloh. Para nabi adalah uswah (contoh suri tauladan) meskipun mereka mendapat jaminan ma’shum dan mendapat jaminan ampunan akan tetapi mulut mereka senantiasa basah oleh istighfar.
Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Adam alaihissalam :
قالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Keduanya (Adam dan Hawa) berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. [al a’rof : 23]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Nuh alaihissalam :
ربِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِى مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إلاَّ تَبَارًا
Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". [nuh : 28]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Musa alaihissalam beristighfar
قال رَبِّ إنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَغَفَرَ لَهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [alqoshosh : 16]
Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Yunus alaihissalam :
وَذَا النُّوْن إذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِى الظُّلُمَاتِ أنْ لا إله إلاّ أنْتَ سُبْحَانَكَ
إنّى كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَالِكَ نُنْجِى الْمُؤْمِنِِيْنَ
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap : "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim."
88. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman [al anbiya’ : 87-88]
Kitapun akan mendapatkan rosululloh shollallohu alaihi wasallam memperbanyak istighfar dalam setiap harinya :
وعَنْ الأغر بن يسار المزني رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يا أيها الناس توبوا إِلَى اللَّه واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Aghor bin Yasar Almuzni rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wahai manusia bertaubat dan beristighfarlah kalian kepada Alloh karena sesungguhnya aku bertaubat dalam seharinya adalah 100 kali [HR Muslim]
Pertanyaan yang harus kita ketahui adalah kenapa para nabi memperbanyak istighfar padahal mereka meiliki jaminan ampunan dari Alloh maka para ulama menerangkan bahwa hikmah dari itu adalah :
• Memberi pelajaran kepada umatnya
• Mengangkat derajat di sisi Alloh
Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/31
Pujian rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada nabi Daud alaihissalam
Pujian rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada nabi Daud alaihissalam
• Nabi Daud alaihissalam adalah nabi yang berdikari, hidup tidak mau menggantungkan diri pada orang lain. Inilah pengakuan jujur dari Muhammad shollallohu alaihi wasallam agar ditiru umatnya :
وعن المقداد بن معد يكرب رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال ما أكل أحد طعاماً قط خيراً من أن يأكل من عمل يده إن نبي اللَّه داود عليه السلام كان يأكل من عمل يده رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Dari Miqdad bin Ma’ad Yakrib rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang makan makanan yang lebih baik daripada makan dari jerih payah bekerja dengan tangannya sendiri, karena sesungguhnya nabiyulloh Daud alaihissalam senantiasa makan dari jerih payah bekerja dengan tangannya sendiri [HR Bukhori]
• Nabi Daud alaihissalam adalah nabi yang ‘abid (ahli ibadah) baik di malam hari dengan sholat malam maupun shoum di siang hari
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال له أحب الصلاة إلى اللَّه صلاة داود، وأحب الصيام إلى اللَّه صيام داود: كان ينام نصف الليل، ويقوم ثلثه، وينام سدسه، ويصوم يوماً ويفطر يوماً مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda kepadanya : sholat yang paling dicintai Alloh adalah sholat nabi Daud dan shiyam yang paling dicintai Alloh adalah shiyam nabi Daud dimana ia tidur hingga pertengahan malam lalu sholat di sepertiga malam dan tidur kembali pada seperenamnya dan ia senantiasa melaksanakan shoum sehari dan berbuka sehari [Muttafaq alaih]
Betapa banyak di antara umat islam begitu giat dalam beribadah. Melaksanakan ibadah wajib dan menyempurnakannya dengan ibadah sunnah akan tetapi tidak memiliki etos kerja yang baik bahkan terkesan malas untuk bekerja yang akhirnya hidupnya menggantungkan pada orang lain dengan alasan
والاخِرَةُ خَيْرٌ وَأبْقَى
Kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal [ al a’la : 17]
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
Dunia penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir [HR Muslim]
Sebaliknya ada di antara kita yang begitu giat untuk urusan dunia tetapi melalaikan urusan akhirat. Ibadah sunnah tidak terpikirkan sementara ibadah fardlu dikerjakan sekedar menggugurkan kewajiban. Siang hari digunakan total untuk bekerja sementara pada malam hari total digunakan untuk istirahat. Orang seperti ini pantas dikomentari dengan firman Alloh
ولكنّ أكثر النّاس لا يعلمون يعلمون ظاهرا من الحياة الدّنيا وهم عن الاخرة هم غافلون
Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. [arum : 6-7]
Atau sebagaimana pepatah mengatakan
حِمَارٌ فِى النَّهَارِ جِيْفَةٌ فِى اللَّيْلِ
Bekerja keras tanpa mengenal lelah seharian penuh seperti keledai, akan tetapi bangkai di malam hari tidur dengan pulasnya tanpa sholat malam
• Nabi Daud alaihissalam adalah nabi yang berdikari, hidup tidak mau menggantungkan diri pada orang lain. Inilah pengakuan jujur dari Muhammad shollallohu alaihi wasallam agar ditiru umatnya :
وعن المقداد بن معد يكرب رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال ما أكل أحد طعاماً قط خيراً من أن يأكل من عمل يده إن نبي اللَّه داود عليه السلام كان يأكل من عمل يده رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Dari Miqdad bin Ma’ad Yakrib rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang makan makanan yang lebih baik daripada makan dari jerih payah bekerja dengan tangannya sendiri, karena sesungguhnya nabiyulloh Daud alaihissalam senantiasa makan dari jerih payah bekerja dengan tangannya sendiri [HR Bukhori]
• Nabi Daud alaihissalam adalah nabi yang ‘abid (ahli ibadah) baik di malam hari dengan sholat malam maupun shoum di siang hari
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال له أحب الصلاة إلى اللَّه صلاة داود، وأحب الصيام إلى اللَّه صيام داود: كان ينام نصف الليل، ويقوم ثلثه، وينام سدسه، ويصوم يوماً ويفطر يوماً مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda kepadanya : sholat yang paling dicintai Alloh adalah sholat nabi Daud dan shiyam yang paling dicintai Alloh adalah shiyam nabi Daud dimana ia tidur hingga pertengahan malam lalu sholat di sepertiga malam dan tidur kembali pada seperenamnya dan ia senantiasa melaksanakan shoum sehari dan berbuka sehari [Muttafaq alaih]
Betapa banyak di antara umat islam begitu giat dalam beribadah. Melaksanakan ibadah wajib dan menyempurnakannya dengan ibadah sunnah akan tetapi tidak memiliki etos kerja yang baik bahkan terkesan malas untuk bekerja yang akhirnya hidupnya menggantungkan pada orang lain dengan alasan
والاخِرَةُ خَيْرٌ وَأبْقَى
Kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal [ al a’la : 17]
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
Dunia penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir [HR Muslim]
Sebaliknya ada di antara kita yang begitu giat untuk urusan dunia tetapi melalaikan urusan akhirat. Ibadah sunnah tidak terpikirkan sementara ibadah fardlu dikerjakan sekedar menggugurkan kewajiban. Siang hari digunakan total untuk bekerja sementara pada malam hari total digunakan untuk istirahat. Orang seperti ini pantas dikomentari dengan firman Alloh
ولكنّ أكثر النّاس لا يعلمون يعلمون ظاهرا من الحياة الدّنيا وهم عن الاخرة هم غافلون
Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. [arum : 6-7]
Atau sebagaimana pepatah mengatakan
حِمَارٌ فِى النَّهَارِ جِيْفَةٌ فِى اللَّيْلِ
Bekerja keras tanpa mengenal lelah seharian penuh seperti keledai, akan tetapi bangkai di malam hari tidur dengan pulasnya tanpa sholat malam
Perang bahasa
Perang bahasa
Alloh Ta’ala berfirman :
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِئُوْا نُوْرَ الله بِأَفْوَاهِهِمْ والله مُتِمُّ نُوْرِهِ وِلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". [ash shof : 8]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan maksud memadamkan cahaya Alloh adalah : membuat istilah atau ungkapan rusak untuk menolak kebenaran.
Demikianlah seorang muslim harus menerima kenyataan ini.
Ketika seorang menghidupkan jihad fisabilillah maka julukan yang mereka sebut adalah terorisme
Ketika seorang istiqomah dalam menjalankan ajaran islam maka mereka katakan islam fanatik
Ketika seorang beriltizam terhadap nilai-nilai islam maka mereka juluki islam fundamentalis
Ketika seorang muslim ingin menegakkan alhaq maka mereka berteriak itu islam garis keras
Ketika seorang muslim ingin memberantas bid’ah dan khurofat maka meraka namakan kelompok ini sebagai GAM (gerakan anti maulid) atau GAY (gerakan anti yasinan) atau wahabi
Tidak usah merasa heran, karena dulu para nabi dan orang sholih pernah merasakan perlakuan seperti itu.
Nabi Luth alaihissalam yang melarang kaumnya untuk nikah sejenis maka gelar manusia sok suci diberikan kepadanya :
وَمَا كَانَ جَوَابُ قَوْمِهِ إلاَّ أنْ قَالُوْا أخْرِجُوْهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إنّهُمْ أنَاسٌ يَتَطَهَّرُوْنَ
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini : Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sok suci." [al a’rof : 82]
Nabi Nuh alaihissalam ketika mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh maka mereka sebut sebagai baadiyarro’yi (manusia hina)
فَقَالَ الْمَلأُ الّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إلاَّ بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إلاَّ الّذِيْنَ هُمْ أرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنّكُمْ كَاذِبِيْنَ
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas Kami, bahkan Kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". [hud : 27]
Nabi Syuaib yang mengingatkan kaumnya agar jujur dalam timbangan justru mendapat julukan halus yang menyakitkan :
قَالُوْا يَأشُعَيْبُ أصَلَوَاتُكَ تَأْمُرُكَ أنْ نَتْرُكَ مَايَعْبُدُ ءَابَاءُنَا أوْ أنْ نَفْعَلَ فِى أمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إنّكَ لأَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, Apakah sholatmu menyuruh kamu agar Kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak Kami atau melarang Kami memperbuat apa yang Kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat Penyantun lagi berakal [hud : 87]
Rosululloh dengan akhlaq yang agung dan ajaran mulia ternyata tidak luput dari cacian dimana mereka katakan sebagai syaa irun majnun (penyair gila)
وَيَقُوْلُوْنَ أئِنَّا لَتَارِكُوْا ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُوْنٍ
Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" [ash shofat : 36]
Alquran sebagai petunjuk hidup mereka beri istilah asaathirul awwaliin (dongengan yang kuno)
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوْبِهِمْ أكِنَّةً أنْ يَفْقَهُوْهُ وَفِى اذَانِهِمْ وَقْرًا وَإنْ يَرَوْا كُلَّ ايَةٍ لاَ يُؤْمِنُوْنُوابِهَا حَتَّى إذَا جَاءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الّذِيْنَ كَفَرُوْا إنْ هذَا إلاَّ أسَاطِيْرُ الأوّلِيْنَ
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, Padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." [al an’am : 25]
Para sahabat sebagai pendamping setia yang sudah Alloh beri gelar khoirul kurun (sebaik-baik masa) mereka anggap sebagai sufahaa (orang-orang bodoh)
وَإذَا قِيْلَ لَهُمْ ءَامِنُوْا كَمَا امَنَ النَّاسُ قَالُوْا أنُؤْمِنُ كَمَا امَنَ السُّفَهَاءُ ألاَ إنّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلكِنْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. [albaqoroh : 13]
Akan tetapi kita mendapati sesuatu yang sangat kontras manakala mereka melakukan perbuatan ma’shiyat dengan sibuk mereka mereka mencari istilah untuk memberi kesan bahwa mereka sedang melakukan satu perbuatan yang mulia
Sebagaimana ketika iblis hendak menggelincirkan Adam dengan nada halus dan bijak mengajak Adam untuk mendekati pohon terlarang sambil mengatakan bahwa kedatangannya adalah membawa misi nasehat
وَقَاسَمَهُمَا إنّى لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِيْنَ
Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", [al a’rof : 21]
Kitapun akan mendapati orang munafiq ketika diseru untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi. Maka dengan ringannya mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan demi mewujudkan satu kebaikan sebagaimana firman Alloh :
وإذا قيل لهم لا تفسدوا فى الأرض قالوا إنّما نحن مصلحون
Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan." [albaqoroh : 11]
Demikianlah permainan bahasa mereka pentaskan.
Pelacur sebagai satu profesi kotor nan menjijikkan mereka sitilahkan sebagai hostes atau kupu-kupu malam
Menaikkan harga yang sebenarnya untuk membela kaum pengusaha mereka sebut sebagai penyesuaian harga
Pinjaman dari Negara-negara kapitalis yang berujung kepada keterpurukan bangsa mereka namakan dengan bantuan luar negeri
Penjajahan terhadap negeri-negeri muslim yang dilakukan Amerika mereka semboyankan sebagai “ tatanan dunia baru “
Alloh Ta’ala berfirman :
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِئُوْا نُوْرَ الله بِأَفْوَاهِهِمْ والله مُتِمُّ نُوْرِهِ وِلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". [ash shof : 8]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan maksud memadamkan cahaya Alloh adalah : membuat istilah atau ungkapan rusak untuk menolak kebenaran.
Demikianlah seorang muslim harus menerima kenyataan ini.
Ketika seorang menghidupkan jihad fisabilillah maka julukan yang mereka sebut adalah terorisme
Ketika seorang istiqomah dalam menjalankan ajaran islam maka mereka katakan islam fanatik
Ketika seorang beriltizam terhadap nilai-nilai islam maka mereka juluki islam fundamentalis
Ketika seorang muslim ingin menegakkan alhaq maka mereka berteriak itu islam garis keras
Ketika seorang muslim ingin memberantas bid’ah dan khurofat maka meraka namakan kelompok ini sebagai GAM (gerakan anti maulid) atau GAY (gerakan anti yasinan) atau wahabi
Tidak usah merasa heran, karena dulu para nabi dan orang sholih pernah merasakan perlakuan seperti itu.
Nabi Luth alaihissalam yang melarang kaumnya untuk nikah sejenis maka gelar manusia sok suci diberikan kepadanya :
وَمَا كَانَ جَوَابُ قَوْمِهِ إلاَّ أنْ قَالُوْا أخْرِجُوْهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إنّهُمْ أنَاسٌ يَتَطَهَّرُوْنَ
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini : Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sok suci." [al a’rof : 82]
Nabi Nuh alaihissalam ketika mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh maka mereka sebut sebagai baadiyarro’yi (manusia hina)
فَقَالَ الْمَلأُ الّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إلاَّ بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إلاَّ الّذِيْنَ هُمْ أرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنّكُمْ كَاذِبِيْنَ
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas Kami, bahkan Kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". [hud : 27]
Nabi Syuaib yang mengingatkan kaumnya agar jujur dalam timbangan justru mendapat julukan halus yang menyakitkan :
قَالُوْا يَأشُعَيْبُ أصَلَوَاتُكَ تَأْمُرُكَ أنْ نَتْرُكَ مَايَعْبُدُ ءَابَاءُنَا أوْ أنْ نَفْعَلَ فِى أمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إنّكَ لأَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, Apakah sholatmu menyuruh kamu agar Kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak Kami atau melarang Kami memperbuat apa yang Kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat Penyantun lagi berakal [hud : 87]
Rosululloh dengan akhlaq yang agung dan ajaran mulia ternyata tidak luput dari cacian dimana mereka katakan sebagai syaa irun majnun (penyair gila)
وَيَقُوْلُوْنَ أئِنَّا لَتَارِكُوْا ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُوْنٍ
Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" [ash shofat : 36]
Alquran sebagai petunjuk hidup mereka beri istilah asaathirul awwaliin (dongengan yang kuno)
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوْبِهِمْ أكِنَّةً أنْ يَفْقَهُوْهُ وَفِى اذَانِهِمْ وَقْرًا وَإنْ يَرَوْا كُلَّ ايَةٍ لاَ يُؤْمِنُوْنُوابِهَا حَتَّى إذَا جَاءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الّذِيْنَ كَفَرُوْا إنْ هذَا إلاَّ أسَاطِيْرُ الأوّلِيْنَ
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, Padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." [al an’am : 25]
Para sahabat sebagai pendamping setia yang sudah Alloh beri gelar khoirul kurun (sebaik-baik masa) mereka anggap sebagai sufahaa (orang-orang bodoh)
وَإذَا قِيْلَ لَهُمْ ءَامِنُوْا كَمَا امَنَ النَّاسُ قَالُوْا أنُؤْمِنُ كَمَا امَنَ السُّفَهَاءُ ألاَ إنّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلكِنْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. [albaqoroh : 13]
Akan tetapi kita mendapati sesuatu yang sangat kontras manakala mereka melakukan perbuatan ma’shiyat dengan sibuk mereka mereka mencari istilah untuk memberi kesan bahwa mereka sedang melakukan satu perbuatan yang mulia
Sebagaimana ketika iblis hendak menggelincirkan Adam dengan nada halus dan bijak mengajak Adam untuk mendekati pohon terlarang sambil mengatakan bahwa kedatangannya adalah membawa misi nasehat
وَقَاسَمَهُمَا إنّى لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِيْنَ
Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", [al a’rof : 21]
Kitapun akan mendapati orang munafiq ketika diseru untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi. Maka dengan ringannya mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan demi mewujudkan satu kebaikan sebagaimana firman Alloh :
وإذا قيل لهم لا تفسدوا فى الأرض قالوا إنّما نحن مصلحون
Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan." [albaqoroh : 11]
Demikianlah permainan bahasa mereka pentaskan.
Pelacur sebagai satu profesi kotor nan menjijikkan mereka sitilahkan sebagai hostes atau kupu-kupu malam
Menaikkan harga yang sebenarnya untuk membela kaum pengusaha mereka sebut sebagai penyesuaian harga
Pinjaman dari Negara-negara kapitalis yang berujung kepada keterpurukan bangsa mereka namakan dengan bantuan luar negeri
Penjajahan terhadap negeri-negeri muslim yang dilakukan Amerika mereka semboyankan sebagai “ tatanan dunia baru “
Pelarian suami yang tengkar dengan istri
Pelarian suami yang tengkar dengan istri
Pertengkaran suami istri adalah hal biasa, yang luar binasa manakala pertengkaran berujung dengan pecahnya gelas,rusaknya daun pintu atau merembet kepada damprat yang menimpa anak.
Untuk memberi ketenangan terkadang sang suami yang tidak berilmu melampiaskannya dengan amal yang tidak bermanfaat : main catur, main kartu atau nongkrong di warung kopi. Inilah kisah ngambeknya salaf ash sholih di saat bertengkar dengan pasangannya, barangkali bisa ditiru.
عن سهل بن سعد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم جَاءَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بَيْتَ فَاطِمَةَ فَلَمْ يَجِدْ عَلِيًّا فِى الْبِيْتِ فقال أيْنَ إبْنُ عَمِّكَ ؟ قالت كاَنَ بِيْنِي وَبَيْنَهُ شَيْءٌ فَغَاضَبَنِي فَخَرَجَ فَلَمْ يَقِلْ عِنْدِى فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لإِنْسَانٍ أنْظُرْ أيْنَ هُوَ فَجَاءَ فقال يا رسول الله هُوَ فِى الْمَسْجِدِ رَاقِدٌ فَجَاءَ رسول الله صلى الله عليه وسلم وَهُوَ مُضْطَجِعٌ قَدْ سَقَطَ رِدَاءُهُ عَنْ شِقِّهِ وَأصَابَهُ تُرَابٌ فَجَعَلَ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَمْسَحُهُ عَنْهُ وَيَقُوْلُ قُمْ أبَا تُرَابٍ قُمْ أبَا تُرَابٍ رواه بخارى مسلم
Dari Sahl bin Sa’ad bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam datang di rumah Fatimah akan tetapi tidak menjumpai Ali di sana. Beliau bersabda : dimana anak pamanmu ? (maksudnya adalah Ali) Fatimah menjawab : antara aku dan dia ada percekcokan lalu ia marah padaku, iapun keluar dan tidak tidur siang di sisiku. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda kepada seseorang untuk mencari Ali dimana ia berada. Datanglah orang itu seraya berkata : ya rosulalloh ia ada di masjid sedang tidur. Maka datanglah rosulalloh shollallohu alaihi wasaallam sementara Ali masih berbaring dalam keadaan kainnya jatuh dari pundaknya sehingga tanah banyak menempel di kulitnya. Nabipun mengusap debu dari kulitnya seraya memanggilnya : bangunlah wahai Abu Turob (bapak tanah), bangunlah wahai abu Turob dengan nada bercanda [HR Bukhori Muslim]
Hadits ini memberi pelajaran kepada kita :
• Orang tua harus bisa tenang dalam menghadapi pertengkaran anaknya dengan suaminya, tidak memihak akan tetapi berusaha mencari solusi
• Melerai pertengkaran dengan bercanda bisa mencairkan ketegangan
• Masjid sebagai sarana yang baik bagi suami untuk mendinginkan suasana setelah sebelumnya mengalami pertengkaran dengan pasangan hidupnya
Pertengkaran suami istri adalah hal biasa, yang luar binasa manakala pertengkaran berujung dengan pecahnya gelas,rusaknya daun pintu atau merembet kepada damprat yang menimpa anak.
Untuk memberi ketenangan terkadang sang suami yang tidak berilmu melampiaskannya dengan amal yang tidak bermanfaat : main catur, main kartu atau nongkrong di warung kopi. Inilah kisah ngambeknya salaf ash sholih di saat bertengkar dengan pasangannya, barangkali bisa ditiru.
عن سهل بن سعد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم جَاءَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بَيْتَ فَاطِمَةَ فَلَمْ يَجِدْ عَلِيًّا فِى الْبِيْتِ فقال أيْنَ إبْنُ عَمِّكَ ؟ قالت كاَنَ بِيْنِي وَبَيْنَهُ شَيْءٌ فَغَاضَبَنِي فَخَرَجَ فَلَمْ يَقِلْ عِنْدِى فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لإِنْسَانٍ أنْظُرْ أيْنَ هُوَ فَجَاءَ فقال يا رسول الله هُوَ فِى الْمَسْجِدِ رَاقِدٌ فَجَاءَ رسول الله صلى الله عليه وسلم وَهُوَ مُضْطَجِعٌ قَدْ سَقَطَ رِدَاءُهُ عَنْ شِقِّهِ وَأصَابَهُ تُرَابٌ فَجَعَلَ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَمْسَحُهُ عَنْهُ وَيَقُوْلُ قُمْ أبَا تُرَابٍ قُمْ أبَا تُرَابٍ رواه بخارى مسلم
Dari Sahl bin Sa’ad bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam datang di rumah Fatimah akan tetapi tidak menjumpai Ali di sana. Beliau bersabda : dimana anak pamanmu ? (maksudnya adalah Ali) Fatimah menjawab : antara aku dan dia ada percekcokan lalu ia marah padaku, iapun keluar dan tidak tidur siang di sisiku. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda kepada seseorang untuk mencari Ali dimana ia berada. Datanglah orang itu seraya berkata : ya rosulalloh ia ada di masjid sedang tidur. Maka datanglah rosulalloh shollallohu alaihi wasaallam sementara Ali masih berbaring dalam keadaan kainnya jatuh dari pundaknya sehingga tanah banyak menempel di kulitnya. Nabipun mengusap debu dari kulitnya seraya memanggilnya : bangunlah wahai Abu Turob (bapak tanah), bangunlah wahai abu Turob dengan nada bercanda [HR Bukhori Muslim]
Hadits ini memberi pelajaran kepada kita :
• Orang tua harus bisa tenang dalam menghadapi pertengkaran anaknya dengan suaminya, tidak memihak akan tetapi berusaha mencari solusi
• Melerai pertengkaran dengan bercanda bisa mencairkan ketegangan
• Masjid sebagai sarana yang baik bagi suami untuk mendinginkan suasana setelah sebelumnya mengalami pertengkaran dengan pasangan hidupnya
Pak Tarmizi Firdaus berpuisi tentang peringatan maulid nabi
Pak Tarmizi Firdaus berpuisi tentang peringatan maulid nabi
Maulid nabi
Di sebuah masjid
Diadakan peringatan maulid nabi
Alhamdulillah
Jamaah membludak penuh sesak
Sampai ke pelataran
Sampai ke pekarangan
Sampai ke halaman
Rumah-rumah tetangga
Pagar tembok di panjat
Pagar bambu hampir roboh
Berdiri di atas meja tidak masalah
Nangkring di atas pohon siapa takut
Tukang sekoteng panen
Tukang somay laris manis
Poster kyai laku keras
Peci haji banting harga
Penceramah lima orang
Mengebu-gebu, berapi-api
Jama’ah terkagum, terpana
Kadang terpingkal-pingkal
Kadang takbir bergemuruh
Alhamdulillah …….
Aku berfikir, malam itu setan kalah
Taqwa sedang memuncak
Semangat jihad meluap dahsyat
Rasanya, matipun rela
Subuh, pagi-pagi sekali
Di masjid yang itu-itu juga
Mimbar yang itu-itu juga
Mihrobnya belum berubah
Karpetnya belum diganti
Kemana perginya jama’ah yang melimpah ? kemana perginya
Takbir yang bergemuruh ?
Subuh itu sepi sekali
Jamaah hadir
Dalam hitungan jari
Maroji’ : bila jarum jam berdentang, Tarmizi Firdaus hal 184
Maulid nabi
Di sebuah masjid
Diadakan peringatan maulid nabi
Alhamdulillah
Jamaah membludak penuh sesak
Sampai ke pelataran
Sampai ke pekarangan
Sampai ke halaman
Rumah-rumah tetangga
Pagar tembok di panjat
Pagar bambu hampir roboh
Berdiri di atas meja tidak masalah
Nangkring di atas pohon siapa takut
Tukang sekoteng panen
Tukang somay laris manis
Poster kyai laku keras
Peci haji banting harga
Penceramah lima orang
Mengebu-gebu, berapi-api
Jama’ah terkagum, terpana
Kadang terpingkal-pingkal
Kadang takbir bergemuruh
Alhamdulillah …….
Aku berfikir, malam itu setan kalah
Taqwa sedang memuncak
Semangat jihad meluap dahsyat
Rasanya, matipun rela
Subuh, pagi-pagi sekali
Di masjid yang itu-itu juga
Mimbar yang itu-itu juga
Mihrobnya belum berubah
Karpetnya belum diganti
Kemana perginya jama’ah yang melimpah ? kemana perginya
Takbir yang bergemuruh ?
Subuh itu sepi sekali
Jamaah hadir
Dalam hitungan jari
Maroji’ : bila jarum jam berdentang, Tarmizi Firdaus hal 184
Orang yang tidak tahajud
Orang yang tidak tahajud
Sholat tahajud meskipun hukumnya sunnah artinya bila tidak dilaksanakan orang yang bersangkutan tidak dikenai dosa akan tetapi sungguh dia akan mendapatkan kerugian luar biasa tiap harinya diantaranya :
1. Tidak pantas dijadikan contoh suri tauladan
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يا عبد اللَّه لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wahai Abdulloh engkau jangan seperti si fulan, dulu ia rajin sholat tahajud sekarang ia sudah tidak melaksanakan sholat malamnya [muttafaq alaih]
2. Tanda berhasilnya setan untuk mengencinginya
وعن ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال ذكر عند النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم رجل نام ليلة حتى أصبح قال ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه أو قال أذنه مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu : diceritakan di sisi nabi shollallohu alaihi wasallam tentang seorang tidur hingga waktu shubuh akan tetapi ia tidak sempat melaksanakan sholat malam. Maka beliau bersabda : itulah orang yang telinganya dikencingi setan [muttafaq alaih]
3. Dikuasai setan di siang hari dimana jiwanya akan kotor
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال يعقد الشيطان على قافية رأس أحدكم إذا هو نام ثلاث عقد، يضرب على كل عقدة: عليك ليل طويل فارقد، فإن استيقظ فذكر اللَّه تعالى انحلت عقدة، فإن توضأ انحلت عقدة، فإن صلى انحلت عقده فأصبح نشيطاً طيب النفس، وإلا أصبح خبيث النفس كَسْلانَ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : setan senantiasa mengikat di tengkuk salah seorang di antara kalian dengan tiga ikatan di saat ia tidur. Dipukullah tiap-tiap ikatan itu sembari mengatakan malam masih panjang tidurlah ! Bila orang tadi bangun lalu berdzikir kepada Alloh maka ikatan pertama terlepas, bila ia berwudlu maka terlepaslah ikatan yang kedua dan bila ia sholat malam maka ikatan yang ketigapun akan terlepas sehingga pada waktu pagi ia akan bergairah dan hatinya bersih akan tetapi bila ia tidak sholat malam maka ia akan bangun dalam keadaan malas dan jiwanyapun kotor [muttafaq alaih]
Sholat tahajud meskipun hukumnya sunnah artinya bila tidak dilaksanakan orang yang bersangkutan tidak dikenai dosa akan tetapi sungguh dia akan mendapatkan kerugian luar biasa tiap harinya diantaranya :
1. Tidak pantas dijadikan contoh suri tauladan
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يا عبد اللَّه لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wahai Abdulloh engkau jangan seperti si fulan, dulu ia rajin sholat tahajud sekarang ia sudah tidak melaksanakan sholat malamnya [muttafaq alaih]
2. Tanda berhasilnya setan untuk mengencinginya
وعن ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال ذكر عند النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم رجل نام ليلة حتى أصبح قال ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه أو قال أذنه مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu : diceritakan di sisi nabi shollallohu alaihi wasallam tentang seorang tidur hingga waktu shubuh akan tetapi ia tidak sempat melaksanakan sholat malam. Maka beliau bersabda : itulah orang yang telinganya dikencingi setan [muttafaq alaih]
3. Dikuasai setan di siang hari dimana jiwanya akan kotor
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال يعقد الشيطان على قافية رأس أحدكم إذا هو نام ثلاث عقد، يضرب على كل عقدة: عليك ليل طويل فارقد، فإن استيقظ فذكر اللَّه تعالى انحلت عقدة، فإن توضأ انحلت عقدة، فإن صلى انحلت عقده فأصبح نشيطاً طيب النفس، وإلا أصبح خبيث النفس كَسْلانَ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : setan senantiasa mengikat di tengkuk salah seorang di antara kalian dengan tiga ikatan di saat ia tidur. Dipukullah tiap-tiap ikatan itu sembari mengatakan malam masih panjang tidurlah ! Bila orang tadi bangun lalu berdzikir kepada Alloh maka ikatan pertama terlepas, bila ia berwudlu maka terlepaslah ikatan yang kedua dan bila ia sholat malam maka ikatan yang ketigapun akan terlepas sehingga pada waktu pagi ia akan bergairah dan hatinya bersih akan tetapi bila ia tidak sholat malam maka ia akan bangun dalam keadaan malas dan jiwanyapun kotor [muttafaq alaih]
Nasehat seorang mujahid kepada qo’idun
Nasehat seorang mujahid kepada qo’idun
Mujahid adalah orang yang berjihad di medan perang melawan musuh-musuh Alloh dimana hanya ada satu di antara dua kemungkinan baginya yaitu membunuh atau terbunuh. Sementara qoidun adalah orang yang duduk artinya duduk tidak berjihad, hidupnya dihabiskan untuk beribadah atau tholabul ilmi dan lainnya.
Seorang ulama, ahli hadits dan mujahid bernama Abdulloh bin Mubarok memberi nasehat kepada Fudhoil bin Iyadl yang sering disebut imamul haromain. Ia adalah seorang ulama sekaligus imam di masjidil harom yang apabila membacakan ayat alquran di saat mengimami jamaah maka bacaannya akan membuat mereka bercucuran air mata, akan tetapi ia belum pernah terjun ke kancah jihad fisabilillah. Maka Abdulloh bin Mubarok mengirim surat nasehat kepadanya :
ياَعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ إنْ أبْصَرْتَنَا لَعَلِمْتَ أنَّكَ بِالْعِبَادَةِ تَلْعَبُ
منْ كَانَ يَخْضَبُ خَدُّهُ بِدُمُوْعِهِ فَنُحُوْرُنا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَّبُ
أوْ كَانَ يَتْعَبُ خَيْلهُ فِى بَاطِلٍ فَخُيُوْلُنَا يَوْمَ الصَّبِيْحَةِ تَتْعَبُ
ريْحُ الْعَبِيْرِ لَكُمْ وَنَحْن عَبِيْرُنَا وَهْجُ السَّنَابِكِ وَالْغُبَارُ الأَطْيَبُ
وَلَقَدْ أتَانَا مِنْ مَقَالِ نَبِيِّناَ قَوْلٌ صَحِيْحٌ صَادِقٌ لاَ يَكْذِبُ
لا يَسْتَوِى غَبَارُ خَيْلِ الله فِى أنْفِ امْرِئٍ وَدُخَانُ نَارٍ تَلْهَبُ
هذَا كِتَابُ الله يَنْطِقُ بَيْنَنَا لَيْسَ الشَّهِيْدُ بِمَيِّتٍ لاَ يَكْذِبُ
Wahai orang yang beribadah di Haromain,andaikata engkau melihat kami
Niscaya engkau akan tahu bahwa engkau bersendau gurau dalam beribadah
Kalau pipi orang basah bersimbah tetesan airmata,maka pangkal leher kami bersimbah darah
Atau penatnya kuda dalam hal sia-sia,maka kuda-kuda kami penat dalam sengitnya perang
Bau harum wewangian kalian sedangkan wewangian kami adalah kepulan debu kaki–kaki kuda
Sungguh telah datang ucapan nabi kita,ucapan yang tidak ada dusta
Tidak sama antara debu kuda Alloh pada hidung seseorang dengan asap neraka yang menyala-nyala
Orang yang mati syahid itu tidak mati
Maroji’: aljihad sabiluna, Abdul Baqi Romdlun
Mujahid adalah orang yang berjihad di medan perang melawan musuh-musuh Alloh dimana hanya ada satu di antara dua kemungkinan baginya yaitu membunuh atau terbunuh. Sementara qoidun adalah orang yang duduk artinya duduk tidak berjihad, hidupnya dihabiskan untuk beribadah atau tholabul ilmi dan lainnya.
Seorang ulama, ahli hadits dan mujahid bernama Abdulloh bin Mubarok memberi nasehat kepada Fudhoil bin Iyadl yang sering disebut imamul haromain. Ia adalah seorang ulama sekaligus imam di masjidil harom yang apabila membacakan ayat alquran di saat mengimami jamaah maka bacaannya akan membuat mereka bercucuran air mata, akan tetapi ia belum pernah terjun ke kancah jihad fisabilillah. Maka Abdulloh bin Mubarok mengirim surat nasehat kepadanya :
ياَعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ إنْ أبْصَرْتَنَا لَعَلِمْتَ أنَّكَ بِالْعِبَادَةِ تَلْعَبُ
منْ كَانَ يَخْضَبُ خَدُّهُ بِدُمُوْعِهِ فَنُحُوْرُنا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَّبُ
أوْ كَانَ يَتْعَبُ خَيْلهُ فِى بَاطِلٍ فَخُيُوْلُنَا يَوْمَ الصَّبِيْحَةِ تَتْعَبُ
ريْحُ الْعَبِيْرِ لَكُمْ وَنَحْن عَبِيْرُنَا وَهْجُ السَّنَابِكِ وَالْغُبَارُ الأَطْيَبُ
وَلَقَدْ أتَانَا مِنْ مَقَالِ نَبِيِّناَ قَوْلٌ صَحِيْحٌ صَادِقٌ لاَ يَكْذِبُ
لا يَسْتَوِى غَبَارُ خَيْلِ الله فِى أنْفِ امْرِئٍ وَدُخَانُ نَارٍ تَلْهَبُ
هذَا كِتَابُ الله يَنْطِقُ بَيْنَنَا لَيْسَ الشَّهِيْدُ بِمَيِّتٍ لاَ يَكْذِبُ
Wahai orang yang beribadah di Haromain,andaikata engkau melihat kami
Niscaya engkau akan tahu bahwa engkau bersendau gurau dalam beribadah
Kalau pipi orang basah bersimbah tetesan airmata,maka pangkal leher kami bersimbah darah
Atau penatnya kuda dalam hal sia-sia,maka kuda-kuda kami penat dalam sengitnya perang
Bau harum wewangian kalian sedangkan wewangian kami adalah kepulan debu kaki–kaki kuda
Sungguh telah datang ucapan nabi kita,ucapan yang tidak ada dusta
Tidak sama antara debu kuda Alloh pada hidung seseorang dengan asap neraka yang menyala-nyala
Orang yang mati syahid itu tidak mati
Maroji’: aljihad sabiluna, Abdul Baqi Romdlun
Langganan:
Postingan (Atom)